Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENYAKIT Alzheimer dan demensia merupakan dua jenis penyakit degeneratif pada lansia yang membuat penderitanya mengalami gejala penurunan daya ingat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir, hingga perubahan perilaku. Gejala-gejala tersebut membuat kedua penyakit itu sulit untuk dibedakan, terutama bagi orang awam. Lantas, apa perbedaan Azheimer dan demensia?
Perlu diketahui bahwa demensia bukanlah sebuah penyakit tunggal, melainkan istilah untuk kumpulan gejala yang berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif yang memengaruhi aktivitas sehari-hari penderitanya, seperti kemampuan dalam berkomunikasi, berpikir, bersosialisasi, dan daya ingat.
Sementara itu, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling umum. Alzheimer adalah gangguan yang memengaruhi fungsi kognitif, di mana penderitanya dapat mengalami masalah pada ingatan, perilaku, dan kemampuan dalam berpikir.
Baca juga : Membangun Kesadaran di Hari Alzheimer Sedunia: Memahami Penyakit dan Dampaknya
Perbedaan Alzheimer dan demensia selengkapnya dapat dilihat dari segi penyebab, gejala, dan pengobatannya. Berikut masing-masing penjelasannya.
Perbedaan demensia dan penyakit Alzheimer yang pertama bisa dilihat dari penyebabnya.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab penyakit Alzheimer. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya endapan atau penumpukan plak amiloid dan protein tau di dalam otak, sehingga suplai nutrisi menuju otak terhambat dan menyebabkan kebutuhan nutrisi pada otak tidak terpenuhi. Kondisi ini juga bisa dipengaruhi oleh kelainan genetik dan gaya hidup.
Baca juga : Di Bulan Alzheimer Sedunia, ADI dan Alzi Serukan Peningkatkan Kesadaran dan Pengurangan Stigma
Penyebab demensia bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Salah satu penyebabnya adalah mengidap penyakit degeneratif seperti penyakit Alzheimer, Parkinson, dan Huntington. Berikut adalah jenis-jenis demensia dan penyebabnya :
Adapun kondisi lain yang juga dapat menyebabkan demensia, antara lain :
Jika dilihat sekilas, gejala penyakit Alzheimer dan demensia hampir sama, yakni gangguan ingatan, kesulitan berkomunikasi, perubahan perilaku, dan penurunan kemampuan berpikir. Hal ini terjadi karena penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia.
Baca juga : Mengenal Penyakit Demensia, Ini yang Perlu Anda Ketahui
Beberapa gejala yang ditunjukkan oleh penderita penyakit Alzheimer atau demensia Alzheimer adalah sebagai berikut :
Sementara itu, gejala-gejala pada jenis demensia lainnya yang membedakannya dengan penyakit Alzheimer adalah sebagai berikut.
1. Gejala demensia vaskular:
Baca juga : Deretan Artis dan Selebritas yang Terkena Penyakut Alzheimer
2. Gejala demensia Lewy body:
3. Gejala demensia frontotemporal:
Perbedaan Alzheimer dan demensia berikutnya adalah dari pengobatannya. Namun, perlu diketahui bahwa penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan secara total, sehingga pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meringankan gejala serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Sementara itu, pengobatan demensia tergantung dari penyebab dan jenisnya.
Penyakit Alzheimer adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan secara total, hanya saja gejalanya bisa diringankan melalui penggunaan obat-obatan penghambat kolinesterase seperti donepezil, rivastigmine, dan lain-lain.
Pengobatan ini dilakukan untuk mengatasi masalah tidur, perubahan perilaku, depresi, dan hilangnya memori pada penderita.
Menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga asupan makanan dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup diketahui dapat meringankan gejala yang dialami penderita.
Pengobatan demensia berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Misalnya, pasien dengan demensia vaskular biasanya akan diberikan obat penurun tekanan darah dan kolesterol, serta obat-obatan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
Sedangkan pada pasien dengan demensia Lewy body, dokter biasanya juga akan meresepkan obat penghambat kolinesterase.
Sementara itu, pada pasien dengan demensia frontotemporal, hanya dapat diberikan obat antipsikotik dan antidepresan sebab sampai saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan atau memperlambat perburukan penyakitnya.
Berikut merupakan informasi mengenai perbedaan Alzheimer dan demensia. Kedua penyakit yang sama-sama menyerang fungsi otak ini merupakan kondisi yang perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin dari dokter.
Maka dari itu, jika terdapat anggota keluarga atau kerabat yang mengalami gejala demensia atau penyakit Alzheimer, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. (berbagai sumber/Z-1)
Penelitian mengungkapkan kucing yang menderita demensia mengalami perubahan otak, mirip dengan manusia.
Demensia menyerang jutaan orang di seluruh dunia, menyebabkan penurunan fungsi kognitif yang mengganggu aktivitas sehari-hari
Berbeda dari Alzheimer, FTD lebih sering menyerang usia muda, biasanya antara 40 hingga 65 tahun.
KABAR mengenai kondisi kesehatan aktor legendaris Bruce Willis yang semakin menurun akibat Demensia Frontotemporal (FTD) menarik perhatian publik.
KELUARGA Bruce Willis menghadapi situasi menyedihkan sejak ia didiagnosis mengidap demensia frontotemporal (FTD), keluarga menginformasikan secara terbuka
Aktor legendaris Bruce Willis dilaporkan tidak lagi bisa berbicara, membaca, atau berjalan akibat penurunan kondisi demensia.
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved