Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Alzheimer dan Demensia: Satu Kesatuan atau Terpisah? Ini Perbedaannya

Melani Pau
21/9/2024 13:10
Alzheimer dan Demensia: Satu Kesatuan atau Terpisah? Ini Perbedaannya
Ilustrasi(Freepik)

PENYAKIT Alzheimer dan demensia merupakan dua jenis penyakit degeneratif pada lansia yang membuat penderitanya mengalami gejala penurunan daya ingat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir, hingga perubahan perilaku. Gejala-gejala tersebut membuat kedua penyakit itu sulit untuk dibedakan, terutama bagi orang awam. Lantas, apa perbedaan Azheimer dan demensia? 

Perbedaan Alzheimer dan Demensia

Perlu diketahui bahwa demensia bukanlah sebuah penyakit tunggal, melainkan istilah untuk kumpulan gejala yang berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif yang memengaruhi aktivitas sehari-hari penderitanya, seperti kemampuan dalam berkomunikasi, berpikir, bersosialisasi, dan daya ingat.

Sementara itu, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling umum. Alzheimer adalah gangguan yang memengaruhi fungsi kognitif, di mana penderitanya dapat mengalami masalah pada ingatan, perilaku, dan kemampuan dalam berpikir. 

Baca juga : Membangun Kesadaran di Hari Alzheimer Sedunia: Memahami Penyakit dan Dampaknya

Perbedaan Alzheimer dan demensia selengkapnya dapat dilihat dari segi penyebab, gejala, dan pengobatannya. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Penyebab

Perbedaan demensia dan penyakit Alzheimer yang pertama bisa dilihat dari penyebabnya. 

Penyebab Alzheimer

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab penyakit Alzheimer. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya endapan atau penumpukan plak amiloid dan protein tau di dalam otak, sehingga suplai nutrisi menuju otak terhambat dan menyebabkan kebutuhan nutrisi pada otak tidak terpenuhi. Kondisi ini juga bisa dipengaruhi oleh kelainan genetik dan gaya hidup.

Baca juga : Di Bulan Alzheimer Sedunia, ADI dan Alzi Serukan Peningkatkan Kesadaran dan Pengurangan Stigma

Penyebab Demensia

Penyebab demensia bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Salah satu penyebabnya adalah mengidap penyakit degeneratif seperti penyakit Alzheimer, Parkinson, dan Huntington. Berikut adalah jenis-jenis demensia dan penyebabnya :

  • Demensia vaskular, yang dapat terjadi setelah kondisi stroke.
  • Demensia Lewy body, memiliki gejala yang mirip dengan demensia pada penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
  • Demensia frontotemporal, terjadi karena adanya endapan zat tertentu di bagian samping dan depan otak, sehingga membuat jaringan otak menyusut dan menyebabkan kerusakan sel saraf. Faktor genetik atau keturunan adalah faktor risiko terbesar demensia frontotemporal.

Adapun kondisi lain yang juga dapat menyebabkan demensia, antara lain : 

  • Tumor otak.
  • Diabetes.
  • Keracunan bahan kimia.
  • Kekurangan nutrisi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Gangguan metabolisme.
  • Gangguan pembuluh darah otak.
  • Cedera otak. 

2. Gejala

Jika dilihat sekilas, gejala penyakit Alzheimer dan demensia hampir sama, yakni gangguan ingatan, kesulitan berkomunikasi, perubahan perilaku, dan penurunan kemampuan berpikir. Hal ini terjadi karena penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia. 

Baca juga : Mengenal Penyakit Demensia, Ini yang Perlu Anda Ketahui

Gejala Alzheimer

Beberapa gejala yang ditunjukkan oleh penderita penyakit Alzheimer atau demensia Alzheimer adalah sebagai berikut :

  • Hilang ingatan (amnesia) terhadap keluarga, orang-orang, serta lingkungan sekitarnya, bahkan tidak mengenali tempat yang sudah diketahui sebelumnya.
  • Sering mengulang percakapan atau pertanyaan yang diajukan oleh orang lain.
  • Kesulitan memahami apa yang terjadi di sekitarnya.
  • Mengalami depresi, suasana hati berubah-ubah, dan cenderung menarik diri dari kegiatan sosial.
  • Tidak mampu berpikir, mengambil keputusan, dan kesulitan melakukan aktivitas normal sehari-hari, seperti mandi atau buang air.
  • Sering kehilangan barang karena tidak ingat di mana meletakkannya. 

Gejala Demensia

Sementara itu, gejala-gejala pada jenis demensia lainnya yang membedakannya dengan penyakit Alzheimer adalah sebagai berikut.

1. Gejala demensia vaskular:

Baca juga : Deretan Artis dan Selebritas yang Terkena Penyakut Alzheimer

  • Sulit untuk fokus dan kebingungan mengambil tindakan selanjutnya saat melakukan sesuatu.
  • Mudah merasa gelisah dan perasaan menjadi lebih sensitif.
  • Sulit membuat perencanaan dan menyampaikannya kepada orang lain.
  • Kesulitan dalam berbicara dan memahami isi pembicaraan orang lain.
  • Mudah mengalami depresi.
  • Mudah lupa.
  • Tidak bisa mengontrol keinginan buang air kecil.

2. Gejala demensia Lewy body:

  • Hilang ingatan, sulit fokus, dan tidak teratur saat berbicara.
  • Tremor, otot kaku, gerakan tubuh melambat, dan mudah terjatuh.
  • Kehilangan motivasi.
  • Kesulitan tidur di malam hari.
  • Mengalami halusinasi.
  • Mudah mengalami pusing.
  • Mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit.

3. Gejala demensia frontotemporal:

  • Melakukan gerakan berulang yang tidak normal.
  • Kejang dan kekakuan pada otot.
  • Kesulitan menelan.
  • Penurunan keseimbangan tubuh.
  • Sulit menilai sesuatu dan kurang perhatian.
  • Sering memasukkan benda asing ke dalam mulut.
  • Sulit memahami perkataan orang lain.
  • Sering muncul tindakan-tindakan yang impulsif karena hilangnya kemampuan dalam mengontrol diri saat berinteraksi dengan orang lain.

3. Pengobatan

Perbedaan Alzheimer dan demensia berikutnya adalah dari pengobatannya. Namun, perlu diketahui bahwa penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan secara total, sehingga pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meringankan gejala serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya. 

Sementara itu, pengobatan demensia tergantung dari penyebab dan jenisnya.

Pengobatan Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan secara total, hanya saja gejalanya bisa diringankan melalui penggunaan obat-obatan penghambat kolinesterase seperti donepezil, rivastigmine, dan lain-lain. 

Pengobatan ini dilakukan untuk mengatasi masalah tidur, perubahan perilaku, depresi, dan hilangnya memori pada penderita.

Menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga asupan makanan dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup diketahui dapat meringankan gejala yang dialami penderita.

Pengobatan Demensia

Pengobatan demensia berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Misalnya, pasien dengan demensia vaskular biasanya akan diberikan obat penurun tekanan darah dan kolesterol, serta obat-obatan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. 

Sedangkan pada pasien dengan demensia Lewy body, dokter biasanya juga akan meresepkan obat penghambat kolinesterase. 

Sementara itu, pada pasien dengan demensia frontotemporal, hanya dapat diberikan obat antipsikotik dan antidepresan sebab sampai saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan atau memperlambat perburukan penyakitnya.

Berikut merupakan informasi mengenai perbedaan Alzheimer dan demensia. Kedua penyakit yang sama-sama menyerang fungsi otak ini merupakan kondisi yang perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin dari dokter.

Maka dari itu, jika terdapat anggota keluarga atau kerabat yang mengalami gejala demensia atau penyakit Alzheimer, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. (berbagai sumber/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya