Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama International Council of Local Environmental Initiative (ICLEI) meluncurkan program baru bertajuk SIRA (Social Inclusive Resilience in Asia) di Indonesia. Peluncuran program ini berlangsung pada hari terakhir Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (Adexco) 2024, yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Sabtu (14/9).
Program SIRA bertujuan untuk meningkatkan ketahanan iklim melalui langkah-langkah antisipasi, pencegahan, dan pemulihan terhadap dampak perubahan iklim, yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, sosial, dan demografi yang pesat.
Program ini akan melaksanakan empat pendekatan utama. Pertama, akan dilakukan identifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan praktisi iklim di empat negara target, termasuk Indonesia. Kedua, akan disusun modul dan pendekatan pelatihan yang disesuaikan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dan praktisi iklim lokal dalam mendukung pembangunan perkotaan yang berketahanan iklim dan inklusif secara sosial.
Baca juga : BNPB Sebut Sekitar 1.400 Bencana Terjadi di Indonesia Per September 2024
Ketiga, program ini akan fokus pada peningkatan kapasitas dan melibatkan kelompok-kelompok rentan terhadap perubahan iklim, seperti perempuan, dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah. Keempat, SIRA akan memperluas dan menyebarluaskan pembelajaran dari penguatan kapasitas di negara-negara Asia Pasifik melalui jaringan dan konferensi di tingkat nasional, regional, dan global.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, menyatakan dampak bencana alam semakin nyata dan sistemik. Namun, di tengah tantangan tersebut terdaoat peluang besar untuk memperkuat kota dan kabupaten agar lebih tangguh, lebih siap, dan lebih inklusif dalam menghadapi masa depan
“Kunci dari resiliensi bukan hanya terletak pada kebijakan atau infrastruktur semata, tetapi pada masyarakatnya," ungkapnya.
ICLEI SEAS Indonesia merupakan bagian dari jaringan global ICLEI (Local Governments for Sustainability), yang berfokus pada pengurangan emisi, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan pengembangan ekonomi hijau. ICLEI global, yang didirikan pada tahun 1990, telah bekerja sama dengan lebih dari 2.500 kota dan wilayah di lebih dari 125 negara.
Di Indonesia, ICLEI SEAS berkolaborasi dengan berbagai kota dan kabupaten untuk mendorong kebijakan lingkungan dan memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi tantangan keberlanjutan. (Z-8)
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Krisis iklim menuntut semua sektor bertindak cepat, termasuk industri properti yang menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar.
Menko AHY paparkan tiga langkah konkret atasi urbanisasi dan krisis iklim global di Forum BRICS, fokus pada keadilan sosial, lingkungan, dan infrastruktur berkelanjutan.
Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.
Kawasan Asia Tenggara, yang menyimpan 15% hutan tropis dunia dan hampir 20% spesies tumbuhan dan hewan global, menghadapi potensi kehilangan hingga 50% spesies terestrial pada 2100.
Saat bauran energi terbarukan hanya mencapai 15% pada tahun 2024, laju penambahan pembangkit energi terbarukan tercatat hanya mencapai 3.2 Gigawatt dari 2018 hingga 2023.
PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, telah menjalankan langkah-langkah antisipatif menghadapi ancaman perubahan iklim sejak 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved