Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SEBANYAK 60 unit Air Quality Monitoring System (AQMS) rencananya akan dipasang di titik-titik rawan di seluruh Indonesia.
Tujuannya, adalah untuk meningkatkan akses informasi mengenai kualitas udara, terutama di tengah tingginya aktivitas industri dan tingginya jumlah kendaraan bermotor.
Chief Executive Officer GreenTeams Wilson Sutarko menjelaskan, dengan teknologi ini, Indonesia akan memiliki alat yang lebih kuat dalam menghadirkan data terkait tantangan perbaikan kualitas udara, terutama di lokasi-lokasi strategis dengan tingkat polusi yang tinggi.
Baca juga : Pakar: Lindungi Kesehatan, Industri Baja Perlu Beralih ke Tungku Ramah Lingkungan
Pemasangan alat ini merupakan hasil kerjasama GreenTeams dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
GreenTeams akan memasang 25 dari 60 unit AQMS di beberapa titik tersebut yang rawan akan kebakaran dan memiliki aktivitas yang berkaitan dengan tingkat kualitas udara.
“AQMS dari GreenTeams akan menyediakan data yang komprehensif dan akurat yang akan digunakan oleh pemerintah, organisasi lingkungan, dan industri untuk memantau polusi udara, mendukung pengambilan keputusan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan,” jelas Wilson di Jakarta.
Baca juga : Satgas Pencemaran Udara Awasi 32 Perusahaan di Jabodetabek
Wilson juga menyatakan bahwa GreenTeams akan terus bekerja sama dengan KLHK dalam tahapannya, mulai dari pemasangan, monitoring, evaluasi, dan hingga perawatan alat pemantauan udara.
Penambahan AQMS dari GreenTeams ini semakin memperkuat komitmen KLHK yang saat ini sudah memiliki 56 stasiun AQMS di beberapa wilayah dalam menyediakan informasi kualitas udara yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat melalui situs web https://ispu.menlhk.go.id/ dan Aplikasi ISPUNet yang dapat diunduh bagi pengguna Android dan IOS.
Dengan adanya data kualitas udara yang lebih akurat dan terkini ini, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang lebih cepat dan efektif dalam mengatasi polusi, khususnya dalam pencegahan polutan berbahaya.
Baca juga : Perlu Tindakan Kuratif dan Preventif Agar Masyarakat Jakarta dan Sekitarnya Hirup Udara Segar
Keterlibatan masyarakat dalam memahami kandungan udara yang mereka hirup cukuplah penting.
Pertama meski terlihat bersih, udara bisa mengandung gas berbahaya seperti nitrogen dioksida (NO2), dan sulfur dioksida (SO2) serta partikel berukuran kecil (PM2.5) yang dapat membahayakan kesehatan.
“Jika masyarakat terus-menerus terpapar udara dengan kualitas yang tidak baik atau di level tidak aman, mereka berisiko mengalami masalah pernapasan serius,” ungkap dia.
Baca juga : KLHK Kembangkan Sistem Pemantauan Lingkungan Air dan Udara
Ia menjelaskan, mereka juga dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas udara. Informasi kualitas udara ambien yang transparan juga dapat memperkuat dukungan publik terhadap inisiatif hijau bagi lingkungan.
“Dengan akses informasi yang lebih transparan, masyarakat menjadi lebih sadar dan proaktif dalam melindungi diri serta mendukung upaya pengurangan emisi,” tambah dia.
Dalam informasi terbarunya KLHK bahkan memprediksi wilayah Jabodetabek akan terus mengalami kualitas udara yang tidak baik hingga September.
Dengan situasi ini, lanjut Wilson, pihaknya siap mendukung kebijakan dan regulasi lingkungan dengan menyediakan data yang dapat digunakan pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam mengendalikan polusi udara. Misalnya, dengan memahami distribusi dan konsentrasi polutan di berbagai wilayah, pemerintah dapat menetapkan kebijakan zonasi udara bersih atau memperketat standar emisi bagi industri.
Adapun PP No. 22 Tahun 2021, yang mengatur Baku Mutu Udara Ambien untuk partikulat seperti PM2.5 dan PM10.
“Kami pastikan AQMS GreenTeams adalah salah satu alat pemantauan yang memenuhi persyaratan pemantauan kualitas udara ambien dengan menyediakan data kualitas udara secara real-time dengan akurasi tinggi yang memerlukan pengukuran selama 24 jam dengan metode aktif kontinyu,” kata dia. (Z-10)
KLH KLH akan memberlakukan pengawasan ketat terhadap 4 ribu cerobong asap di 48 kawasan industri sekitar Jabodetabek. Hal itu dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Warga dapat mengakses informasi kualitas udara Jakarta secara real-time melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI)
Berdasarkan pantauan pada pukul 05.40 WIB, Indeks Kualitas Udara di Jakarta berada pada angka 153 dan partikel halus berdiameter 2,5 mikro meter di angka 58 mikrogram per meter kubik.
Penggunaan BBM euro 4 bisa menekan beban polusi udara Jabodetabek secara signifikan karena bisa menurunkan hampir 90% polutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved