Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR kesehatan lingkungan Universitas Indonesia (UI) Prof Budi Haryanto menegaskan sudah saatnya industri baja di Tanah Air beralih menggunakan tungku lebih ramah lingkungan.
Pasalnya, induction furnace yang diperkirakan masih digunakan pada beberapa industri dinilai memperburuk kualitas udara yang pada akhirnya berdampak pula bagi kesehatan manusia.
Pernyataan Budi terkait penggunaan induction furnace (tungku induksi) yang sudah dilarang di berbagai negara, termasuk Tiongkok.
Bahkan terakhir, Pemerintah Kota San Simon di Filipina juga melarang penggunaan tungku induksi, setelah adanya laporan penyakit pernafasan di desa-desa di dekat industri baja.
Baca juga: Sinar Mas Land Terapkan Prinsip Berkelanjutan di Kota Deltamas
“Makanya, industri baja di Tanah Air pun harus lebih ramah lingkungan. Sebab, jika proses produksi menghasilkan polutan PM 2,5, maka efek jangka panjangnya bisa memunculkan penyakit-penyakit yang menyerang berbagai organ, seperti paru-paru, jantung, sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan otak dan sebagainya. Bahkan, juga sistem peredaran darah dan sistem reproduksi,” tegas Budi.
PM 2,5 dimaksud, yang diperkirakan banyak dihasilkan induction furnace, adalah partikel udara berukuran lebih kecil atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
Menurut Budi, PM 2,5 berisi berbagai material, senyawa kimia atau berbagai gas, tergantung pada sumbernya. “Termasuk juga metal. Meski kalau sudah menjadi polusi udara tidak bisa spesifik karena bercampur dengan udara,” imbuhnya.
Baca juga: KLHK: Teknologi Ramah Ozon Tingkatkan Daya Saing Industri
Budi menambahkan, dalam jangka panjang, PM 2,5 memang punya dampak buruk. Termasuk kemungkinan mutasi DNA, gangguan janin, jantung, dan bahkan kematian dini.
“Semua sangat memungkinkan. Karena di dalam tubuh, material di dalam polusi udara akan menyebar sesuai target organnya. Misalnya, kalau merusak sistem syaraf pusat, kaitannya dengan kecerdasan dan semua yang berhubungan dengan otak, termasuk stroke. Terhadap organ lain juga begitu. Bisa menyebabkan kanker paru-paru, gangguan reproduksi, dan sebagainya,” kata dia.
Lebih dari itu, mengingat induction furnace tidak bisa menyedot asap dan debu, Budi tidak menepis dampak kesehatan juga terjadi dalam jangka pendek.
Baca juga: Industri Hilir dan Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia Jadi Kunci Manfaatkan Peluang
“Asap dan debu berukuran lebih besar dan reaksinya bisa langsung terhadap mata dan kulit. Selain itu, juga bisa menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Efeknya langsung, jangka pendek, seperti kita menghirup asap dari kebakaran hutan,” jelasnya.
Dalam kaitan itu, Budi sependapat industri memang harus beralih ke tungku lebih ramah lingkungan, termasuk electric arc furnace. Terlebih, pekan lalu Kementerian Perindustrian pun menyatakan untuk melakukan penyempurnaan terkait langkah-langkah strategis untuk mencapai target net zero emission (NZE). Bahkan, Kemenperin juga ingin sektor industri bisa mencapai NZE lebih cepat 10 tahun, yakni pada 2050.
“Makanya harus dibarengi dengan tindakan terhadap industri, termasuk industri baja agar lebih ramah lingkungan. Perlu ketegasan, karena dampaknya besar sekali, termasuk kesehatan manusia,” tutup Budi. (RO/S-2)
MASA depan kayu dinilai bukan hanya sebagai material bangunan, tetapi juga sebagai sumber energi terbarukan.
Serikat Pekerja menuntut agar kebijakan yang diambil tetap berpijak pada prinsip kedaulatan, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekonomi.
Lighting Experience Days 2025 ini untuk meningkatkan keterampilan pelaku industri tata cahaya dan memperluas jaringan.
STARTUP Indonesia Nosuta membuka jalan bagi mahasiswa kehutanan untuk berkarier di Jepang. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Indonesia berada di persimpangan antara pertumbuhan keuangan digital dan meningkatnya minat investor regional — ini momentum penting bagi industri kripto lokal.
Endress+Hauser, perusahaan instrumentasi pengukuran, layanan, serta rekayasa proses industri, merelokasi kantor cabang Medan ke lokasi yang lebih strategis.
Jika di Jawa Timur ada industri besi dan logam Ngingas-Sidoarjo Kalsel juga memiliki industri besi dan logam Nagara (Daha) di Hulu Sungai Selatan.
EKONOMI Indonesia tumbuh sebesar 5,05% di tahun 2023 secara c to c. Diketahui, lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan atau manufaktur.
Upaya GRP juga menjadi cermin bahwa industri manufaktur nasional makin percaya diri untuk memperluas pasar ekspornya di kancah global.
Para perajin lokal menyesalkan bahwa seni ukir logam ini masih kurang dihargai di dalam negeri dan kurang mendapat dukungan dari pemerintah.
Perusahaan optimistis dapat mendukung proyek-proyek energi terbarukan berkat produk-produk yang dihasilkan dengan prinsip memperhatikan lingkungan.
Sebagai salah satu pemain utama dalam industri baja, GGRP mampu mencatatkan penjualan US$945,5 juta pada 2022 dengan volume penjualan sekitar 7% dari konsumsi baja di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved