Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
INDONESIA merupakan negara risiko tinggi terhadap bencana. Adanya kejadian bencana, merupakan sebuah kerugian negara. Karenanya, perlu antisipasi dalam mengatasi kerugian tersebut. Untuk mengatasi tantangan fiskal ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah meluncurkan Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PRB) pada tahun 2018, sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan negara yang lebih tangguh terhadap bencana.
Baca juga : Melebar Tahun Ini, Defisit Anggaran Tahun Depan tak Terpengaruh
Ketua Pokja Pendanaan Risiko Bencana Pembiayaan Asuransi Risiko Bencana Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Rita Helbra Tenrini menyatakan, strategi PRB bertujuan untuk memberikan alternatif pembiayaan yang inovatif dan efektif untuk membantu APBN dalam menangani bencana. Sebelumnya, pembiayaan bencana di Indonesia hanya bergantung pada satu instrumen, yaitu APBN dan APBD, yang bersifat reaktif dan kurang fleksibel.
“Dengan adanya Strategi PRB, skema pembiayaan telah mengalami transformasi menjadi kombinasi dari berbagai instrumen keuangan yang bersifat proaktif dan responsif,” kata Rita dalam diskusi yang diikuti secara daring, Senin (9/9).
Salah satu inovasi utama dalam Strategi PRB adalah pembentukan Pooling Fund Bencana (PFB), yang dikenal sebagai dana bersama penanggulangan bencana. PFB berfungsi untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana secara proaktif sebelum terjadinya bencana. Regulasi untuk PFB diatur melalui Peraturan Presiden nomor 75 tahun 2021, dan pengelolaannya dilakukan oleh Unit Pengelola Dana di Kementerian Keuangan dengan pola Badan Layanan Umum (BLU), yang memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan dana.
Baca juga : Menkeu: Pemerintah Mulai Buat Postur Anggaran 2025
“Hingga saat ini, PFB telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp7,3 triliun rupiah. Dana ini akan digunakan untuk program penanggulangan bencana, mulai dari fase prabencana, tanggap darurat, hingga pasca bencana. Selain itu, Indonesia juga telah mengimplementasikan berbagai asuransi seperti asuransi barang milik negara, asuransi pertanian, dan asuransi nelayan untuk melindungi kelompok rentan terhadap bencana,” beber dia.
Adapun, strategi PRB memiliki empat prinsip utama, yakni ketepatan waktu dan besaran dana, layering risiko dan bauran kebijakan, ketepatan penyaluran dana, serta pengumpulan data dan informasi yang akurat. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memastikan pembiayaan bencana yang tepat, efisien, dan berkelanjutan.
Namun, pemerintah tidak berhenti pada inovasi ini saja. Strategi PRB terus berkembang, dengan fokus pada peningkatan kerja sama internasional untuk mengadopsi instrumen keuangan terbaru dan memperkaya strategi pembiayaan bencana di Indonesia. “Pemerintah daerah juga didorong untuk meningkatkan kesadaran akan risiko bencana di wilayah mereka dan berpartisipasi dalam PFB untuk memanfaatkan manfaat dari pengumpulan dana tersebut,” pungkasnya. (Ata/M-4)
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan wawasan mengenai pentingnya identifikasi dan pengelolaan risiko dalam menjalankan usaha, terutama di sektor kuliner.
dr Ika menghimbau untuk memperhatikan apakah ada luka gores pada kaki sebelum hendak melakukan terapi ikan.
Salah satu indikator utama fundamental yang baik BRI tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 yang mencapai 9,6% YoY.
Olahraga malam hari memberikan manfaat dan juga memiliki risiko. Simak penjelasannya berikut.
Rutin berolahraga minimal 30 menit dengan frekuensi 3-4 kali per minggu juga menjadi salah satu cara gaya hidup sehat jika ada riwayat diabetes.
MEMASUKI pekan terakhir bulan Agustus 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah peristiwa bencana hingga Selasa (26/8) pukul 07.00 WIB.
Aktor respons bukan hanya para pegiat kemanusiaan, tetapi para pelaku usaha berperan penting untuk hadir memulihkan kehidupan masyarakat saat dan pasca bencana.
Penguatan AMPD ini selaras dengan Flagship KITATANGGUH yang tengah dikembangkan Kemenko PMK.
Peralatan penanggulangan bencana masih terus disiapkan.
Ke-65 titik itu tersebar di 28 desa/kelurahan yang ada di 11 kecamatan. 33 di antaranya adalah bencana banjir, 15 bencana longsor dan 17 titik bencana angin kencang.
BMKG mengimbau warga di sembilan kabupaten/kota di Sulawesi Utara mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga 12 Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved