Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
RABIES merupakan salah satu penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, dan disebabkan oleh virus rabies yang termasuk dalam genus Lyssavirus dari famili Rhabdoviridae. Anjing peliharaan menjadi sumber utama virus rabies, bertanggung jawab atas lebih dari 99% kasus kematian pada manusia yang disebabkan gigitan anjing yang terinfeksi.
Penularan virus ini umumnya terjadi melalui air liur hewan yang terinfeksi rabies, yang masuk ke tubuh manusia melalui luka gigitan atau cakaran, serta paparan langsung pada permukaan mukosa seperti mulut atau mata. Virus rabies tidak mampu menembus kulit yang utuh.
Setelah memasuki tubuh, virus ini akan bergerak menuju otak, tempat di mana virus akan bereplikasi lebih lanjut dan mulai menimbulkan gejala. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies merupakan penyakit yang endemik di semua benua.
Baca juga : Kenali Gejala Rabies dan Ciri-ciri Penyakit Rabies
Dari puluhan ribu kasus kematian akibat rabies yang terjadi setiap tahun, 95% di antaranya dilaporkan terjadi di wilayah Asia dan Afrika.
Anjing merupakan hewan utama yang bertindak sebagai penular virus rabies. Namun, hewan lain seperti kelelawar, kucing, dan kera juga dapat menjadi pembawa virus dan menularkannya kepada manusia.
Virus ini dapat menyebar melalui air liur yang mengandung virus rabies, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung dengan mukosa. Hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang belum mendapatkan vaksin rabies.
Baca juga : Zoonosis dan Perubahan Iklim
Gejala rabies dapat muncul dalam jangka waktu yang bervariasi, mulai dari 5 hari hingga sekitar satu tahun setelah terpapar. Namun, gejala paling umum muncul sekitar 30-90 hari setelah seseorang tergigit hewan yang terinfeksi.
Gejala dapat muncul lebih cepat jika lokasi gigitan atau cakaran dekat dengan otak, seperti pada bagian kepala, leher, atau dada. Gejala awal yang sering muncul meliputi demam, menggigil, kesemutan, sakit kepala, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan.
Gejala yang lebih serius kemudian dapat muncul, seperti kram otot, kesulitan bernapas, halusinasi, dan bahkan koma, yang menunjukkan infeksi rabies semakin parah.
Baca juga : Sebagian Besar Ditularkan Anjing, Ini Ciri, Tingkat Keparahan, dan Penanganan Rabies
Jika seseorang terpapar virus rabies, langkah penanganan utama adalah melalui serangkaian suntikan yang berfungsi untuk mencegah berkembangnya infeksi. Suntikan yang diberikan berisi rabies immunoglobulin, yang membantu tubuh membentuk antibodi spesifik untuk melawan virus rabies.
Selain itu, vaksin rabies diberikan dalam lima kali suntikan yang dijadwalkan selama 14 hari. Mendapatkan vaksin rabies sesegera mungkin setelah terkena gigitan hewan adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi.
Proses ini dimulai dengan perawatan dan pembersihan luka oleh dokter, diikuti dengan pemberian imunoglobulin rabies, dan dilanjutkan dengan vaksinasi.
Baca juga : Tema Hari Rabies Sedunia 2024: "Breaking Rabies Boundaries" untuk Eliminasi Rabies Global
Virus rabies ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi dan biasanya melalui gigitan. Virus ini juga dapat masuk melalui luka terbuka atau kontak dengan selaput lendir seperti mata dan mulut. Namun, virus ini tidak dapat melewati kulit yang masih utuh.
Di Amerika Serikat, hewan-hewan seperti rakun, anjing hutan, kelelawar, sigung, dan rubah menjadi pembawa utama virus rabies. Bahkan, kelelawar pembawa rabies telah ditemukan di seluruh 48 negara bagian yang saling berbatasan.
Meskipun semua mamalia dapat terinfeksi dan menularkan virus rabies, hewan pengerat kecil seperti kelinci jarang terinfeksi dan lebih jarang lagi menularkan rabies kepada manusia. Dalam kasus yang sangat jarang, rabies dapat ditularkan dari manusia ke manusia, misalnya melalui transplantasi organ dari donor yang terinfeksi.
Mengingat risiko penularan dan dampak fatal yang dapat ditimbulkan, tindakan pencegahan dan penanganan segera sangat penting. Melalui vaksinasi pada hewan peliharaan, edukasi mengenai bahaya rabies, serta respons medis yang cepat dan tepat, ancaman rabies dapat diminimalkan secara signifikan. (halodoc/kemkes/hallosehat/alodokter/Z-3)
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 6 orang di Ambon dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi gigitan anjing rabies dalam sebulan terakhir.
Apakah anjing atau kucing kesayangan Anda benar-benar aman dari rabies? Ternyata tidak. Para ahli memperingatkan bahwa hewan peliharaan di rumah tetap berisiko tinggi tertular rabies
Rabies adalah penyakit mematikan yang menyerang sistem saraf dan dapat ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau air liur hewan terinfeksi.
Seorang warga Michigan meninggal dunia setelah menerima transplantasi organ di Ohio pada Desember 2024, yang kemudian dikonfirmasi terinfeksi rabies dari donor organ.
Khusus rabies, tidak termasuk dalam tes sebelum transplantasi. Sebagian karena tes untuk penyakit itu memakan waktu terlalu lama dan infeksinya sangat jarang terjadi pada manusia.
Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Kasus Rabies guna meningkatkan kesadaran serta memperkuat upaya pencegahan rabies
Ada pergeseran gejala rabies pada hewan penular, salah satunya anjing. Hal itu disampaikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali.
Hidrofobia merupakan salah satu gejala rabies yang paling parah yang dapat menyebabkan penderita panik, takut minum air, dan dapat berujung pada kematian.
Rabies dapat menyebabkan kematian. Penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved