Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ADA pergeseran gejala rabies pada hewan penular, salah satunya anjing. Hal itu disampaikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali. Mereka menjelaskan bahwa virus rabies yang sudah mengalami sedikit mutasi sehingga gejala klinis rabies berubah,
Ketua PDHI Bali I Dewa Made Anom menjelaskan apabila anjing terinfeksi virus rabies, gejala yang muncul, di antaranya keluar air liur secara terus menerus, takut air dan cahaya, lebih protektif atau kerap bersembunyi, dan ekor yang masuk ke dalam tubuhnya.
Dari pengalaman di lapangan yang diamati sekitar 10 tahun terakhir, anjing yang secara klinis terlihat baik, tetapi setelah diobservasi satu hingga dua hari baru muncul gejala klinis rabies.
Baca juga : Palestival Ubud 2024, Harmoni Perayaan Budaya Palestina di Bali
"Riset (pergeseran) itu belum ada yang menyatakan, dari buku teks saat kuliah sudah jauh berbeda, makanya kami lebih berhati-hati menangani anjing, karena tidak sesuai buku teks (teori) lagi,"katanya.
Provinsi Bali merupakan wilayah yang belum bebas dari rabies dan jumlah populasi anjing di Bali cukup banyak. Dewa menambahkan pergeseran gejala klinis itu bukan disebabkan vaksinasi rabies, namun diperkirakan karena perkembangan cuaca yang menyebabkan virus rabies bermutasi.
Dewa menambahkan selain gejala klinis tersebut, ciri-ciri anjing yang terinfeksi virus rabies, di antaranya terjadi penurunan nafsu makan, menjadi agresif dengan menggigit semua benda di dekatnya.
Anjing yang positif rabies, imbuh dia, dominan akan mengejar manusia, meskipun anjing yang negatif rabies juga melakukan hal serupa karena merasa wilayah (teritorial) mereka terancam sesuai karakter anjing
umumnya. Untuk itu, Dewan menekankan vaksinasi antirabies kepada HPR, baik hewan peliharaan maupun anjing liar yang dapat dilakukan masyarakat minimal satu tahun sekali vaksinasi. (Ant/H-3)
Rabies dapat menyebabkan kematian. Penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023 di DKI Jakarta
Hasil pemeriksaan di lapangan tidak ada satupun kasus gigitan yang ditentukan positif rabies.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023 di DKI Jakarta.
Rabies merupakan penyakit akut yang menyerang saraf, disebabkan oleh Lyssavirus yang terdapat pada air liur hewan penular rabies. Menurutnya, penularan rabies 98% disebabkan oleh anjing.
Tidak hanya anjing, virus rabies juga dapat ditularkan oleh beberapa hewan lain, termasuk tikus, monyet, rakun, kuda, kucing, dan kelelawar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved