Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Diduga Mutasi Virus, Dokter Hewan  di Bali Jelaskan Pergeseran Gejala Rabies

Indriyani Astuti
29/9/2024 14:55
Diduga Mutasi Virus, Dokter Hewan  di Bali Jelaskan Pergeseran Gejala Rabies
Mahasiswa Kedokteran Hewan USK memegang kucing liar untuk diberikan vaksin rabies di pasar tradisional Lamdingin, Banda Aceh(ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nym.)

 

ADA pergeseran gejala rabies pada hewan penular, salah satunya anjing. Hal itu disampaikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali. Mereka menjelaskan bahwa virus rabies yang sudah mengalami sedikit mutasi sehingga gejala klinis rabies berubah,

Ketua PDHI Bali I Dewa Made Anom menjelaskan apabila anjing terinfeksi virus rabies, gejala yang muncul, di antaranya keluar air liur secara terus menerus, takut air dan cahaya, lebih protektif atau kerap bersembunyi, dan ekor yang masuk ke dalam tubuhnya.
  
Dari pengalaman di lapangan yang diamati sekitar 10 tahun terakhir, anjing yang secara klinis terlihat baik, tetapi setelah diobservasi satu hingga dua hari baru muncul gejala klinis rabies.

Baca juga : Palestival Ubud 2024, Harmoni Perayaan Budaya Palestina di Bali

"Riset (pergeseran) itu belum ada yang menyatakan, dari buku teks saat kuliah sudah jauh berbeda, makanya kami lebih berhati-hati menangani anjing, karena tidak sesuai buku teks (teori) lagi,"katanya.

Provinsi Bali merupakan wilayah yang belum bebas dari rabies dan jumlah populasi anjing di Bali cukup banyak. Dewa menambahkan pergeseran gejala klinis itu bukan disebabkan vaksinasi rabies, namun diperkirakan karena perkembangan cuaca yang menyebabkan virus rabies bermutasi.

Dewa menambahkan selain gejala klinis tersebut, ciri-ciri anjing yang terinfeksi virus rabies, di antaranya terjadi penurunan nafsu makan, menjadi agresif dengan menggigit semua benda di dekatnya.
  
Anjing yang positif rabies, imbuh dia, dominan akan mengejar manusia, meskipun anjing yang negatif rabies juga melakukan hal serupa karena merasa wilayah (teritorial) mereka terancam sesuai karakter anjing
umumnya. Untuk itu, Dewan menekankan vaksinasi antirabies kepada HPR, baik hewan peliharaan maupun anjing liar yang dapat dilakukan masyarakat minimal satu tahun sekali vaksinasi. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya