Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ADA pergeseran gejala rabies pada hewan penular, salah satunya anjing. Hal itu disampaikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali. Mereka menjelaskan bahwa virus rabies yang sudah mengalami sedikit mutasi sehingga gejala klinis rabies berubah,
Ketua PDHI Bali I Dewa Made Anom menjelaskan apabila anjing terinfeksi virus rabies, gejala yang muncul, di antaranya keluar air liur secara terus menerus, takut air dan cahaya, lebih protektif atau kerap bersembunyi, dan ekor yang masuk ke dalam tubuhnya.
Dari pengalaman di lapangan yang diamati sekitar 10 tahun terakhir, anjing yang secara klinis terlihat baik, tetapi setelah diobservasi satu hingga dua hari baru muncul gejala klinis rabies.
Baca juga : Palestival Ubud 2024, Harmoni Perayaan Budaya Palestina di Bali
"Riset (pergeseran) itu belum ada yang menyatakan, dari buku teks saat kuliah sudah jauh berbeda, makanya kami lebih berhati-hati menangani anjing, karena tidak sesuai buku teks (teori) lagi,"katanya.
Provinsi Bali merupakan wilayah yang belum bebas dari rabies dan jumlah populasi anjing di Bali cukup banyak. Dewa menambahkan pergeseran gejala klinis itu bukan disebabkan vaksinasi rabies, namun diperkirakan karena perkembangan cuaca yang menyebabkan virus rabies bermutasi.
Dewa menambahkan selain gejala klinis tersebut, ciri-ciri anjing yang terinfeksi virus rabies, di antaranya terjadi penurunan nafsu makan, menjadi agresif dengan menggigit semua benda di dekatnya.
Anjing yang positif rabies, imbuh dia, dominan akan mengejar manusia, meskipun anjing yang negatif rabies juga melakukan hal serupa karena merasa wilayah (teritorial) mereka terancam sesuai karakter anjing
umumnya. Untuk itu, Dewan menekankan vaksinasi antirabies kepada HPR, baik hewan peliharaan maupun anjing liar yang dapat dilakukan masyarakat minimal satu tahun sekali vaksinasi. (Ant/H-3)
Apakah anjing atau kucing kesayangan Anda benar-benar aman dari rabies? Ternyata tidak. Para ahli memperingatkan bahwa hewan peliharaan di rumah tetap berisiko tinggi tertular rabies
Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Kasus Rabies guna meningkatkan kesadaran serta memperkuat upaya pencegahan rabies
Hidrofobia merupakan salah satu gejala rabies yang paling parah yang dapat menyebabkan penderita panik, takut minum air, dan dapat berujung pada kematian.
Rabies adalah penyakit zoonosis yang ditularkan melalui gigitan hewan, terutama anjing, yang terinfeksi virus rabies. Penyakit ini mematikan jika tidak segera ditangani.
Rabies dapat menyebabkan kematian. Penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved