Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
RABIES atau dikenal juga sebagai penyakit anjing gila menyedot perhatian masyarakat karena korbannya terus bertambah. Menurut dr. RM Indra, Sp.A(K), dari Divisi Neuropediatri Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sriwijaya/KSM Kesehatan Anak RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, rabies adalah penyakit akibat infeksi virus rabies yang menyerang saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang).
"Rabies disebabkan oleh gigitan oleh hewan penular rabies, namun dapat juga melalui cakaran atau jilatan pada luka terbuka," jelas Indra kepada Media Indonesia.
Di Indonesia, 98% hewan penular rabies adalah anjing, meski dapat juga kucing, kera, kelelawar, rubah atau hewan mamalia darat lainnya. Virus rabies ditemukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Setiap tahun, virus ini menyebabkan sekitar 59.000 kematian.
Baca juga: Satu Lagi Korban Rabies di Timor Tengah Selatan Meninggal, Total 6 Orang
Gejala rabies atau masa inkubasi rabies pada manusia setelah terkena gigitan akan timbul dalam waktu yang sangat bervariasi. "Gejala timbul antara 30-150 hari, namun dalam beberapa kasus gejalanya timbul hanya beberapa hari setelah gigitan," ujarnya.
Gejala rabies pada manusia yang timbul dibagi mejadi beberapa tahap.
Baca juga: Ancaman Rabies Hantui Pemilik dan Hewan Peliharaan
Indra menjelaskan, hewan yang terkena rabies juga menunjukkan gejala yang serupa dengan gejala pada manusia.
Pada tipe dumb, hewan yang terkena rabies tidak menunjukkan agresivitas, tetap tenang hingga masuk fase kelumpuhan meski juga terdapat perubahan perilaku. Sebagian besar anjing akan meninggal dalam 10-14 hari setelah menunjukkan gejala.
Kasus rabies di wilayah NTT yang melonjak memunculkan pertanyaan masyarakat apakah rabies bisa sembuh.
Belum terdapat pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan pasien yang telah terkena rabies yang menunjukkan gejala. Kematian hampir pasti terjadi pada semua kasus.
Segelintir pasien yang selamat dari jutaan kasus rabies juga mengalami kecacatan berat.
Akan tetapi, dengan penanganan yang cepat dan tepat pascagigitan hewan penular rabies, penyakit ini dapat dicegah.
Apabila seseorang digigit oleh hewan rabies yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas, lakukan penanganan luka yang benar, pemberian vaksin dan/atau serum anti rabies, serta mengamankan hewan yang dicurigai.
Penanganan hewan yang dicurigai rabies harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menyebabkan penularan lebih lanjut akibat gigitan.
Baca juga: Rabies Bisa Menular Lewat Luka Terbuka
Sebaiknya lakukan pelaporan kepada petugas setempat, misalnya ke Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan atau pemerintah setempat untuk penangkapan.
Penanganan luka rabies pada awal yang benar dilakukan dengan mencuci dengan sabun pada air yang mengalir. Pencucian dengan sabun ini dilakukan setidaknya selama 15 menit.
Langkah ini sangatlah penting, karena virus rabies dapat diinaktivasi dengan sabun. Setelah pencucian luka, berikan zat antiseptik povidone iodine atau alkohol 70%.
Selanjutnya, segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa oleh petugas kesehatan. Tergantung jenis luka dan status vaksinasi korban, petugas kesehatan akan memutuskan untuk memberikan vaksin anti rabies (VAR) dan/atau serum anti rabies (SAR).
Apabila diberikan, VAR akan disuntik sebanyak empat kali, yaitu saat awal, 7 hari, 21 hari dan 28 hari setelahnya. Semua jadwal penyuntikan harus dipatuhi agar upaya pencegahan dapat berhasil.
Meski penyuntikan masih efektif beberapa hari hingga beberapa minggu setelah gigitan, sebaiknya tetap dilakukan sesegera mungkin. Apabila telah timbul gejala, pemberian VAR sudah tidak efektif dan umumnya penyakit akan berakhir dengan kematian. (H-2)
Apakah anjing atau kucing kesayangan Anda benar-benar aman dari rabies? Ternyata tidak. Para ahli memperingatkan bahwa hewan peliharaan di rumah tetap berisiko tinggi tertular rabies
Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Kasus Rabies guna meningkatkan kesadaran serta memperkuat upaya pencegahan rabies
Ada pergeseran gejala rabies pada hewan penular, salah satunya anjing. Hal itu disampaikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali.
Hidrofobia merupakan salah satu gejala rabies yang paling parah yang dapat menyebabkan penderita panik, takut minum air, dan dapat berujung pada kematian.
Rabies adalah penyakit zoonosis yang ditularkan melalui gigitan hewan, terutama anjing, yang terinfeksi virus rabies. Penyakit ini mematikan jika tidak segera ditangani.
Rabies dapat menyebabkan kematian. Penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Padang Panjang mengambil langkah tegas untuk mencegah penyebaran rabies serta menanggapi keluhan masyarakat terkait anjing liar yang dianggap meresahkan.
PEMERINTAH Kota Padang memantau dengan ketat kondisi kesehatan 22 orang warganya yang menjadi korban gigital anjing positif rabies.
Wamenta Harvick Hasnul Qolbi mengatakan masyarakat punya peran besar melaporkan hewan peliharaan yang memiliki gejala rabies kepada petugas terdekat.
Relasi hewan dan manusia telah berlangsung sejak berabad-abad lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved