Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PERUNDUNGAN dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tidak semata dilakukan senior kepada junior. Namun, sistem yang ada juga bisa "membuli" perserta PPDS. Hal itu disampaikan General and Vascular Surgeon Consultant dr Patrianef Darwis webinar mengenai perundungan PPDS di kanal Youtube Kang Hadi Conscience, Kamis(29/8).
Menurut Patrianef, yang ditakuti seorang residen tidak hanya senior, tapi bisa juga keluarga pasien, perawat, hingga beban kerja yang berat. "Saya dulu pernah dipanggil oleh konsulen saya hanya dari laporan perawatnya. Perawat melaporkan ke konsulen bahwa residen ini, ini, ini. Konsulennya lebih percaya kepada perawatnya daripada laporan saya," katanya.
Selain itu, sistem juga membuat pekerjaan residen sangat banyak. "Kerja administrasi sangat banyak, peng-coding-an, bahkan sampai mendorong pasien," ujar Patrianef.
Baca juga : Kolegium Perlu Susun Standar Pendidikan Profesi untuk Berantas Perundungan PPDS
"Koas juga di tempat-tempat tertentu masih mengantarkan permintaan laboratorium dan menjemput hasil laboratorium. Jadi pelaku bullying bukan hanya konsulen, bukan hanya residen senior, tetapi sistem juga menyebabkan dia dibuli," paparnya.
Patrianef juga mencontohkan akreditasi rumah sakit yang berdampak pada peserta pendidikan dokter maupun perawat. "Akibat dari akreditasi, petugas-petugas administrasi dan petugas di rumah sakit sibuk di depan komputer. Mereka rajin menulis, sehingga secara administrasi semua beres, (tetapi) kerja lapangan mereka suruh kepada peserta didik. Kalau untuk keperawatan ke peserta didik perawat, kalau untuk medis ke peserta didik kedokteran," ungkapnya.
"Saya kira para konsulen tahu bahwa begitu kita visit ke rumah sakit sekarang, (misalnya) ada perawat 10 orang, 9 orang di depan komputer. Kalau di rumah sakit pendidikan, yang mengerjakan di luar admistrasi adalah residen. Ini harus kita perbaiki bersama-sama," jelasnya.
Untuk itu, Patrianef percaya bahwa kasus kematian peserta PPDS dari Undip dr Aulia Risma masalahnya tidak sesederhana akibat perundungan. Namun ada juga faktor pekerjaan yang terlalu banyak. "Pertanggungjawabannya terlalu banyak, uang tidak ada," pungkasnya. (S-1)
Pahami materi bullying: pengertian, jenis, penyebab, dan cara mengatasinya. Edukasi lengkap untuk cegah bullying di sekolah dan lingkungan.
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Film Rumah Untuk Alie akan tayang mulai 17 April 2025 di biskop.
KETUA Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait menyebut tindak kekerasan anak terus bertambah. Bahkan catatan di tahun 2024, meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Melalui ToT Program Tagar Ayo Balas Baik, diharapkan lahir 20 fasilitator baru yang siap menjadi agen perubahan dalam mengampanyekan budaya antikekerasan di dunia pendidikan.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama pada 31 Januari - 2 Februari 2025.
Para pelaut menyampaikan sejumlah pernyataan sikap terkait peringatan hari pelaut sedunia, di antaranya tuntutan adanya peraturan setingkat UU yang melindungi profesi pelaut.
SISWA Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Maccini I/1 di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia diduga karena mengalami perundungan oleh teman sekolahnya.
Sidang menampilkan tiga terdakwa yaitu Taufik Eko Nugroho, Sri Maryani, dan Zara Yupita Azra
Kasus perundungan dan pemerasan PPDS Anestesi Undip Semarang tersebut masih dalam penanganan jaksa penuntut umum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved