Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENGHADAPI situasi kemanusiaan di Gaza saat ini, tidaklah mudah, dan perlu strategi jangka panjang. Tak ada yang bisa memastikan kapan genosida Israel akan berakhir, dan apa yang terjadi pada Palestina pascaagresi tersebut.
Dukungan dari berbagai negara, baik dalam bentuk diplomasi, bantuan kemanusiaan, maupun tekanan politik terhadap pihak-pihak yang terlibat, dapat memainkan peran besar dalam meredakan konflik dan meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan penggalangan dana untuk membantu berbagai krisis kemanusiaan, semakin menguat di tengah masyarakat global. Termasuk dalam merespon isu Timur Tengah, Baznas RI terpapar fenomena fear of missing out (FOMO): di mana banyak pihak, baik individu maupun lembaga, yang merasa “ketinggalan” jika tak ikut menyalurkan sumbangan melalui instansi yang berdiri sebagai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011.
Baca juga : Baznas, Zakatnomics dan Penguatan Diplomasi Kemanusiaan RI di Timur Tengah
Salah satu faktor yang mendorong hal itu adalah, Indonesia menduduki peringkat pertama world giving index dari Charities Aid Foundation (CAF) sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut.
Selain itu, ada juga motivasi mulia mengimplementasi alenia pertama Pembukaan UUD 1945, “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dan alenia keempat yang berbunyi, "....ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Sebagai lembaga pengelola zakat terbesar di Indonesia, Baznas telah mengambil peran sentral dalam mengimplementasikan zakatnomics. Dengan mengelola dana zakat secara profesional dan transparan, Baznas tidak hanya berhasil membangun kepercayaan publik, tetapi juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai lembaga internasional.
Baca juga : Baznas-ERC Mesir Kirim Bantuan Selimut untuk Warga Palestina
Di Timur Tengah, Baznas telah terlibat dalam berbagai proyek kemanusiaan yang berdampak signifikan, mulai dari bantuan darurat hingga program berkelanjutan.
Penerapan zakatnomics dalam diplomasi kemanusiaan Baznas, telah membawa sejumlah implikasi penting. Pertama, pertumbuhan ekonomi inklusif, di mana penyaluran dana zakat untuk program-program produktif, ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di negara penerima bantuan seperti di Palestina.
Kedua, pemberdayaan masyarakat berbasis filantropi, di mana Baznas tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga membekali masyarakat melalui program-program yang dikerjasamakan dengan lembaga dan pemerintah di Mesir seperti Universitas Al-Azhar, Bayt Zakat wa al-Shadaqat, Mishr al-Kheir, Egyptian Red Crescent (ERC); Yordania seperti Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO) dan Medical Aid for Palestinians (MAP), Arab Saudi seperti Islamic Solidarity Fund (ISF), hingga lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) UNRWA.
Baca juga : Baznas Bersama Mitra Siapkan Bantuan untuk Masyarakat Palestina di Mesir
Sebagai konsekuensi, pendekatan zakatnomics untuk diplomasi kemanusiaan ini memastikan dan menjamin keberlanjutan program dan meningkatkan reputasi internasional Indonesia di mata dunia.
Ketiga, jaringan kerja sama yang luas. Melalui implementasi zakatnomics, BAZNAS telah membangun jaringan kemitraan yang kuat dengan berbagai lembaga internasional. Jaringan ini tidak hanya memperluas jangkauan program, tetapi juga memperkaya pengetahuan dan kapasitas BAZNAS dalam pengelolaan zakat secara global.
Melalui kolaborasi ini, zakat dapat menjadi instrumen diplomasi yang mendukung upaya perdamaian dan kesejahteraan global, sekaligus mempromosikan citra Indonesia sebagai negara yang peduli terhadap isu kemanusiaan di level internasional.
Baca juga : Baznas Galang Dana Kemanusiaan untuk Palestina
Keempat, penguatan soft power Indonesia. Sekali lagi, diplomasi kemanusiaan berbasis zakat telah berhasil meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia. Tindakan kemanusiaan yang tulus ini telah menjadi alat diplomasi yang efektif dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Karena itu, Baznas melalui zakatnomics telah terbukti menjadi pendekatan yang inovatif dan efektif dalam diplomasi kemanusiaan. Dengan memadukan prinsip-prinsip agama dan ekonomi, Baznas tidak hanya menjalankan amanah pengelolaan zakat, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan perdamaian dunia. Keberhasilan Baznas ini menginspirasi lembaga zakat lain di dunia untuk mengadopsi pendekatan serupa.
Zakatnomics menawarkan inovasi dalam pengelolaan zakat yang dapat memperkuat fondasi ekonomi dan sosial masyarakat, terutama di daerah yang terdampak krisis.
Dengan penguatan diplomasi kemanusiaan di Timur Tengah, Baznas tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan mendesak, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat yang membutuhkan.
Melalui kerja sama internasional dan pendekatan yang berbasis data, Baznas dapat menjadi model dalam pengelolaan zakat yang berkelanjutan dan berdampak.
Konsep zakat, yang selama ini dikenal sebagai kewajiban agama, kini semakin diakui potensinya dalam mendorong pembangunan ekonomi dan memperkuat hubungan internasional.
Baznas telah mengambil inisiatif inovatif dengan mengadopsi pendekatan zakatnomics dalam menjalankan program-program kemanusian, khususnya di kawasan Timur Tengah. (Z-10)
Indonesia merupakan kiblat ideal dalam regulasi zakat karena mampu menyeimbangkan peran negara dan masyarakat dalam pengelolaan zakat.
Di tengah tantangan ekonomi global, zakat harus diposisikan sebagai strategic leverage. Ia bukan hanya solusi bagi umat Islam, melainkan best practice yang bisa diadopsi
Baznas, termasuk Baznas Provinsi, dan Bazmas Kabupaten/Kota, dibina dan diawasi oleh Kementerian Agama. Artinya, Baznas tidak memiliki kekuasaan absolut.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun integrasi ekosistem zakat yang melibatkan Banzas dan berbagai lembaga zakat lainnya secara selaras
Baznas RI menargetkan pengumpulan 7.000 ekor setara doka (domba dan kambing) senilai Rp21 miliar, yang akan didistribusikan ke 34 provinsi dan menjangkau 105.000 mustahik.
Pengelolaan zakat di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah, terutama akibat serangan Israel ke sejumlah target strategis di Iran, berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia.
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut serangan udara Israel terhadap Iran sebagai tindakan terkutuk yang memperparah ketegangan di Timur Tengah.
PRESIDEN Mesir Abdel Fattah Al Sisi melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk membahas pentingnya mencegah eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
lima hal penting dari pertemuan dan pemberhentian Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Timur Tengah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai US$142 miliar dengan Arab Saudi dalam kunjungan diplomatiknya ke Timur Tengah.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan kunjungan ke tiga negara kaya minyak di Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved