Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemenkes Imbau Masyarakat Untuk Waspadai Penyebaran Kasus Cacar Monyet

Devi Harahap
17/8/2024 14:41
 Kemenkes Imbau Masyarakat Untuk Waspadai Penyebaran Kasus Cacar Monyet
Petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet kepada masyarakat.(Dok. Antara)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap waspada terhadap penyebaran kasus cacar monyet atau MonkeyPox (mpox), seiring dengan meningkatnya kasus mpox di berbagai negara khususnya pada benua Asia dan Afrika.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa telah terjadi angka kenaikan kasus mpox di Indonesia. Namun, ia belum bisa memberikan data spesifik. Kendati demikian, pihaknya telah menerima data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta bahwa ada 11 kasus yang ditemukan sepanjang 2024.

“Ada penambahan kasus dari tahun sebelumnya khususnya meningkatkan dari tahun 2022, tetapi kenaikan angka kasus ini terbatas pada kelompok orang yang melakukan perilaku seksual berisiko, karena memang seperti itu pola penularan mpox,” jelasnya kepada Media Indonesia pada Sabtu (17/8).

Baca juga : Kemenkes Catat 57 Kasus MPox di Indonesia, Terbanyak di DKI Jakarta

Mengetahui resiko penularan mpox yang cukup tinggi, Nadia meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak melakukan kontak secara langsung dengan penderita, salah satunya dengan menghindari perilaku seks berisiko. Kemenkes juga akan menerbitkan SE Kewaspadaan kepada Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan se-Indonesia.

“Kita himbau untuk masyarakat agar tidak melakukan kontak langsung dan mendekati pasien yang terkena mpox, serta tidak melakukan perilaku seks beresiko,” katanya.

Diketahui, strain mpox yang berkembang di Di kawasan Asia Tenggara sendiri sudah berada pada clade 2b, berbeda dengan Afrika yang menyebar saat ini 1b dengan hampir 500 infeksi kematian.

Baca juga : Menkes: Sudah Ada 1.500 Orang yang Disuntik Vaksin Mpox

Sementara itu, Pakar kesehatan masyarakat sekaligus anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Iqbal Mochtar, mengatakan bahwa dengan ditetapkannya mpox sebagai PHEIC oleh WHO, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaannya kepada para tenaga kesehatan dan masyarakat,

“Mpox Ini bukan penyakit yang baru namun sudah ada sejak 1970, tapi memang sifat gangguan ini selalu seperti (musiman) hilang dan timbul kembali. Tingkat resiko penularannya lebih rendah jika dibandingkan dengan covid-19 jauh, tetapi bukan berarti kita bisa meremehkan kemungkinan penularan penyakit mpox ini,” katanya.

Saat ini, salah satu mitigasi penularan mpox di Indonesia telah dilakukan melalui pemberian vaksin yang ditujukan bagi kelompok berisiko maupun para tenaga kesehatan.

Baca juga : Perubahan dan Tantangan Mpox: Evolusi, Penyebaran, dan Tindakan Global

“Ada vaksin JYNNEOS, tapi ini ditargetkan bukan untuk seluruh masyarakat tapi kelompok risiko tinggi. Pemerintah perlu melakukan upaya khusus untuk memberikan vaksinasi kepada kelompok LGBT,” tutur Iqbal.

Tingkat Kematian Rendah

Sementara itu, penyembuhan kasus cacar monyet atau Mpox relatif cepat, yaitu dua sampai empat minggu. Dikatakan bahwa tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) dari cacar monyet pun tergolong rendah, hanya sekitar satu persen atau dari 100 kasus positif, hanya satu pasien yang berpotensi meninggal.

“Mayoritas kematian terjadi karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko, seperti LSL (Lelaki Suka Lelaki), ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia,” jelasnya.

Baca juga : Bukan cuma Jakarta, 51 Kasus Cacar Monyet Menyebar di 5 Provinsi

Iqbal menyarankan kepada seluruh masyarakat agar selalu hidup bersih dan tidak melakukan kontak erat kepada penderita mpox. Selain itu, ia juga menghimbau agar dapat mengenali berbagai gejala mpox agar bisa terdeteksi dini.

“Menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan, tidak melakukan kontak berlebihan atau berada pada situasi di mana sangat dekat dengan penderita mpox. Harus bisa mengidentifikasi adanya keluhan-keluhan yang memungkinkan menderita penyakit mpox, misalnya keluhan hampir menyerupai cacar seperti demam dan muncul benjolan,” katanya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya