Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KERJA keras semua pihak selama 10 tahun terakhir dalam mengendalikan efek dari perubahan iklim dan menjaga lingkungan, berbuah manis. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
“Selama kurun waktu 10 tahun terakhir pada dua masa periode pemerintahan administrasi 2014-2019 dan 2019-2024 di bawah kepemimpinan yang terhormat bapak Presiden Joko Widodo, kerja pemerintah bidang lingkungan hidup secara responsif, adaptif dan progresif terus dilakukan dengan upaya perbaikan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan,” kata Siti dalam acara Malam Penganugerahan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) ke-2 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, kemarin.
Ia menuturkan, perbaikan tata kelola di bidang lingkungan hidup disertai dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, mewujudkan lingkungan yang lestari dan berkelanjutan. Siti menegaskan bahwa buah manis dari kerja tersebut berkat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, media massa hingga generasi muda.
Baca juga : Menteri LHK Luncurkan Ekososlab, Dukung Anak Muda Beraksi untuk Lingkungan
Selama masa 10 tahun kinerja KLHK, kata dia, terbukti telah ada keberhasilan nyata. Seperti pengendalian kebakaran hutan dan lahan, percepatan akses hutan sosial, perlindungan keanekaragaman hayati, pembangunan infrastruktur hijau, upaya pemulihan lahan, pengendalian deforestasi, pengembangan ekonomi sirkular dan lain-lain.
“Dan yang penting serta utama kerja berikutnya ialah kampanye publik dan partisipasi publik seluas-luasnya. Kita menyadari bahwa keberhasilan mewujudkan capaian kinerja pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan hanya bisa tercapai hanya dengan dukungan kerja sama yang baik peran aktif dari kita semua, dari seluruh stakeholder lingkungan dan kehutanan,” beber dia.
Untuk itu, Siti menyatakan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah bahu-membahu bekerja keras tak kenal lelah memberikan kontribusi untuk kemajuan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
Baca juga : KLHK terus Realisasi Penanaman Pohon Serentak di Indonesia
“Sinergi langkah ini bukan hanya manifestasi, transformasi responsif birokrasi, tapi lebih dari itu menjadi modalitas bersama bagi pembangunan bersama sektor lingkungan dan Kehutanan yang dimiliki pemerintah, pemerintah daerah, civil society, komunitas dan dunia usaha,” ungkapnya.
Siti menambahkan, perubahan iklim, deforestasi dan degradasi lahan serta kebutuhan energi terbarukan senantiasa menuntut kita semua untuk berinovasi dan memunculkan gagasan-gagasan baru.
“Seperti selalu saya sampaikan bahwa kerja nyata dan kampanye publik merupakan instrumen paling penting dalam kerja-kerja lingkungan. Kontinu, konsisten, dan persistent merupakan sikap yang luar biasa. Bukan biasa-biasa saja,” imbuhnya.
Baca juga : Berkat Kinerja Aksi Iklim Sistematis, Indonesia Raih Pengakuan Internasional
Pada momen tersebut, KLHK juga memberikan 83 penghargaan kepada akademisi, media komunitas, generasi muda, pemerintah daerah, dan dunia usaha. Beberapa penerima penghargaan dari kategori media di antaranya diterima Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi, Pempimpin Redaksi Media Indonesia Abdul Kohar, CEO Rakyat Merdeka Iswara Darmayana, Wakil Pemimpin Redaksi Detik.com Elfan Dany Sutrisno, Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova Ginting, dan Direktur Pemberitaan Rakyat Merdeka Ratna Susilowati.
Selain itu, sejumlah dunia usaha yang mendapatkan penghargaan di antaranya PT Indo Tambangraya Megah, PT Adaro Energy, PT Kideco Jaya Agung, dan PT Indominco Mandiri.
Siti menyatakan, penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi atas peran aktif dan kontribusi nyata para insan, individu maupun kelompok dalam penanganan isu-isu lingkungan dan penyelamatan SDA.
Baca juga : Indonesia Buktikan Aksi Nyata Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
“Untuk itu, kita ucapkan selamat kepada seluruh penerima penghargaan LIKE 2 tahun 2024 dari berbagai elemen mencakup unsur aparat pemerintah, pemerintah daerah, pimpinan daerah, sektor dunia usaha, komunitas lingkungan, tokoh inspiratif, local heroes dan juga generasi muda,” tuturnya.
Apresiasi penghargaan ini, kata dia, bukan hanya sebagai simbol dari sebuah prestasi. Namun lebih dari itu menjadi instrumen untuk keberlanjutan kerja dan sekaligus instrumen early warning bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.
“Mari kita jadikan momen kerja-kerja kolaboratif selama 10 tahun ini sebagai pelecut motivasi untuk terus bergandeng tangan, bergandeng bahu dalam upaya menjaga kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan,” beber Siti.
Ia menyatakan, kinerja semua pihak dalam 10 tahun terakhir di bidang lingkungan hidup dan kehutanan bisa menjadi persembahan bakti kepada negara dan bangsa Indonesia. Ia pun berharap kinerja itu mampu menginspirasi banyak pihak untuk lebih mengambil peran guna menjadikan masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Melalui kerja-kerja yang continue, konsisten dan presisten selaras dengan tema Festival LIKE 2 yaitu sustainability. Dengan makna bahwa kewajiban dan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan dan SDA untuk memberikan manfaat bagi kehidupan manusia generasi mendatang, tidak hanya dipikul oleh pemerintah, tetapi harus ada di pundak insan Indonesia,” tutur Siti.
“Akhirnya, bertepatan dengan jelang perayaan Agustusan pada HUT Kemerdekaan yang ke-79 Republik Indonesia, kita bisa memaknai bahwasanya jiwa patriotisme dapat dikontekstualisasikan, diaktualisasikan dalam peran diri untuk selalu siap sedia menjaga lingkungan dan kelestarian sumber daya alam secara bersungguh-sungguh bagi kemajuan bangsa Indonesia dan peradaban umat manusia di muka bumi,” pungkas dia.
Sebagai informasi, Festival LIKE 2 merupakan sebuah program yang diinisiasi oleh Kementerian LHK dalam rangka road to COP ke-29 UNFCCC 2024 yang akan berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada pertengahan November mendatang. Festival ini menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil kerja nyata dan upaya perbaikan kebijakan serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup.
Festival LIKE 2 juga merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi. Festival ini digelar pada 8-11 Agustus 2024 dI Jakarta Convention Center Hall A & B, Senayan, Jakarta.
Acara ini diisi oleh berbagai kegiatan di antaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talkshow, Exhibition, Coaching Clinic. Kemudian Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night. (S-1)
PROGRAM Remaja Bernegara yang digelar Partai NasDem ke dalam tujuh sesi sejak pertengahan Februari 2025 sampai hari ini, Sabtu (26/4),
RAJA Juli Antoni resmi mengemban tugas barunya sebagai Menteri Kehutanan pada kabinet Merah Putih. Menurut Raja Juli, apa yang telah dilakukan Siti Nurbaya sudah baik
KLHK di bawah Siti Nurbaya juga berhasil memperkuat upaya konservasi melalui peningkatan kawasan konservasi dan keberhasilan dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Ketua AMAN Kalsel, Rubi, mengatakan penetapan Geopark Meratus dan usulan Taman Nasional Pegunungan Meratus merupakan sebuah pengabaian bagi keberadaan Masyarakat Adat
Pusat Plasma Nutfah juga berkontribusi pada restorasi ekosistem yang terdegradasi dengan menyediakan bahan genetik untuk pemulihan spesies yang terancam punah
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, meresmikan persemaian skala besar di lima provinsi.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved