Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MAHASISWA Prodi Teknik Industri Universitas Negeri Yogyakarta menggagas pembuatan obat bius untuk ikan air tawar yang berbahan dasar daun pepaya. Obat bius untuk ikan air tawar ini mereka namakan Pamoka (akronim dari Pepaya Imotilisasi Ikan). Mereka adalah Yossy Prananda Leksono, Rahma Qurraeta Fattah, Orisca Jihan Fadhila, dan Nafan Afif Watianto.
Yossy Prananda Leksono menjelaskan dalam dunia perikanan, terutama perdagangan ikan hias, penggunaan obat bius atau anestesi menjadi salah
satu aspek penting dalam pemeliharaan ikan khususnya untuk mengurangi risiko cedera atau stress saat dilakukan prosedur medis.
"Meskipun berbagai jenis obat bius sintetis telah dikembangkan, namun dampak akan lingkungan yang ditimbulkan seperti residu sisa obat masih
mengkhawatirkan" kata Yossy, Kamis (8/8).
Baca juga : Mahasiswa UPH Olah Daun Pepaya Menjadi Jelly Segar dan Manis
Selain itu, harganya yang cukup tinggi juga menjadi kendala yang berarti bagi sebagian besar pedagang ikan hias. Oleh karena itu, muncul sebuah ide untuk membuat cairan anestesi alami sebagai solusi atas permasalahan tersebut.
Menurut dia ada dua jenis anestasi komersial yaitu agen alami dan sintetis. "Agen sintetik dilarang karena masalah keamanan dan residu, sedangkan agen alami lebih dikembangkan dan diperkirakan memiliki prospek cerah di masa depan," ujarnya.
Beberapa bahan sintetik yang sering digunakan untuk membius ikan antara lain tricaine methanesulfonate, phenoxy ethanol dan etomidate. Daun pepaya (Carica papaya), jelasnya dikenal memiliki berbagai senyawa seperti alkaloid, saponin, dan tanin yang baik untuk proses anestesi ikan tawar.
Baca juga : Mahasiswa UNY Raih Gelar Sarjana tanpa Membuat Skripsi
Di sisi lain pengadaan bahan bakunya, daun pepaya juga mudah ditemukan dimana saja namun penggunaannya masih jarang sehingga sering kali hanya
menjadi limbah tidak terpakai saja.
Orisca Jihan Fadhila menambahkan metode untuk mengekstrak daun pepaya ini yaitu metode maserasi dengan pelarut metanol. "Ekstrak kemudian diujikan kepada beberapa jenis ikan tawar baik ikan konsumsi atau ikan hias dan terbukti dapat menjaga ikan tetap hidup selama kurang lebih satu jam diluar air," papar Jihan.
Hasil yang didapatkan dari riset tersebut adalah bahwa larutan ekstrak daun pepaya dengan metode maserasi dapat digunakan sebagai bahan imotilisasi alami pada uji transportasi ikan hidup dengan tingkat kelulusan hidup tertinggi terdapat pada kisaran waktu 1-2 jam dengan konsentrasi terbaik berada pada nilai 52,25 ppm dengan kelulusan hidup 100%.
Baca juga : Putri Perajin Akik Lulus dari UNY dengan Predikat Cum Laude
Pengembangan terhadap riset tersebut akan dikembangkan untuk menguji kembali menentukan nilai efektivitas terbaik larutan ekstrak sebagai imotilisasi alami pada ikan air tawar lainnya dengan skala yang lebih besar dan waktu yang lebih lama pada uji transportasi. Daun pepaya yang akan digunakan nantinya merupakan daun pepaya yang berusia tua karena berpotensi menjadi limbah yang tidak bermanfaat.
Diungkapkan Nafan Afif Watianto bahwa saat ini Pamoka sudah dapat dibeli dengan harga Rp120.000 per produknya yang berisi 100 ml ekstrak daun pepaya dan telah dilengkapi dengan kertas petunjuk penggunaan yang mudah dipahami.
"Setiap botol Pamoka dapat digunakan hingga lebih dari 50 kali, tergantung jenis ikan yang akan dianestesi, dan menjadikan produk ini terjangkau jika dibandingkan dengan produk sintesis yang beredar lainnya" katanya.
Pamoka juga dipasarkan melalui jaringan sosial media dan memfasilitasi konsumennya untuk dapat berkomunikasi secara langsung terkait produk melalui WhatsApp, komunitas Facebook, dan juga platform Instagram. Melalui platform tersebut, diberikan berbagai informasi seputar produk yang diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahan penggunaan yang berarti dan menjadi sarana membangun interaksi antara produsen-konsumen.
Nafan berharap hadirnya Pamoka dapat mengurangi limbah organik daun pepaya, meningkatkan pendapatan pedagang ikan hias, serta menjadi salah satu upaya menjaga lingkungan dari dampak kegiatan industri sesuai dengan elemen pada Sustainable Development Goals (SDGs). Karya ini berhasil meraih pendanaan melalui Program Pendanaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun 2024. (H-2)
Daun pepaya memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai nutrisi seperti enzim papain, flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan senyawa antioksidan.
Tanaman pepaya tidak hanya dikenal sebagai sumber buah yang lezat, tetapi juga memiliki daun yang penuh dengan nutrisi dan senyawa bioaktif.
Nah, menukil dari PharmEasy, berikut manfaat yang bisa kamu peroleh dari mengonsumsi daun pepaya.
Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) melakukan inovasi pada bidang pangan dengan mengolah daun pepaya menjadi makanan yang manis dan segar yang disukai anak-anak.
Di balik rasanya yang pahit daun ini banyak manfaat. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan daun pepaya memiliki potensi farmakologis.
Program beasiswa ini adalah bentuk penghormatan UBSI terhadap nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi karakter bangsa.
Antusias membaktikan diri terjun ke desa, mahasiswa berbagai perguruan tinggi patahkan citra negatif Gen Z. Seperti apa cerita kiprah mereka?
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Mahasiswa diajak untuk memahami konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya perencanaan keuangan sejak dini, serta mengenali risiko dan peluang dalam dunia keuangan digital.
Harimurti menambahkan ketidakpastian hukum ini dapat dilihat dari data empiris yang menunjukkan adanya variasi putusan pengadilan dalam memaknai Pasal 31 UU No 24 Tahun 2009.
Pameran ini merefleksikan bagaimana gagasan mahasiswa mulai bergema di luar ruang kuliah dan memasuki industri, komunitas, dan budaya yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved