Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mahasiswa KKN UGM Teliti Tradisi Meruncingkan Gigi Kalangan Perempuan Suku Mentawai

Agus Utantoro
08/8/2024 09:18
Mahasiswa KKN UGM Teliti Tradisi Meruncingkan Gigi Kalangan Perempuan  Suku Mentawai
Sikerei (dukun Mentawai) memainkan kesenian Turuk Laggai(ANTARA/Iggoy el Fitra)

PASIPIATSOT, adalah tradisi di kalangan masyarakat Mentawai. Meski tradisi yan berupa meruncingkan gigi ini sudah mulai ditinggalkan, namun ternyata juga masih bisa ditemukan. 

Salah satunya di Dusun Buttui, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada di Kabupaten Kepulauan Mentawai 
tertarik dengan tradisi ini dan kemudian melakukan observasi budaya tradisi khas suku Mentawai yang masih dilestarikan hingga saat ini di 
Dusun Buttui.

Baca juga : Peneliti UGM Minta Mahasiswa KKN Kenalkan Rumput Gama Umami Dukung Swasembada Ternak

Dibawah bimbingan Dr. Ir. Bilal Ma'ruf, S.T., M.T., tim mahasiswa terdiri atas Wahid Innayah Tullah, Indarwati, Aanisah Fauziyyah Nurul Hadi, Erlangga Mahendra Yudha, Muhammad Lutfi Zunnur, dan Gertrude Beata Utomo Putri, melakukan kegiatan pengabdian yang bertajuk Optimalisasi Potensi Sumber Daya Unggulan menuju Desa Ekowisata Berkelanjutan dan Community Based Tourism untuk Meningkatkan Taraf Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat.

Wahid mengatakan kehadiran mahasiswa Tim KKN-PPM Kabupaten Kepulauan Mentawai disambut baik dalam mempelajari tradisi budaya suku asli 
Mentawai serta menunjukkan minat generasi muda dalam mengenali tradisi budaya yang tersebar di Indonesia serta antusiasme dalam mengenali 
pemanfaatan tanaman herbal tradisional di sekitar kita. 

"Salah satu tradisi yang dipelajari merupakan tradisi meruncingkan gigi suku Mentawai yang umumnya dilakukan oleh kalangan para wanita," kata Wahid.

Baca juga : Desa Wisata Muntei Miliki Kekayaan Budaya dan Adat Tradisi Mentawai

Aanisah Fauziyyah Nurul Hadi sebagai salah satu anggota Tim KKN-PPM menyebutkan  Abai Ipai, yang merupakan istri dari Sikerei Aman Ipai, 
menjadi salah satu narasumber Tim KKN dalam observasi ini. Ia menjelaskan cara membuat gigi mereka runcing adalah dengan menggunakan 
panokok (palu) dan papaek (pahat) serta Kajut Simakainaok (batang dari kayu simakainaok) yang digunakan sebagai penahan bibir) tanpa dilakukan 
pembiusan. 

"Pada zaman dahulu tradisi meruncingkan gigi Suku Mentawai dilakukan oleh wanita Suku Mentawai untuk menunjukkan kecantikan. Gigi yang diruncingkan itu empat gigi depan, rahang atas dan rahang bawah," kata Aanisah.

Suku Mentawai, katanya, juga memanfaatkan tanaman dalam merawat dan mengobati gigi mereka. Seperti mereka menggunakan tanaman yang mereka 
sebut Kromimit atau Leersia virginica yang diremas-remas dan dibentuk sedemikian rupa untuk menggosok gigi mereka.

Baca juga : Potensi Tsunami di Mentawai, BNPB Pasang Sistem Peringatan Dini

"Mereka juga memanfaatkan tanaman sipuraro  atau Acmella caulirhiza yang bunganya diambil kemudian dihaluskan untuk kemudian diletakkan di gigi yang berlubang," katanya.

Melalui kegiatan observasi budaya, tim mahasiswa KKN berharap agar masyarakat dan kalangan akademisi mengetahui bahwa masih ada tradisi 
unik khas di Suku Mentawai yang dahulunya dilakukan sebagai salah satu standar kecantikan bagi para wanita. 

"Observasi ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya dalam mencapai adanya kota dan komunitas yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia," kata Aanisah. (H-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya