Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengetahuan Lokal Punya Peran Krusial dalam Mengurangi Risiko Bencana

Atalya Puspa
01/8/2024 11:39
Pengetahuan Lokal Punya Peran Krusial dalam Mengurangi Risiko Bencana
(MI/YOSE)

INDONESIA, khususnya Sumatera Barat yang berada di ring of fire, sering mengalami berbagai bencana alam.  Realitas geografis ini menuntut pendekatan yang berkelanjutan dan efektif dalam  mengurangi risiko bencana. “Sejarah telah menunjukkan bahwa pengetahuan lokal memainkan peran krusial dalam membangun ketahanan komunitas,” kata Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan (PR MLTL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sastri Sunarti, Kamis (1/8).

Dia mengungkapkan, terbentuknya pengetahuan lokal memiliki sejarah panjang yang saling berkaitan dengan tradisi agama dan budaya berasal dari lingkungan setempat. Namun, pengetahuan ini sering terpinggirkan akibat urbanisasi dan kurangnya transmisi ilmu antargenerasi.

Karena itu, kata Sastri, perlu kerja sama antara masyarakat, pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BRIN, Management Social Transformation (MOST) UNESCO, Kementerian Agama, Maxima Impact Consulting,  dan generasi muda yang bisa mentransformasikan pengetahuan, kesadaran, dan ketahanan kebencanaan.

Baca juga : Kemenag, BRIN, dan Most UNESCO Sinergi Perkuat Literasi Kebencanaan Berbasis Perpustakaan Masjid

“Bukan hanya karena Sumatera Barat sedang berduka. Kita tentunya selalu siap siaga, bahwa nenek moyang kita sudah memberikan peringatan dan pengetahuan yang tersimpan melalui pesan dalam bentuk tuturan lisan, manuskrip, dan sebagainya,” ujarnya.

Pengetahuan lokal, menurutnya, sebagai satu bentuk pengetahuan yang telah teruji, tidak berubah, dan selalu terkoneksi, sehingga jadi monumen hidup yang sampai sekarang ini masyarakat lakukan. Sebab, pengetahuan lokal itu harus selalu disosialisasikan ke masyarakat.

Penelitian dan dokumentasi dari berbagai sumber menunjukkan bahwa pemahaman dan penerapan pengetahuan lokal dapat ditingkatkan melalui teknologi modern, yang dapat membantu menjembatani kesenjangan pengetahuan dan memperkuat infrastruktur kebudayaan dan sosial.

Baca juga : Pengetahuan Lokal Efektif Tekan Risiko Bencana

“Kita perlu melakukan transformasi pengetahuan tentang kebencanaan yang bernuansa muatan lokal. Banjir banjang atau galodo (istilah Minangkabau) dan ngalonjo (tanah bergerak, istilah masyarakat di Palu) merupakan bencana yang harus menjadi perhatian,” ungkap Sastri.

“Kadang ingatan kolektif tidak lagi terhubung dengan pengetahuan orang yang ada pada masa sekarang, harusnya itu menjadi perhatian kita. Sehingga, pengetahuan lokal akan kebencanaan pada masa lalu tetap manjadi perhatian kita,” tegasnya.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengatakan, wilayah yang dipimpinnya terkenal dengan keindahan alam. Namun punya banyak ancaman bencana seperti letusan gunung merapi, gempa, longsor, dan lain-lain. Dia memaparkan tren kejadian bencana di Indonesia dari 2011 sampai 2023 yang terus meningkat. Untuk mengurangi risiko bencana, Gubernur Mahyeldi mengimbau kepada masyarakat terutama yang berada di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan saling peduli mengurangi risiko bencana, terutama di daerah lereng perbukitan.

“Masyarakat sangat antusias sekali mengikuti workshop literasi kebencanaan ini. Dengan harapan, mereka bisa mendapatkan pengetahuan untuk mengurangi risiko bencana,” kata Mahyeldi. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya