Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sejarah dan Evolusi jadi Penyebab Harimau tidak ada di Afrika

Mediaindonesia.com
01/8/2024 09:11
Sejarah dan Evolusi jadi Penyebab Harimau tidak ada di Afrika
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)(ANTARA)

HARIMAU adalah hewan khas Asia, bukan Afrika. Meskipun keduanya adalah benua besar dengan beragam ekosistem, alasan utama tidak adanya harimau di Afrika adalah karena sejarah evolusi dan adaptasi.

Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.

Afrika memiliki ekosistem yang berbeda dengan Asia, terutama savana yang luas. Harimau lebih cocok dengan hutan lebat atau rawa-rawa yang umumnya ditemukan di Asia.

Baca juga : Miris, Lagi-lagi Harimau Sumatera Mati Terkena Jerat

Selain itu, 'persaingan' juga menjadi penyebab Hairmau tidak ada di Afrika. Di Afrika, sudah ada predator puncak seperti singa, cheetah, dan leopard yang mengisi posisi dalam ekologi yang sama dengan harimau. Persaingan yang ketat mungkin menjadi faktor penghambat bagi harimau jika mereka ada di sana.

Dengan demikian, kombinasi faktor sejarah, evolusi, dan ekologi inilah yang menyebabkan harimau tidak ditemukan di Afrika.

Sementara itu di lain hal, World Wildlife Fund (WWF) menyebutkan bahwa populasi harimau liar di dunia telah meningkat dari sekitar 3.200 ekor pada 2010 menjadi sekitar 5.500 ekor pada 2024. Peningkatan ini dengan negara-negara seperti Tiongkok, Rusia, India, dan Nepal sukses melipatgandakan populasi harimau liar mereka.

Baca juga : Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024

Data tersebut diumumkan pada Forum Internasional tentang Konservasi dan Pemulihan Harimau dan Macan Tutul kedua yang sedang berlangsung di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok. Selama satu dekade terakhir, penurunan populasi harimau liar yang terjadi dengan cepat di seluruh dunia berhasil diredakan.

''Di Tiongkok, habitat harimau liar dipulihkan dan diperbaiki secara efektif, yang menghasilkan peningkatan populasi harimau liar secara bertahap,'' kata Zhou Fei, wakil direktur jenderal Kantor Perwakilan WWF Beijing, pada forum tersebut, Senin (29/7) bertepatan dengan Hari Harimau Sedunia pada 29 Juli 2024.

Harimau, salah satu spesies yang berada di puncak rantai makanan, merupakan indikator kesehatan ekosistem. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok memberikan penekanan yang signifikan pada perlindungan harimau liar melalui berbagai upaya, termasuk mendirikan taman nasional, memberlakukan larangan berburu, dan melarang total perdagangan serta penggunaan tulang harimau dalam pengobatan.

Salah satu upaya penting adalah pendirian Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul China Timur Laut, yang menempati area seluas lebih dari 1,4 juta hektare di Provinsi Jilin dan Provinsi Heilongjiang di Tiongkok timur laut.

Menurut statistik dari taman nasional tersebut, sekitar 70 ekor harimau Siberia liar, salah satu spesies yang paling terancam punah di dunia dan spesies utama ekosistem hutan, kini hidup di dalam area taman nasional itu, dengan 20 ekor anak harimau yang lahir di taman nasional tersebut pada 2023. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya