Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DEMAM Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Saat ini Indonesia masuk pada musim kemarau, musim kemarau seringkali diidentikkan dengan penurunan kasus DBD.
Baca juga : Daftar 6 Superfood untuk Lawan DBD
Namun, kenyataannya, musim kemarau tetap membawa risiko penyebaran penyakit ini. Meski curah hujan berkurang, genangan air yang terbentuk dari sisa-sisa hujan atau air yang ditampung untuk keperluan sehari-hari bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD.
Maka dari itu, kewaspadaan terhadap penyakit DBD harus tetap dijaga agar kita bisa terhindar dari ancamannya.
Namun, apakah DBD sendiri bisa menular dari satu orang ke orang lain? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Baca juga : Mengenal Lebih Penyakit DBD dan Apa Penyebabnya?
Cara utama penyebaran DBD adalah melalui gigitan nyamuk. Ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, nyamuk tersebut menjadi pembawa virus.
Jika nyamuk tersebut kemudian menggigit orang lain, virus tersebut bisa masuk ke dalam tubuh orang tersebut dan menyebabkan infeksi.
Proses ini dikenal sebagai penularan vektoral.
Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat
Penting untuk dicatat bahwa DBD tidak menular langsung dari satu orang ke orang lain melalui kontak biasa seperti menyentuh, bersalaman, atau berbicara.
Virus dengue memerlukan vektor perantara, yaitu nyamuk, untuk bisa berpindah dari satu individu ke individu lainnya.
Saat seseorang terinfeksi virus demam berdarah, gejalanya bisa sangat bervariasi. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan tanpa keluhan yang berarti.
Baca juga : DBD Dipastikan Merupakan Penyakit Berbahaya
Namun, gejala yang biasanya muncul meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, mual, dan ruam.
Meskipun demikian, ada kasus demam berdarah yang bisa menjadi sangat serius dan, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, sindrom syok dengue, bahkan kematian.
Namun, jangan khawatir, dengan penanganan yang tepat, demam berdarah dapat disembuhkan.
Mengingat bahwa nyamuk adalah vektor utama penularan DBD, upaya pencegahan yang efektif melibatkan pengendalian populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Nyamuk Aedes aegypti bertelur di air bersih. Menguras dan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan pot bunga dapat mencegah perkembangan jentik nyamuk.
Menutup rapat tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk masuk dan bertelur.
Menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu saat tidur dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk.
Beberapa tanaman seperti serai wangi dan lavender dapat membantu mengusir nyamuk.
Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan tidak dapat menular langsung dari satu orang ke orang lain melalui kontak biasa.
Pencegahan utama adalah mengendalikan populasi nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, penyebaran DBD dapat diminimalisir. (Z-10)
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang disebabkan oleh dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, namun ternyata bukan hanya itu penyebabnya.
Bila dibandingkan pada 2024 terdapat 257.271 kasus dengue yang dilaporkan (Incidence Rate/IR: 91,93/100.000 penduduk) dan 1.461 kematian atau Case Fatality Rate/CFR: 0,57%.
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Peneliti Harvard menemukan dua obat yang bisa membunuh parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Walaupun kecil, nyamuk bisa menjadi vektor penyakit berbahaya seperti demam berdarah (DBD), malaria, chikungunya, dan zika.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved