Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dokter RSCM Ungkap Penyebab Tingginya Jumlah Pasien Cuci Darah Anak, Begini Penjelasannnya!

Gana Buana
25/7/2024 17:05
Dokter RSCM Ungkap Penyebab Tingginya Jumlah Pasien Cuci Darah Anak, Begini Penjelasannnya!
Penyebaba angka pasien cuci darah anak di RSCM meningkat(Ilustrasi)

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati mengungkapkan bahwa tingginya jumlah anak yang menjalani dialisis atau cuci darah di RSCM disebabkan oleh status rumah sakit tersebut sebagai pusat rujukan. Mereka menerima pasien dari berbagai daerah, termasuk luar Jawa.

Eka menjelaskan bahwa fenomena ini mencuat setelah banyaknya laporan mengenai pasien anak yang menjalani cuci darah di RSCM viral di media sosial.

Saat ini, sekitar 60 anak menjalani dialisis secara rutin di rumah sakit tersebut, dengan 30 di antaranya menjalani hemodialisis.

Baca juga : Kualitas Layanan JKN untuk Pasien Dialisis Dinilai Meningkat

“Karena ada fasilitas rujukan yang dapat digunakan, banyak pihak yang kemudian mengirimkan pasien mereka ke sini. Hal ini menyebabkan akumulasi pasien yang cukup besar, dan membuat Kementerian Kesehatan merasa perlu untuk memperluas pelayanan ginjal anak, yang saat ini sedang dalam proses perbaikan,” ujar Eka.

Ia menambahkan bahwa meskipun kasus penyakit ginjal pada anak tidak terlalu banyak, kebutuhan akan dokter nefrologi anak masih signifikan.

Biasanya, layanan dialisis tersedia di tingkat provinsi untuk dewasa, namun seringkali tidak ada untuk anak-anak.

Baca juga : Serba-serbi Transplantasi Ginjal

Untuk meningkatkan efisiensi, Eka menyarankan agar dilakukan sentralisasi di rumah sakit-rumah sakit rujukan, seperti RSCM.

“Kita tentu berharap tidak hanya RSCM yang menangani masalah ini. Saat ini, kita juga sedang memperluas pelayanan ke provinsi-provinsi yang belum memiliki dokter ginjal anak,” katanya.

Eka juga menjelaskan bahwa gangguan ginjal pada anak berbeda dengan gangguan ginjal pada dewasa.

Baca juga : Perlu Upaya Komprehensif untuk Pertahankan Kualitas dan Harapan Hidup Pasien Cuci Darah

Kasus yang sering ditemukan pada anak adalah kelainan bawaan, seperti ginjal yang tidak normal bentuknya atau fungsinya. Salah satu kasus yang umum adalah sindrom nekrotik kongenital.

“Kelainan bawaan bisa berupa bentuk ginjal yang tidak normal saat lahir atau gangguan fungsinya. Sindrom nekrotik kongenital sering kali tidak menurunkan fungsi ginjal secara signifikan, tetapi jika masalah ini sudah ada sejak dalam kandungan dan bergejala saat lahir, biasanya akan menyebabkan gagal ginjal,” jelasnya.

Gangguan ginjal lainnya termasuk ginjal polikistik, yaitu ginjal yang memiliki banyak kista, sumbatan, atau kondisi di mana hanya ada satu ginjal. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya