Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cerita tentang si Fakir, Qadhi, Nasrani di Hari Asyura

Wisnu Arto Subari
16/7/2024 22:45
Cerita tentang si Fakir, Qadhi, Nasrani di Hari Asyura
Ilustrasi.(Freepik)

DAHULU kala di kota Arroy--kota kuno di Iran utara--terdapat qadhi (hakim) yang kaya-raya. Suatu hari, kebetulan hari Asyura, datanglah seorang fakir. 

Berkatalah si miskin tadi, "Semoga Allah memuliakan Tuan Qadhi. Wahai Tuan Qadhi, saya seorang fakir yang punya tanggungan keluarga. Demi kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan dari Tuan agar Tuan memberi saya 10 lembar roti, 5 potong daging, dan uang 2 dirham. 

Sang Qadhi menjanjikan akan memberikan permintaan itu kepada si miskin pada waktu Zuhur. Orang fakir itu pun kembali pada waktu Zuhur kepada sang Qadhi, tetapi sang Qadhi menjanjikannya lagi sampai waktu Ashar. 

Baca juga : Peristiwa Bersejarah pada Hari Asyura 10 Muharam

Dan ketika datang waktu Ashar, sang Qadhi tidak memberikan apa-apa. Pergilah si fakir dengan patah hati.

Kebutulan si fakir melewati seorang Nasrani yang sedang duduk-duduk di hadapan pintu rumahnya. Berkatalah si fakir kepada si Nasrani, "Demi keagungan ini hari, berilah saya sesuatu."

Si Nasrani bertanya, "Memang hari apakah hari ini?" Si fakir pun menerangkan sebagian keutamaan-keutamaan hari Asyura.

Baca juga : Dua Ulama Khatamkan Al-Qur'an Ribuan Kali dalam Hidup

Berkata si Nasrani, "Katakan apa hajatmu, karena engkau telah bersumpah dengan agungnya kemuliaan hari Asyura." Si fakir menuturkan kepada si Nasrani kebutuhannya, yaitu 10 keping roti, 5 potong daging, dan uang 2 dirham.

Si Nasrani memberi si fakir 10 qofizah (nama takaran, kurang lebih 12 sha) gandum, 100 potong daging, dan uang 20 dirham. "Ini untuk kamu dan keluarga kamu. Selagi aku masih hidup (akan aku beri) setiap bulan, karena kemuliaan hari ini." Pulanglah si fakir ke rumahnya.

Ketika malam tiba, sang Qadhi tidur dan bermimpi mendengar suara seseorang yang tidak terlihat orangnya. Suara itu berkata, "Angkat kepalamu!." 

Baca juga : Cerita Panglima Abdullah bin Hudzafah dengan Kaisar Heraklius

Sang Qadhi mengangkat kepalanya. Tiba-tiba dia melihat dua istana yg dibangun dari batu-batu berbalut emas dan satu lagi dibangun dari yaqut merah. 

Ia bertanya, "Ya Tuhan, milik siapa dua istana ini?." Terdengar jawaban, "Keduanya untuk kamu andaikan saja kamu mau memenuhi hajat si fakir. Ketika kamu menolak dia, kini istana itu milik seorang Nasrani."

Esoknya, sang Qadhi pun pergi ke rumah si Nasrani. "Amal kebaikan apakah gerangan yang kau buat?" tanya dia.

Baca juga : Ide Abu Bakar Al-Miski Lepas dari Rayuan Perempuan Nakal

Si Nasrani balik bertanya, "Ada apa gerangan?" Sang Qadhi menceritakan mimpinya. 

Kemudian dia berkata kepada si Nasrani, "Juallah amal baik yang engkau perbuat terhadap si fakir kepadaku dengan harga 100 ribu dirham!"

Jawa si Nasrani, "Wahai Qadhi, setiap amal yang diterima itu mahal. Aku tidak akan menjualnya sekali pun dengan harga bumi serta seisinya. Apakah kamu kikir (sayang/tidak mau memberikan) kedua istana itu untukku?"

Baca juga: Pembunuh 100 Orang Ingin Bertobat Akhirnya Dapat Rahmat atau Azab

Sang Qadhi berkata, "Bukankah engkau bukan orang Islam?"

Ketika itu juga orang Nasrani itu memotong ikat pinggangnya dan mengucapkan dua kalimat syahadat. "Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah dan sesungguhnya agama nabi Muhammad ialah yang benar." 

Demikianlah kisah hikmah yang disampaikan Imam Yafi'i sebagaimana tertulis dalam Kitab Irsyadul Ibad halaman 78, Maktabah Syamilah halaman 149. Semoga bermanfaat. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya