Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH meyakini bahwa beragam masalah seperti kekerasan hingga stunting perlu diintervensi dari unit terkecil sebuah bangsa yakni keluarga. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6), mengatakan sebuah keluarga yang kokoh harus dibangun dengan kasih dan sayang.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan menghadirkan “surga” di rumah masing-masing. “Di dalam hadis dinyatakan, baiti jannati, rumahku surgaku. Jadi tidak usah membayangkan baru nanti (mendapatkan surga), disambut 70 bidadari. Sekarang pun kita harus membangun surga di rumah-rumah kita,” katanya.
Membangun keluarga yang kokoh, lanjut Muhadjir, juga harus dimulai dari perhatian terhadap calon ibu, yakni para perempuan yang disebut sebagai tiang negara.
Baca juga : Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
“Kita sudah menemukan polanya di dalam penanganan keluarga ini. Pertama-tama yang kita perhatikan adalah remaja putri. Remaja putri harus disiapkan betul-betul kondisinya sehat karena dialah yang akan menentukan masa depan Indonesia ini,” teranganya.
Muhadjir mencontohkan, perlindungan kondisi kesehatan remaja putri antara lain tidak boleh mengalami anemia kronis atau kekurangan darah yang berkepajangan. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
“Kalau kondisi rahim sudah tidak sehat, peluangnya untuk melahirkan generasi yang tidak sehat sangat besar. Termasuk generasi stunting. Karena itu pemerintah betul-betul intens mengawal ini,” ujarnya.
Baca juga : Epidemiolog: Keluarga Punya Peran Sentral dalam Mengatasi Stunting
Muhadjir pun mengusulkan kepada Menteri Kesehatan agar pil penambah darah bisa dibuat cocok di lidah remaja putri. Tujuannya supaya pil tersebut benar-benar dikonsumsi dan tidak dibuang karena rasanya tidak enak.
Lebih lanjut, intervensi negara untuk menciptakan keluarga yang kokoh juga dilakukan sebelum pernikahan. Misalnya dengan serangkaian pemeriksaan calon pengantin seperti panjang lengan atas, hingga pengecekan kondisi HB atau hemoglobin.
“Itu sekarang menjadi bagian dari upaya kita mencegah stunting. Stunting sekarang tidak hanya intervensi kepada balita yang sudah terlanjur lahir, tapi harus kita dahului ketika masih berada di dalam rahim ibu,” kata Muhadjir.
Baca juga : BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Menko PMK mengatakan upaya untuk memenuhi persyaratan observasi stunting sudah berjalan dengan baik. Ia mencontohkan, hampir seluruh posyandu sudah memiliki alat antropometri yang sesuai standar.
“Kalau nanti ada posyandu yang belum memiliki alat standar segera lapor ke Kemenkes. Berdasarkan laporan masih ada sekitar 3% yang belum. Standar ini penting agar pengukurannya seragam,” jelasnya.
Berdasarkan data BKKBN, gerakan intervensi serentak penimbangan dan pengukuran tinggi bayi di posyandu seluruh Indonesia yang dikerjakan sepanjang Juni ini sudah mencapai 92,29%. “Sebelum kita bicara pada putaran yang lain termasuk lansia, kita fokus pada generasi prenatal ini ketika mereka masih berada dalam kandungan sampai 2 tahun, syukur-syukur (sampai) 5 tahun,” ujar Muhadjir.
Selain antropometri di posyandu, Menko PMK juga menyebut kemudahan lain yang dihadirkan dalam intervensi stunting yakni alat USG yang sudah tersedia di level puskesmas.
“Saya yakin meskipun target (angka stunting) kita tidak bisa 14% tahun ini, paling tidak mudah-mudahan 2024 kita sudah berada di bawah 20% sesuai dengan ketentuan di SDGs,” pungkasnya.
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Hari Cuci Tangan dengan Sabun Sedunia diperingati setiap 15 Oktober untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun guna mencegah penyakit menular.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan tingkat kesembuhan hingga 90%.
Komunisme, menurut Karl Marx, adalah sistem yang menghapus kelas sosial dengan mengendalikan seluruh kekayaan dan properti oleh negara.
Kulit jeruk dan pamelo kering dapat digunakan untuk membuat pengasapan atau yang di Bali dikenal dengan istilah nusdus. Pengasapan ini efektif dalam mengusir nyamuk dari lingkungan sekitar.
Para ilmuwan mengembangkan metode baru untuk identifikasi dini dan pencegahan penyakit jantung, berdasarkan penelitian yang memantau ribuan perempuan selama tiga dekade.
Secara umum, di dunia setidaknya ada dua jenis vaksin mpox.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved