Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

UGM dan Duke-NUS Medical School Kerja Sama Riset Kandungan Berbahaya Air

Agus Utantoro
15/6/2024 13:00
UGM dan Duke-NUS Medical School Kerja Sama Riset Kandungan Berbahaya Air
Pusat Kajian Kesehatan Anak PKKA FKKMK UGM dan Center for Outbreak Preparedmess Duke-NUS Medical School Singapura(Dok FKKMK UGM.)

SISTEM surveilans air limbah telah diterapkan oleh berbagai negara maju, seperti Australia dan Belanda. Air buangan hasil aktivitas manusia tidak hanya membawa sisa-sisa limbah manusia, namun juga mampu mendeteksi adanya persebaran penyakit ataupun potensi wabah. 

Berbeda dengan Australia dan Belanda yang sudah memanfaatkan sistem air limbah untuk deteksi Covid-19, Indonesia hanya menggunakannya untuk deteksi wabah polio."Padahal, surveilans air limbah justru dapat menjadi solusi yang lebih ekonomis dan efisien. Saya kira sangat bagus jika kita bisa memanfaatkan sistem surveilans air limbah. Saya pikir ini adalah awal yang baik untuk memperluas penggunaan surveilans air limbah," kata Peneliti Dr. Risalia Reni Arisanti, MPH., pada Departemen Biostatistika, Epidemiologi dan Kesehatan Kependudukan FKKMK UGM.

Terkait hal tersebut, Pusat Kajian Kesehatan Anak PKKA Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Kepewaratan Universitas Gadjah Mada menggandeng Center for Outbreak Preparedmess Duke-NUS Medical School Singapura untuk melakukan riset pengawasan air limbah. Penelitian tersebut untuk mengetahui berbagai senyawa, bakteri hingga potensi penyakit berbahaya dari penggunaan air untuki aktivitas industri maupun masyarakat.

Baca juga : Bebas Polio Bukan Berarti Bebas Ancaman

Risalia Reni Arisanti mengatakan kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kolaborasi antarinstitusi dalam pengawasan air limbah di masyarakat. Program ini merupakan kelanjutan dari program pengawasan air limbah yang telah dilaksanakan FK-KMK UGM sejak tahun 2021.

Risalia menambahkan, program kolaborasi pengawasan air limbah ini dilaksanakan dengan memetakan pihak yang berkepentingan untuk
melaksanakan surveilans air limbah. Pada tahap ini, ujarnya dirancang pula strategi perencanaan bagi masing-masing institusi melalui Kick-off
Meeting dan survei kuantitatif terhadap urgensi surveilans air limbah.

Pertemuan yang telah diselenggarakan pada 30 April 2024 lalu dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) pada 6-7 Mei 2024 dan Co-Creation Workshop pada 13 Mei 2024 yang bertajuk Advancing Public Health: Institutionalizing Wastewater Surveillance in Indonesia.

Baca juga : Pukat UGM Sebut Pernyataan Alexander Marwata Ganggu Penangkapan Harun Masiku

Pada diskusi Co-Creation Workshop, imbuhnya, akan menghasilkan beberapa identifikasi patogen manusia dan One Health dalam surveilans air limbah.

Patogen tersebut terdiri dari berbagai macam kuman dan virus yang menjadi prioritas untuk diidentifikasi pada air limbah. Sejauh ini,
virus polio, campak, dan rotavirus didaftarkan sebagai prioritas utama, sedangkan dari segi One Health adalah avian influenza dan patogen yang resisten terhadap antimikroba. "Penemuan ini tentunya memudahkan para pemangku kepentingan untuk menjalankan program surveilans tersebut," tegasnya.

Sementara perwakilan Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementeruan Kesehatan RI dr. Krisna Nur Andriana Pangesti, MS, PhD., menyambut baik dilakukannya environmental surveillance atau melalui wastewater surveillance. Sebab kegiatan in melihat derajat resistensi dari beberapa mikroba yang ada di lingkungan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya