Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Anda Sudah Berusia 40 Tahun? Ayo Jaga Tekanan Darah dan Mulai Hidup Sehat  

Basuki Eka Purnama
13/6/2024 06:15
Anda Sudah Berusia 40 Tahun? Ayo Jaga Tekanan Darah dan Mulai Hidup Sehat  
Ilustrasi(Freepik)

HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi disebut sebagai salah satu penyakit silent killer karena sering tidak menunjukkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi dan menyebabkan kematian. 

Untuk itu, sebaiknya masyarakat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bahaya hipertensi, cara mencegah, dan mengelolanya jika sudah terkena penyakit ini.

Jika Anda sudah masuk usia 40 tahun dan saat diperiksa, tekanan darah secara berulang mencapai lebih atau sama dengan 140/90 maka perlu mendapat penanganan tepat karena kondisi ini merupakan tanda tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Baca juga : Rutin Mengukur Tekanan Darah akan Bantu Anda Mendeteksi Hipertensi

Jika saat ini usia Anda sudah memasuki 40 tahun, jangan remehkan tekanan darah karena kebanyakan dari penderitanya mengalami hipertensi saat menginjak usia paruh baya (mulai dari 40 tahun) meskipun saat ini usia milenial termasuk rentan terkena hipertensi.  

Ancaman hipertensi semakin terasa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Riset Kesehatan Dasar (2018) menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, dengan orang-orang berusia 25- 44 tahun dan mereka yang tinggal di perkotaan memiliki risiko lebih tinggi.  

Menurut Medical Underwriter Sequis, Debora Aloina Ita Tarigan, penyebab utama naiknya tren hipertensi adalah praktik gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol, sering mengonsumsi junk food, kurang bergerak, kebiasaan merokok dan menggunakan vape, konsumsi alkohol berlebihan, jam tidur tidak teratur, dan stres. 

Baca juga : Hati-hati, Kurang Air Putih Pengaruhi Kestabilan Tekanan Darah

Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat merusak kesehatan dan jika terus dilakukan, risiko terkena hipertensi juga semakin tinggi

Faktor lain yang juga dapat memicu hipertensi adalah konsumsi obat penghilang rasa nyeri, pil kontrasepsi, obat penurun berat badan yang populer di kalangan milenial, dan zat-zat stimulan seperti nikotin, yang dapat meningkatkan tekanan darah. 

Selain itu, faktor genetik dan penuaan juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap hipertensi.

Baca juga : Kapan Anak Harus Mulai Diperiksa Tekanan Darahnya?

"Jika sudah terkena hipertensi harus dikelola sebelum terjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Cegah komplikasi dengan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan anjuran sesuai kondisi riwayat kesehatan. Kepatuhan menjalankan pengobatan dengan konsumsi obat hipertensi sesuai dosis dan jadwal serta melakukan pemeriksaan secara berkala menjadi kunci untuk mengendalikan tekanan darah pada tingkat yang lebih baik. Jika tidak diobati dan dikelola, hipertensi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal serta masalah kesehatan serius lainnya," papar Debora.

Hipertensi cenderung tidak dapat sembuh, tetapi dapat dikontrol dengan mengonsumsi obat sesuai dosis dari dokter. Konsisten dan disiplin mengonsumsi obat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya. 

"Jika Anda merasa baik-baik saja tidak ada salahnya memeriksakan diri dahulu. Jika hasil pemeriksaan berulang menunjukkan tekanan darah tinggi tidak menurun maka lakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Inisiatif memeriksa tekanan darah sangat baik dilakukan karena hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala awal atau disebut dengan silent killer," ungkap Debora.

Baca juga : Waspadai Penyakit Ginjal, Cara Pencegahan dan Gejalanya

Pencegahan menjadi kunci untuk menekan naiknya prevalensi hipertensi. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat, seperti olahraga rutin, tidur cukup, pola makan dengan diet yang sehat serta mengurangi asupan garam dan MSG, berhenti merokok dan vape, menghindari minuman beralkohol, serta rutin memeriksakan tekanan darah.

Cegah hipertensi dengan mengontrol berat badan, ubah gaya hidup, dan miliki asuransi kesehatan saat usia masih muda. Sedangkan jika sudah terdiagnosa hipertensi, prioritaskan untuk memantau kondisi kesehatan dengan rutin kontrol tekanan darah dan perbaiki pola hidup. 

Dengan melakukan pencegahan dan patuh pada pengobatan berarti kita ikut mendukung mengendalikan jumlah kasus hipertensi. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik