Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GERAKAN pola hidup sehat harus diterapkan sejak dini. Meningkatkan kesehatan generasi muda merupakan langkah strategis mewujudkan anak bangsa yang berdaya saing di masa depan.
"Pemahaman masyarakat terkait pentingnya pola hidup sehat sejak dini harus terus ditingkatkan, sehingga kesadaran anak bangsa mewujudkan generasi yang kuat dan tangguh terus tumbuh," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/6).
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 mengungkap para perokok umumnya mulai merokok di usia sekolah. Mereka memulai kebiasaan tak sehat itu saat berusia 15-19 tahun (56,5%) disusul perokok usia 10-14 tahun (18,4%).
Baca juga : Transparansi dalam Proses PPDB Harus Ditingkatkan
Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi perokok usia 10-18 tahun telah menunjukkan penurunan menjadi 7,4%. Namun, angka itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan target RPJMN 2024-2029 sebesar 5,4% serta angka prevalensi satu dekade lalu sebesar 7,2%.
Menurut Lestari, catatan survei tersebut harus segera ditindaklanjuti dengan langkah nyata agar target yang telah ditetapkan benar-benar bisa direalisasikan.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat membangun pola hidup sehat harus dilakukan sejak di lingkungan keluarga, sehingga diharapkan para orangtua juga mampu mengedukasi agar hidup sehat menjadi bagian dari keseharian masyarakat.
Dukungan semua pihak, jelas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, sangat diperlukan agar dorongan mewujudkan pola hidup sehat dapat berlangsung secara masif. Selain itu, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, teladan dari para pemangku kepentingan serta para tokoh publik juga sangat diperlukan dalam membangun kesadaran pola hidup sehat dalam keseharian.
Perencanaan yang telah ditetapkan, menurut Rerie, harus segera direalisasikan dengan langkah nyata agar berbagai target pembangunan yang memerlukan dukungan kesehatan yang prima dari setiap warga negara, dapat segera diwujudkan. (Z-2)
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyoroti lambannya implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) meski telah disahkan sejak 2022
Upaya perlindungan anak dari dampak negatif dunia maya harus menjadi perhatian semua pihak.
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan butuh kehati-hatian dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan dampak gejolak ekonomi global.
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved