Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
CHIKUNGUNYA adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini dikenal dengan gejalanya yang mirip dengan demam berdarah dan dapat menyebabkan nyeri sendi yang parah.
Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nama "chikungunya" berasal dari bahasa Makonde, sebuah bahasa yang dituturkan di daerah Tanzania dan Mozambik, yang berarti "menjadi bengkok" atau "melengkung," menggambarkan postur tubuh yang membungkuk karena nyeri sendi yang parah, gejala utama dari penyakit ini. Chikungunya pertama kali diidentifikasi selama wabah di Tanzania pada tahun 1952.
Penyakit ini ditandai dengan onset mendadak dari demam tinggi, sering disertai dengan nyeri sendi yang parah. Selain itu, gejala lain yang sering menyertai termasuk nyeri otot, sakit kepala, mual, kelelahan, dan ruam. Walaupun penyakit ini jarang berakibat fatal, nyeri sendi yang ditimbulkan bisa sangat parah dan melumpuhkan, dengan beberapa pasien mengalami gejala ini selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah infeksi awal.
Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat
Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), yang termasuk dalam genus Alphavirus dan keluarga Togaviridae. Virus ini terutama ditularkan kepada manusia oleh nyamuk yang terinfeksi. Dua spesies nyamuk utama yang bertanggung jawab atas penyebaran chikungunya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Aedes aegypti: Nyamuk ini dikenal sebagai vektor utama chikungunya di banyak bagian dunia. Aedes aegypti umumnya berkembang biak di sekitar tempat tinggal manusia dan memiliki kebiasaan menggigit manusia di siang hari, terutama di pagi dan sore hari. Nyamuk ini sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Aedes albopictus: Dikenal juga sebagai nyamuk harimau Asia, Aedes albopictus adalah spesies yang sangat invasif yang telah menyebar ke banyak bagian dunia, termasuk Amerika Utara dan Eropa. Seperti Aedes aegypti, nyamuk ini juga aktif di siang hari, tetapi dapat berkembang biak di berbagai lingkungan, termasuk daerah yang lebih dingin.
Baca juga : Nyamuk Wolbachia, Inovasi Efektif tetapi bukan Solusi Satu-Satunya
Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit orang yang sudah terinfeksi virus chikungunya. Virus kemudian berkembang biak di dalam nyamuk dan dapat ditularkan ke orang lain saat nyamuk tersebut menggigit mereka. Siklus penularan ini bisa terjadi dengan cepat, terutama di daerah dengan populasi nyamuk yang tinggi dan sanitasi lingkungan yang buruk.
Berikut adalah informasi mengenai gejala dan pencegahan chikungunya.
Gejala chikungunya biasanya muncul antara 4 hingga 8 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Meskipun jarang menyebabkan kematian, chikungunya dapat menyebabkan nyeri yang melemahkan dan gejalanya dapat berlangsung selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Baca juga : DBD Dipastikan Merupakan Penyakit Berbahaya
Menghindari Gigitan Nyamuk: Langkah pencegahan utama adalah menghindari gigitan nyamuk. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET, mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan kelambu saat tidur.
Mengelola Lingkungan: Mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk di sekitar rumah dan lingkungan sangat penting. Ini termasuk menguras dan membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti bak mandi, pot bunga, dan ban bekas, setidaknya seminggu sekali.
Penggunaan Insektisida: Penggunaan insektisida pada area yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak juga dapat membantu mengurangi populasi nyamuk.
Baca juga : Daftar 6 Superfood untuk Lawan DBD
Pemasangan Kelambu: Memasang kelambu di jendela dan pintu dapat mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
Penggunaan AC atau Kipas Angin: Menggunakan AC atau kipas angin dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk karena nyamuk cenderung tidak aktif di lingkungan yang berangin dan sejuk.
Saat ini, belum ada vaksin atau obat khusus untuk mengobati chikungunya. Pengobatan yang ada berfokus pada meredakan gejala dan memberikan perawatan suportif. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
Jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Dengan mengenali gejala dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat mengurangi risiko tertular chikungunya dan menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan kita. (Z-10)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Diketahui pada 2022, kasus demam berdarah dengue di Indonesia mencapai 125 ribu orang, atau naik dari periode 2021 sebanyak 73 ribu orang.
Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti menjelaskan terdapat beberapa tindakan atau langkah yang bisa dilakukan masyarakat atau orang tua jika anak terindikasi mengalami demam tinggi.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memulai program pencegahan demam berdarah (DBD) melalui teknologi Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved