Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Surat Yasin dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan, dan Keutamaannya

Wisnu Arto Subari
28/5/2024 23:09
Surat Yasin dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemahan, dan Keutamaannya
Ilustrasi.(Freepik)

SURAT Yasin memiliki kedekatan khusus dengan umat Islam. Surat ke-36 dalam Al-Qur'an ini sering dibaca umat Islam setiap malam Jumat atau setiap malam, saat tahlilan, dan ketika mendoakan jenazah. 

Surat Yasin memiliki 83 ayat. Sebagian ayatnya masuk dalam Juz 22 dan sebagian lagi dalam Juz 23.

Surat Yasin termasuk surah Makkiyyah yang turun di Mekah. Isi dari Surat Yasin tidak lepas dari pokok-pokok akidah umat sebelum Nabi Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wassallam, perjuangan dalam menyampaikan risalah kenabian, keagungan Allah, dan keanekaragaman perilaku umat manusia.

Baca juga: Al-Fatihah Kandungan, Keutamaan, Terjemahan, dan Tafsirnya

Surat Yasin diyakini umat Islam memiliki keutamaan atau fadilah. Apa saja fadilahnya? Berikut penjelasannya.

Keutamaan membaca Surat Yasin

Berikut sejumlah keutamaan membaca Surat Yasin.

1. Diampuni dosanya.

Bagi yang membaca Surat Yasin pada suatu malam dengan mengharapkan keridaan Allah, ia akan diampuni pada malam itu. Sebagaimana kata Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda:

Baca juga : Surat Al-Ikhlas dan Terjemahannya, Penyebab Turun, Tafsir Sifat Allah

مَنْ قَرَأَ (يس) فِيْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَوَجْهِ اللّٰهِ غُفِرَلَهُ فِيْ تِلْكَ الَّليْلَةِ

Barang siapa yang membaca Yasin pada suatu malam dengan mengharap rida Allah, ia akan diampuni pada malam itu. (HR Ad-Darimi).

2. Inti Al-Qur'an.

Ma'qil bin Yassar meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda:

Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

اَلْبَقَرَةُ سَنَامُ القُرْآنِ، وَاسْتُخْرِجَتْ “اللّٰهُ لاَإِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ” مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ، وَ (يس) قَلْبُ القُرْآنِ، لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللّٰهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَالدَّارَ الآ خِرَةَ إِلَّا غُفِرَلَهُ، إِقْرَءُهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ. يَعْنِيْ (يس)

Al-Baqarah ialah punuknya Al-Qur'an dan ayat (ini) dikeluarkan dari bawah arsy, yaitu: اللهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَالْحَىُّ الْقَيُّومُ 

Sedangkan surat Yasin ialah inti dari Al-Qur’an. Tidaklah seseorang yang membacanya dengan niat menginginkan Allah dan negeri akhirat, melainkan ia akan diampuni. Bacakanlah ia kepada orang-orang yang hendak meninggal di antara kalian. (HR. Ahmad).

Baca juga : Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ شَىْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس َمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ

"Segala sesuatu memiliki jantung. Jantungnya Al-Qur’an adalah Surat Yasin. Siapa yang membaca Surat Yasin, Allah akan mencatat baginya seperti membaca Al-Qur’an sepuluh kali." (HR. Tirmidzi Nomor 2887).

3. Bacakan untuk orangsakaratul maut agar ringan ruh keluar.

Dari Ma'qil bin Yasar radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اقْرَءُوا (يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ

"Bacakanlah Surat Yasin pada orang yang hampir mati di antara kalian." (HR Abu Daud Nomor 3121, Ibnu Majah Nomor 1448, An-Nasa'i dalam Amal Al-Yaum wa Al-Lailah Nomor 1074).

Baca juga: Surat At-Takwir dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemah, Kandungan, Keutamaannya

Barang siapa membaca surat Yasin di depan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut, Allah meringankan dan memudahkan keluarnya ruh.

حَدَّثَنَا صَفْوَانُ حَدَّثَنِى الْمَشْيَخَةُ أَنَّهُمْ حَضَرُوْا عِنْدَ غُضَيْفِ بْنِ الْحَارِثِ الثُّمَالِىِّ حِيْنَ اشْتَدَّ سَوْقُهُ فَقَالَ هَلْ مِنْكُمْ أَحَدٌ يَقْرَأُ يس قَالَ فَقَرَأَهَا صَالِحُ بْنُ شُرَيْحٍ السَّكُونِىُّ فَلَمَّا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ مِنْهَا قُبِضَ. قَالَ وَكَانَ الْمَشْيَخَةُ يَقُوْلُوْنَ إِذَا قُرِئَتْ عِنْدَ الْمَيِّتِ خُفِّفَ عَنْهُ بِهَا. قَالَ صَفْوَانُ وَقَرَأَهَا عِيْسَى بْنُ الْمُعْتَمِرِ عِنْدَ ابْنِ مَعْبَدٍ

Telah menceritakan kepada kami Shafwan, telah bercerita kepadaku para guru, bahwa mereka mendatangi Ghudhaif bin Haris Ats-Tsumali ketika penyakitnya sangat parah. Lalu Shafwan berkata, "Adakah di antara kamu sekalian yang mau membacakan surat Yasin?" Shaleh bin Syuraih As-Sakuni lalu membaca Surat Yasin. Setelah ia membaca 40 ayat dari surat Yasin, Ghudhaif meninggal. 

Dengan lantaran itulah para guru berkata, "Jika surat Yasin dibacakan di dekat orang yang sedang menghadapi ajalnya, ia akan diringankan (keluarnya ruh) dengan surat Yasin tersebut. 

Shafwan berkata, "(Begitu pula) Isa bin Mu'tamir membacakan Surat Yasin di dekat Ibnu Ma'bad. Demikian pesan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. (HR Ahmad).

Baca juga: Urutan 30 Surat Juz Amma Lengkap Arab, Latin, dan Arti

4. Membaca di malam Jumat dikabulkan permintaannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ يَس وَالصَّافَّاتْ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَعْطَاهُ اللهُ سُؤَلَهُ

"Barang siapa membaca surat Yasin dan Al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya." (HR Abu Daud dari al-Habr).

Menurut Syaikh Muhammad Abdul Rauf Almunawi, sanad hadis di atas terbilang putus. Di dalam karya fenomenalnya, Faidul Qodir, beliau mengatakan, "Ketahuilah bahwa yang terlintas di pikiran banyak orang bahwa tidak ada bacaan yang dianjurkan di malam Jumat kecuali surat Al-Kahfi, membacanya sudah menjadi amaliah di beberapa surau dan madrasah. Anggapan demikian tidak benar. Sesungguhnya terdapat beberapa hadits tentang anjuran membaca surat selain Al-Kahfi di malam dan hari Jumat. Di antaranya hadis riwayat Al-Taimi dalam kitab Al-Targhib bahwa barang siapa membaca surat Al-Baqarah dan Ali Imran di malam Jumat, ia mendapat pahala sebesar sesuatu di antara bumi ketujuh dan langit ketujuh."

Baca juga: Kumpulan Surat Pendek yang Mudah Dihafal

5. Meringankan siksa kubur. 

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَخَلَ المْقَابِر وَقَرَأَ سُوْرَةَ يَس خَفَّفَ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ وَكَانَ لَهُ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهَا حَسَنَاتٍ

Barangsiapa yang mendatangi pemakaman lalu membaca Surat Yasin, pada hari itu Allah meringankan siksaan mereka dan bagi yang membacanya mendapat kebaikan sejumlah penghuni kubur di pekuburan itu.

Kendati kualitas sanad hadis tentang keutamaan bacaan Surat Yasin tergolong lemah atau dhaif, tetapi tetap dianjurkan dan dapat diamalkan isi kandungannya. Sebagaimana ditegaskan oleh ulama bahwa hadis-hadis lemah boleh diamalkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan amal asalkan bukan terkait akidah dan tergolong hadits maudhu atau palsu.

Baca juga: Ayat Kursi dengan Terjemahan dan Tafsir Sekilas

Surat Yasin

Berikut Surat Yasin dalam Bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

يٰسۤ ۚ

Yaa siin.

1. Yaa siin.

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal qur aanil ḥakiim(i).

2. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah,

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal mursaliin(a).

3. sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul.

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

'Alaa shiraathim mustaqiim(in).

4. (yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanziilal 'aziizir raḥiim(i).

5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litundzira qaumam maa undzira aabaa uhum fahum ghaafiluun(a).

6. agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad ḥaqqal qaulu 'alaa aktsarihim fahum laa yu' minuun(a).

7. Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innaa ja'alnaa fii a'naaqihim aghlaalan fa hiya ilal adzqaani fahum muqmaḥuun(a).

8. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja'alnaa mim baini aidiihim saddaw wa min khalfihim saddan fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruun(a).

9. Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawaaaa un 'alaihim a andzartahum am lam tundzirhum laa yu' minuun(a).

10. Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamaa tundziru manittaba'adz dzikra wa khasyiyar raḥmaana bil ghaib(i), fa basysyirhu bimaghfiratiw wa ajrin kariim(in).

11. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ

Innaa naḥnu nuḥyil mautaa wa naktubu maa qaddamuu wa aatsaarahum, wa kulla syai in aḥshainaahu fii imaamim mubiin(in).

12. Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Wadhrib lahum matsalan ash ḥaabal qaryah(ti), idz jaa ahal mursaluun(a).

13. Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Idz arsalnaa ilaihimutsnaini fa kadz dzabuuhumaa fa 'azzaznaa bitsaalitsin faqaaluu innaa ilaikum mursaluun(a).

14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qaaluu maa antum illaa basyarum mitslunaa, wa maa anzalar raḥmaanu min syai (in), in antum illaa takdzibuun(a).

15. Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.”

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qaaluu rabbunaa ya'lamu innaa ilaikum lamursaluun(a).

16. Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu.

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa maa 'alainaa illal balaaghul mubiin(u).

17. Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas.”

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum, la il lam tantahuu lanarjumannakum wa layamassannakum minnaa 'adzaabun aliim(un).

18. Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qaaluu thaa irukum ma'akum, a in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifuun(a).

19. Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa jaa a min aqshal madiinati rajuluy yas'aa qaala yaa qaumittabi'ul mursaliin(a).

20. Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔

Ittabi'uu mal laa yas alukum ajraw wa hum muhtaduun(a).

21. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa maa liya laa a'budul ladzii fatharanii wa ilaihi turja'uun(a).

22. Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A attakhidzu min duunihii aalihatan iy yuridnir raḥmaanu bidhurril laa tughni 'annii syafaa'atuhum syai aw wa laa yunqidzuun(i).

23. Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Innii idzal lafii dhalaalim mubiin(in).

24. Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Innii aamantu birabbikum fasma'uun(i).

25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku.”

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qiiladkhulil jannah(ta), qaala yaa laita qaumii ya'lamuun(a).

26. Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bimaa ghafaralii rabbii wa ja'alanii minal mukramiin(a).

27. (bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”

۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa maa anzalnaa 'alaa qaumihii mim ba'dihii min jundim minas samaaaa i wa maa kunnaa munziliin(a).

28. Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ

In kaanat illaa shaiḥataw waaḥidatan fa idzaa hum khaamiduun(a).

29. (Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Yaa ḥasratan 'alal 'ibaad(i), maa ya' tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi'uun(a).

30. Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minal quruuni annahum ilaihim laa yarji'uun(a).

31. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ

Wa in kullul lammaa jamii‘ul ladainaa muḥdharuun(a).

32. Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa aayatul lahumul ardhul maitah(tu), aḥyainaahaa wa akhrajnaa minhaa ḥabban faminhu ya' kuluun(a).

33. Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan.

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja'alnaa fiihaa jannatim min nakhiiliw wa a'naabiw wa fajjarnaa fiihaa minal 'uyuun(i).

34. Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya' kuluu min tsamarihii wa maa 'amilat hu aidiihim, afalaa yasykuruun(a).

35. agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subḥaanal ladzii khalaqal azwaaja kullahaa mimmaa tumbitul ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuun(a).

36. Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa aayatul lahumul lailu naslakhu minhun nahaara fa idzz hum muzhlimuun(a).

37. Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy syamsu tajrii limustaqarril lahaa, dzzaalika taqdiirul 'aziiziil aliim(i).

38. (Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal qamara qaddarnaahu manaazila ḥattaa 'aada kal 'urjuunil qadiim(i).

39. (Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy syamsu yambaghii lahaa an tudrikal qamara wa lal lailu saabiqun nahaar(i), wa kullun fii falakiy yasbaḥuun(a).

40. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa aayatul lahum annaa ḥamalnaa dzurriyyatahum fil fulkil masyḥuun(i).

41. Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa yarkabuun(a).

42. (Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka kendarai.

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nughriqhum falaa shariikha lahum wa laa hum yunqadzuun(a).

43. Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illaa raḥmatam minnaa wa mataa'an ilaa ḥiin(in).

44. Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa idzaa qiila lahumuttaquu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la'allakum turḥamuun(a).

45. Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu (di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat,” (maka mereka berpaling).

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa maa ta' tiihim min aayatim min aayaati rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiin(a).

46. Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa razaqakumullaah(u), qaalal ladziina kafaruu lil ladziina aamanuu anuth'imu mal lau yasyaaaa ullaahu ath'amah(ū), in antum illaa fii dhalaalim mubiin(in).

47. Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaquuluuna mataa haadzal wa'du in kuntum shaadiqiin(a).

48. Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?”

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Maa yanzhuruuna illaa shaiḥataw waaḥidatan ta' khudzuhum wa hum yakhish shimuun(a).

49. Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Falaa yastathii'uuna taushiyataw wa laa ilaa ahlihim yarji'uun(a).

50. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fish shuuri fa idzaa hum minal ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun(a).

51. Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya.

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qaaluu yaa wailanaa mam ba'atsanaa mim marqadinaa…haadzaa maa wa'adar raḥmaanu wa shadaqal mursaluun(a).

52. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kaanat illaa shaiḥataw waaḥidatan fa idzaa hum jamii'ul ladainaa muḥdharuun(a).

53. Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal yauma laa tuzhlamu nafsun syai aw wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta'maluun(a).

54. Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

Inna ash ḥaabal jannatil yauma fii syughulin faakihuun(a).

55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang.

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin 'alal araa iki muttaki uun(a).

56. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu.

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda'uun(a).

57. Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salaamun qaulam mir rabbir raḥiim(in).

58. (Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtaazul yauma ayyuhal mujrimuun(a).

59. (Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!

۞ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a'had ilaikum yaa banii aadama allaa ta'budusy syaithaan(a), innahuu lakum 'aduwwum mubiin(un).

60. Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani'buduunii, haadzaa shiraathum mustaqiim(un).

61. (Begitu juga bahwa) sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.”

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad adhalla minkum jibillan katsiiraa(n), afalam takuunuu ta'qiluun(a).

62. Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Haadziihii jahannamul latii kuntum tuu'aduun(a).

63. Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Ishlauhal yauma bimaa kuntum takfuruun(a).

64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al yauma nakhtimu 'alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun(a).

65. Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Wa lau nasyaaaa u lathamasnaa 'alaa a'yunihim fastabaqush shiraatha fa annaa yubshiruun(a).

66. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan (membutakan) mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (selamat). Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat?

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ

Wa lau nasyaaaa u lamasakhnaahum 'alaa makaanatihim famastathaa'uu mudhiyyaw wa laa yarji'uun(a).

67. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali.

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu'ammirhu nunakkishu fil khalq(i), afalaa ya'qiluun(a).

68. Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Wa maa 'allamnaahusy syi'ra wa maa yambaghii lah(uu), in huwa illaa dzikruw wa qur aanum mubiin(un).

69. Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas,

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyundzira man kaana ḥayyaw wa yaḥiqqal qaulu 'alal kaafiriin(a).

70. agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ

Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa 'amilat aidiinaa an'aaman fahum lahaa maalikuun(a).

71. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa dzallalnaahaa lahum fa minhaa rakuubuhum wa minhaa ya' kuluun(a).

72. Kami menjadikannya (hewan-hewan itu) tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan.

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fiihaa manaafi'u wa masyaarib(u), afalaa yasykuruun(a).

73. Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

Wattakhadzuu min duunillaahi aalihatal la'allahum yunsharuun(a).

74. Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

Laa yastathii'uuna nashrahum, wa hum lahum jundum muḥdharuun(a).

75. (Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Falaa yaḥzunka qauluhum, innaa na'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun(a).

76. Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idzaa huwa khashiimum mubiin(un).

77. Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa dharaba lanaa matsalaw wa nasiya khalqah(uu), qaala may yuḥyil 'izhaama wa hiya ramiim(un).

78. Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Qul yuḥyiihal ladzii ansya ahaa awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin 'aliim(un).

79. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Alladzii ja'ala lakum minasy syajaril akhdhari naaraa(n), fa idzaaaa antum minhu tuuqiduun(a).

80. (Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awa laisal ladzii khalaqas samaawaati wal ardha biqaadirin 'alaa ay yakhluqa mitslahum, balaa wa huwal khallaaqul 'aliim(u).

81. Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamaa amruhuu idzaa araada syai an ay yaquula lahuu kun fa yakuun(u).

82. Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ

Fa subḥaanal ladzii biyadihii malakuutu kulli syai iw wa ilaihi turja'uun(a).

83. Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

Demikianlah Surat Yasin dan terjemahannya. Semoga kita dapat senantiasa membaca Surat Yasin dan memperoleh keberkahannya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya