Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BICARA Udara, sebuah lembaga nirlana yang aktif melakukan edukasi publik, riset, kolaborasi, serta advokasi kepada pemerintah mengenai isu polusi udara, bekerja sama dengan Kinderkloud meluncurkan buku berjudul Bersuara untuk Udara.
Kinderkloud hadir sebagai startup edutech yang berfokus pada keluarga dengan anak di 2000 hari pertama kehidupan.
Melalui kolaborasi dengan Bicara Udara, buku ini menekankan pentingnya peran orangtua pada literasi anak usia dini untuk mendukung lingkungan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas udara.
Baca juga : Perkumpulan Penulis ALINEA Luncurkan Serial Buku Anak “Bumiku Kelak”
Peluncuran buku ini bertepatan dengan bulan Pendidikan Nasional, sebuah momentum yang tepat untuk mengadvokasi literasi lingkungan (eco-literacy) dan membangun kesadaran serta tindakan positif terhadap lingkungan, khususnya dalam peningkatan kualitas udara.
"Kita semua punya peran dalam meningkatkan kualitas udara, lebih dari sekadar mengeluh atau mengharapkan peran pemerintah. Lewat buku ini, kami mencoba untuk memberi pandangan kepada para orang tua mengenai pentingnya peran serta mereka dalam mendidik anak-anak tentang lingkungan," tutur Co-Founder Bicara Udara Ratna Kartadjoemena saat acara peluncuran di Buumi Playscape, Pacific Place, Jakarta.
Ratna menjelaskan, dalam menghadapi masalah dan tantangan lingkungan saat ini, para orangtua diharapkan siap terlibat untuk memastikan masa depan dan keberlangsungan anak-anak mereka.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Ajarkan Konsep Menabung pada Anak
Membangun literasi lingkungan (eco-literacy) di kalangan anak-anak adalah langkah penting untuk menyadarkan mereka akan sumber daya yang terbatas dan mendorong kebijaksanaan dalam menggunakan sumber daya tersebut.
Co-Founder Parentalk Nucha Bachri, yang juga hadir dalam sesi talkshow peluncuran, menambahkan, "Pentingnya mengedukasi anak untuk peduli lingkungan bisa dimulai dengan menumbuhkan awareness lewat hal-hal yang dekat dengan mereka. Kita harus mulai mengajak anak-anak untuk aware dengan isu lingkungan melalui berbagai medium yang mereka sukai, seperti buku cerita."
Menurut Nucha, orangtua bisa mengajak anak untuk sadar terhadap berbagai aktivitas yang berdampak, seperti hemat air saat mandi, hemat listrik, serta tidak membakar sampah.
"Selain itu, kita bisa mengajak mereka untuk menerapkan gaya hidup hijau seperti membawa tumblr untuk minum atau tote bag saat berbelanja," imbuhnya.
Kolaborasi antara Bicara Udara dan Kinderkloud ini bertujuan mempersiapkan anak-anak menjadi pembaca yang cerdas sekaligus pemimpin masa depan yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta kesejahteraan planet ini. Dengan meningkatkan eco-literacy, diharapkan anak-anak akan lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam dan lebih proaktif dalam menjaga lingkungan. (Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved