Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BMKG: Dilewati Awan Afrika, Hujan di Sumbar Lebih Ekstrem dan Memicu Bencana

Bonar Harahap
13/5/2024 20:15
BMKG: Dilewati Awan Afrika, Hujan di Sumbar Lebih Ekstrem dan Memicu Bencana
Prajurit TNI melakukan evakuasi korban pasca banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumbar.(Dok. Antara)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut telah menemukan karakteristik khusus hujan di Sumatra Barat (Sumbar). Hujan di Sumbar disebut unik karena dilewati awan Afrika, sehingga cenderung berpotensi lebih ekstrem dan memicu bencana alam, seperti banjir bandang dan tanah longsor.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, daerah Sumbar yang melintang di daerah atau jalur katulistiwa, sering kedatangan kiriman awan-awan hujan dari Samudra hindia sebelah timur Afrika. Jadi, hujan yang turun di Sumbar bukan hanya hujan local, tetapi awan-awan itu menjadi hujan.

“Awan-awan African melewati khatulistiwa dan saat menabrak gunung di daerah Sumbar, besar menjadi hujan. Hal ini memperparah hujan di Sumbar menjadi ekstrim, karena gabungan hujan lokal dan kiriman dari Afrika,” ujar Dwikorita, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumbar, Senin (13/5) sore.

Baca juga : Awas, Cuaca Ekstrem Melanda Jawa Tengah

Di Sumbar, selain hujan lokal, juga sering mendapatkan kiriman awan memicu hujan lebat di daerah ini. Sehingga, daerah Sumatra Barat sering mendapatkan bencana alam, seperti banjir bandang dan tanah longsor dengan tingkat keparahan tinggi dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

Banjir Bandang Sumbar

Sementara itu, sebelum banjir bandang melanda Sumbar pada 11 Mei 2024, BMKG sudah menerbitkan peringatan dini prakiraan cuaca di Sumbar pada 8 Mei 2024. Peringatan dini tersebut yaitu adanya potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah tersebut.

"Adanya sirkulasi itu terdeteksi pada tanggal 8 mei dan sehingga kami sudah memberikan peringatan dini cuaca prospek 3 hari kedepan, yakni pada tanggal 10–12 Mei di wilayah Sumatera Barat dalam kategori hujan sedang-lebat disertai kilat atau petir," kata Dwikorita.

Baca juga : Update Korban Banjir Bandang dan Longsor Sumbar, 40 Meninggal, 13 Masih Hilang

Dwikorita juga menjelaskan banjir lahar yang terjadi utamanya karena adanya endapan material hasil erupsi dari Gunung Marapi. Material tersebut tersapu oleh hujan intensitas lebat dan akhirnya menjadi longsor.

Lebih lanjut, pihaknya memprediksi bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini masih berlangsung di Sumbar. Hal itu diperkirakan berlangsung hingga 22 Mei 2024.

"Prospek cuaca sampai tanggal 22 Mei ini masih potensi curah hujan masih terjadi, tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi," pungkas dia.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya