Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PRAKTISI kesehatan masyarakat sekaligus dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Tamansari, Cindya Klarisa Simanjuntak, mengajak masyarakat, khususnya warga Jakarta, agar lebih responsif terhadap gejala diabetes.
Hal itu disampaikan Cindya menyikapi Hari Diabetes Nasional 2024 serta tingginya prevalensi diabetes melitus di Jakarta yang mencapai 11,4% dengan jumlah penyandang sebanyak 1.532.000 orang per Agustus 2023.
"Harus segera mengenali dan dikendalikan," kata Cindya, Senin (22/4).
Baca juga : Masyarakat Diingatkan tidak Takut Periksa Gula Darah
Ia melanjutkan diabetes melitus menjadi penyakit yang mengundang atau menyebabkan penyakit lainnya.
"Komplikasi akibat diabetes melitus itu seperti jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental," ujar dia.
Ia lalu merinci beberapa penyebab utama diabetes melitus.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pantau Tumbuh Kembang Anak untuk Deteksi Dini Diabetes
"Pertama itu berat badan. Populasi dengan indeks masa tubuh (IMT) berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT = 24 kg/m2 sudah dikategorikan kelebihan berat badan," ucap Cindya.
Kemudian, kata dia, rendahnya aktivitas fisik, tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan atau minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes.
"Terus riwayat keluarga. Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30%-70% berkembang menjadi DM tipe 2," kata dia.
Baca juga : Ini Gejala Dini Diabetes
Selanjutnya adalah berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.
"Terakhir kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari," kata dia.
Adapun beberapa gejala diabetes melitus yang dapat dirasakan adalah cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi).
Baca juga : Ini Tips Hindari Kebutaan dan Amputasi Bagi Penderita Diabetes
"Kemudian penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, pandangan mata kabur, dan luka yang tidak kunjung sembuh," kata dia
Oleh karena itu, ia menyarankan individu dengan indeks masa tubuh = 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orangtua dengan diabetes melitus, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, perempuan dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung, segera memeriksakan diri ke dokter.
"Kemudian individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut, mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap tiga tahun. Kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap satu tahun," kata Cindya.
Ia menuturkan mencegah lebih baik daripada mengobati dan mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat.
"Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved