Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
HARI Kartini diperingati pada 21 April setiap tahunnya. Pemerintah menetapkan perayaan tersebut untuk mengenang dan menghormati jasa RA dalam membela pendidikan dan hak-hak perempuan Indonesia pada abad ke-19.
Dalam merayakan Hari Kartini, seluruh perempuan Indonesia memperingatinya dengan cara yang berbeda-beda. Salah satunya adalah membaca puisi Hari Kartini yang menjadi inspirasi banyak wanita di Indonesia.
Dikutip dari buku Antologi Puisi Kartini 2021 yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Berikut lima puisi Hari Kartini yang menggambarkan semangat dan perjuangan RA Kartini yang penuh makna dan inspirasi.
Baca juga : Uni-Charm Rayakan Hari Perempuan Internasional dengan Tema "Love Your Possibilities"
Kartini mengajarkan kami
Bahwa tulisan itu adalah ungkapan ekspresi
Menulis adalah menyusun ide
Menjadi gagasan yang mendobrak tradisi
Kartini meyakinkan kami bahwa
Membaca itu membuka jendela dunia
Mengisi pikiran dengan pengetahuan
Membuka diri pada kesempatan
Kartini membuktikan kekuatan bahasa
Bertata krama gadis Jawa
Bertutur Bahasa Indonesia
Berkomunikasi Bahasa Belanda dengan sempurna
Baca juga : Sambut Hari Ibu, Bank Sampoerna Luncurkan Program Khusus untuk Wanita
Kartini menunjukkan kepada kami
Bahwa revolusi berakar dari rumah
Pendidikan pertama kami adalah bunda
Yang mengajarkan kami berbicara dan menanamkan cita-cita
Kartini mendorong kami maju
Dengan senjata kertas, pena, dan buku
Kaki kami memang menjejak tanah
Tapi wawasan kami luas seluas angkasa
Kau kini tak lagi harus berada di belakang Ucapkanlah terima kasih pada seorang pengarang:
Yang menulis surat-surat ke kawannya di negeri orang
Baca juga : UPLAND Project Gandeng Kelompok Wanita Tani Kembangkan Hasil Produk Pertanian
Suarakan keinginan kaummu
untuk bebas bertualang di padang ilalang
Kebayamu dijahit dengan benang-benang literasi.
Batikmu ditulis dengan kebebasan berekspresi. Rambutmu kau sanggul dengan pena.
Sandal kebaya kau ganti dengan sepatu kets.
Kadang ada terlalu banyak buku, dan terlalu sedikit waktu.
Kadang ada terlalu banyak waktu, dan terlalu sedikit buku.
Karena itulah kawanku Kartini Milenial
rela membawa buku ke pelosok-pelosok sepi
mengajak siapapun yang dia temui
untuk jatuh cinta pada kata-kata
Baca juga : Inilah Inspirasi Flat Shoes dari Produk Brand Lokal Terkemuka
Karena itulah kawanku Kartini Milenial
rela membawa buku ke tengah-tengah ramai
mengajak siapapun yang dia temui
untuk jatuh bangun pada cita-cita
Bunda
Aku ingat malam di bulan April yang hangat Belasan tahun lalu.
Malam itu Bunda bercerita
Tentang wanita yang terbelenggu dinding keraton Namun gagasannya melesat hingga ke Eropa
Pada malam itu
Bunda berkisah tentangnya
Wanita Keraton yang senang membaca dan menulis
Bunda bilang
Wanita itu menulis banyak gagasan dalam surat-suratnya
Gagasannya tentang kebebasan belajar dan berpendidikan bagi anak perempuan
Membuat Bunda, dan teman-teman Bunda bisa berpendidikan tinggi
Bunda bilang
Bunda berhutang budi pada wanita itu
Bunda menjadi poltikus,
Bisa bicara di parlemen tentang masalah sosial masalah pendidikan untuk wanita
Berkat wanita yang suka menulis itu
Bunda,
Saat ini aku membaca Door Duisternis Tot Licht di Amsterdam
Di antara bunga tulip yang bermekaran
Hatiku hangat seperti cuaca musim semi di sini April bulan yang spesial bagiku
Bunda,
Di Kota ini aku melanjutkan cita-cita
Yang pernah terlepas dari
Kartini Wanita yang harum namanya
Akan aku teruskan gagasan beliau
Mengharumkan nama wanita
Indonesia Doakan kuliahku lancar
Bunda
Terima kasih
Untuk dongeng dan cerita-cerita malam sebelum tidurku Salam sayang anakmu Kartini
Aku perempuan Indonesia
Menelan gelap menjadi pagi
Menantang kebodohan diri
sebagai jati diri seorang aku
Mungkin lelah menggoda berkata sudah
Tapi sadar, diri kecil menyandang cita cita tinggi Bila satu buku saja sudah menjadi penerang jalan, Membias ke segala penjuru,
Menerobos celah tirai jendela dunia Mengapa tak kucoba satu buku lagi saja?
Aku perempuan Indonesia
Tak akan buta menjadi identitasku
Bila payahnya literasi menjadikanku bungkam
aku tak mau seperti itu
Biarlah hitam mataku, kapal tanganku, rontok rambutku Jauh lebih baik bagiku dari pada gelap dunia ku
Aku mampu berdaya
Kelak, bila mana aku dapat melihat dunia
Akan ku seberangi pelita kepada perempuan Indonesia ku
Aku perempuan Indonesia
Aku potensi Indonesiaku
Wahai guruku, ibu kartiniku..
Pengeja langkah yang buta akan setiap ilmu
Membuka luas wawasan jendela pengetahuanku
Panutan negeri dalam bertindak dan bertutur baku
Penuh kasih, santun, dan cerdas layaknya ibundaku
Wahai guruku, ibu kartiniku..
Aku terlahir dengan banyak kebutaan aksara
Ditempa dengan beragam cara untuk menghadapi dunia Ibu kartini, keinginan dimasa lalu mu kini menjadi nyata Meski ragamu tiada, tetapi kami rasakan jiwamu tetap ada
Wahai Ibu Raden Ajeng Kartini,
Banggakah kau akan guru penerusmu di masa kini?
Tak ada lagi yang membelenggu hati nurani
Bebas berekspresi dan mendidik diri mencari diri
Dan ibu guruku, penuntun menuju setiap mimpi
Keabadian jiwa dalam tiap-tiap literasi
Membangkitkan kami dari gelapnya sisi
Kini, pemuda bangsa bangkit turut mengabdi
Demi membangkitkan pendidikan negeri Menghapus kebodohan di zaman teknologi
Kulihat banyak buku dari berbagai nusantara
Atau bahkan Negara untuk mencerdaskan bangsa
Kini semua akses terbuka untuk kita membuka mata
Bukan hanya bangsawan yang bisa belajar dan membaca Di kota dan semoga pelosok desa
(Z-12)
Salah satu cara untuk memperingati hari Kartini, pejuang emansipasi wanita ini, adalah dengan menulis puisi yang menginspirasi tentang Kartini.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Menstruasi yang normal dan teratur adalah tanda bahwa reproduksi perempuan dalam kondisi baik, dan tubuh secara keseluruhan dalam keadaan sehat.
Seiring dengan pertambahan usia pada perempuan serta kehamilan mampu menyebabkan penurunan kekuatan otot panggul dalam menopang organ-organ vital.
Perjuangan perempuan Indonesia hari ini ialah kelanjutan dari jejak-jejak lokal yang pernah berjaya, tapi kini dibingkai dalam ideologi negara, yaitu Pancasila.
BRInita merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan.
POTENSI perempuan di sejumlah sektor harus mampu ditingkatkan melalui berbagai upaya pemberdayaan sebagai bagian dari langkah mengakselerasi pembangunan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved