Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PERNAHKAH anda mendengar penyakit anemia aplastik? penyakit ini ternyata bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita dan dapat meyerang segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Seseorang yang terlihat pucat sering kali dikaitkan dengan kondisi anemia. Lalu, apakah penyakit anemia aplastik bisa disembuhkan?
Jika penyebab mendasar dari anemia aplastik dapat ditemukan dan diobati, besar kemungkinan anemia aplastik dapat disembuhkan. Sayangnya, penyebab anemia aplastik pada umumnya sulit diidentifikasi sehingga pengobatan yang mungkin dilakukan adalah dengan mengurangi gejalanya.
Seperti yang diketahui, komika Babe Cabita dikabarkan meninggal dunia yang diduga disebabkan oleh penyakit anemia aplastik. Meski demikian, Media Indonesia merangkumkan beberapa cara pengobatan yang digunakan untuk mengurangi gejala anemia aplastik menurut beberapa sumber :
Baca juga : Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit yang Menyerang Babe Cabita
Transfusi darah tidak dapat menyembuhkan penyakit anemia aplastik. Namun, cara ini dapat mengurangi gejala anemia dan menyediakan sel darah yang tidak dapat diproduksi oleh sumsum tulang.
Transplantasi sel induk (transplantasi sumsum tulang) merupakan prosedur medis yang dapat menjadi pilihan untuk menggantikan sel punca yang rusak.
Obat-obatan ini merupakan jenis obat yang dapat digunakan untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel punca di dalam sumsum tulang.
Baca juga : Sedang Konsumsi Tablet Penambah Darah? Hindari Susu dan Produk Turunannya
Stimulan sumsum tulang merupakan obat yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi sel darah merah (eritrosit) di dalam sumsum tulang. Proses ini dikenal sebagai Eritropoiesis dan sering dilakukan pada penderita anemia aplastik.
Penggunaan antibiotik dan antivirus dapat membantu mengatasi infeksi yang sering terjadi pada penderita anemia aplastik.
Apakah ada risiko terjadinya kambuh setelah pengobatan? Ya, ada risiko terjadinya kambuh setelah pengobatan anemia aplastik. Meskipun pengobatan dapat membantu meringankan gejala dan memperbaiki kondisi, namun beberapa faktor dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya kambuh, diantaranya :
Baca juga : Penyakit Pembuluh Darah: Jenis, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya
Beberapa orang mungkin tidak merespons pengobatan dengan baik, atau sistem kekebalan tubuh mereka dapat kembali menyerang sel punca setelah pengobatan.
Penggunaan obat penekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan) atau obat lain dapat memiliki efek samping yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Kondisi kesehatan yang mendasari atau faktor risiko lain, seperti infeksi atau gangguan sumsum tulang, dapat memengaruhi kemungkinan terjadi kambuhnya anemia aplastik.
Penting untuk mengikuti rencana pengobatan dengan disiplin. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya, risiko kambuhnya penyakit dapat meningkat.
Penting untuk menjaga komunikasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi Anda. Jika terdapat tanda-tanda kekambuhan, segera temui dokter untuk konsultasi agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Z-10)
Bayi yang mengalami anemia akan mengalami gejala klinis berupa iritabel atau merengek, lesu, dada berdebar-debar, sakit kepala sampai dengan tidak lincah saat berlari.
Tidak memotong tali pusat selama satu sampai tiga menit ditujukan supaya aliran darah dari ibu melalui plasenta ke dalam tali pusat bayi lebih lama.
Permasalahan ADB menjadi salah satu dari 5 gangguan kesehatan terbesar pada anak selain permasalahan gigi, gizi hingga keterlambatan perkembangan anak.
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak langsung pada meningkatnya risiko bayi lahir prematur, stunting, hingga kematian ibu saat melahirkan.
PARA tidak mengetahui mengapa wanita tersebut tidak kunjung sembuh setelah diberi obat untuk anemia dan infeksi bakteri di perutnya, saat endoskopi cacing tambang ditemukan di usus kecilnya
Cegah anemia saat puasa dengan pola makan sehat! Konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, dan hindari aktivitas berat agar tubuh tetap bugar selama Ramadan.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Pada dasarnya, ciri-ciri campak pada orang dewasa dan anak-anak memang hampir sama. Namun, gejala pada orang dewasa biasanya lebih berat dan bertahan lebih lama.
Aktris asal Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun. Sebelum meninggal, Kang Seo Ha berjuang melawan kanker lambung.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved