Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa, (9/4), pukul 6.38 WIB di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sebelumnya, pada September lalu, Babe Cabita mengakui dirinya terkena penyakit anemia aplastik yang mengharuskan dirinya menjalani perawatan intensif.
Lalu apa itu anemia aplastik?
Anemia aplastik merupakan penyakit dengan kondisi serius yang memengaruhi darah. Kondisi itu membuat sumsum tulang tidak mampu lagi memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang cukup. Itu akhirnya menyebabkan jumlah salah satu atau semua jenis sel darah merah menurun.
Baca juga : Sedang Konsumsi Tablet Penambah Darah? Hindari Susu dan Produk Turunannya
Anemia aplastik diketahui menyerang orang-orang dari segala usia. Usia yang paling sering terkena ialah antara 10 hingga 20 tahun atau 60 hingga 65 tahun. Kelainan darah ini mungkin saja terjadi secara tiba-tiba, atau mungkin bisa berkembang secara perlahan dan menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu.
Apa itu sumsum tulang?
Sumsum tulang merupakan zat yang ditemukan di bagian tengah tulang yang lunak dan sebagai tempat pembentukan sel darah. Kemudian, sumsum tulang ini akan membentuk sel induk yang berkembang menjadi salah satu dari tiga jenis sel, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Baca juga : Keltie Knight Membuka Diri tentang Perjuangan Melawan Anemia Mikrositik
Apa saja gejala anemia aplastik?
Dikutip dari Great Ormond Street Hospital, gejala anemia aplastik bisa bervariasi, tergantung pada fungsi sel darah yang terpengaruh. Pada anemia aplastik, semua jenis sel darah berkurang. Sumsum tulang yang biasnaya mengandung sejumlah besar sel darah yang belum matang, akan mengandung sedikit sel tersebut.
Gejala anemia aplastik yang umum terjadi adalah anemia, yaitu rendahnya jumlah sel darah merah. Sehingga oksigen yang masuk ke otot tidak normal. Karenanya akan membuat kekurangan energi, mudah lelah, tampak pucat, dan akan merasa kehabisan napas setelah berolahraga.
Baca juga : Ini Beda Talasemia dan Anemia
Selain itu, bagi mereka yang menderita anemia aplastik sering kali mudah memar tanpa terjatuh ataupun terbentur. Hal ini disebabkan karena rendahnya jumlah trombosit (kurang dari 150 x 109/I) dalam aliran darah, sehingga mengurangi kemampuan darah untuk menggumpal.
Penderita penyakit ini juga rentan terkena infeksi karena kekurangan leukosit atau sel darah putih. Beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan anemia aplastik meliputi:
1. Penyakit autoimun:
Baca juga : Mengetahui Nilai Normal Hematokrit dan Penyebab Tinggi Rendahnya
Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, termasuk sel punca di dalam sumsum tulang.
2. Kelainan genetik:
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa atau kelainan genetik bernama anemia Fanconi. Namun, ini menjadi penyebab yang paling jarang.
3. Infeksi virus:
Beberapa jenis virus seperti Hepatitis, Epstein-Barr, Cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan human immunodeficiency virus (HIV) dapat menyebabkan anemia aplastik. Diketahui salah satu dari 10 pasien anemia aplastik pernah mengalami infeksi virus ini dan seringkali terkenal virus hepatitis. Namun, belum ada bukti bahwa virus tertentu lebih mungkin menyebabkan anemia aplastik dibanding dengan virus lainnya.
4. Radioterapi dan kemoterapi:
Radioterapi dan kemoterali untuk mengobati kanker juga memungkinan berisiko merusak sel-sel punca di dalam sumsum tulang.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu:
Antibiotik chloramphenicol dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia aplastik.
Selain kondisi penyebab yang telah dijelaskan, anemia aplastik bisa disebabkan oleh faktor yang belum diketahui atau sering dinamakan anemia aplastik idiopatik.
Kemudian kasus anemia aplastik yang terdiagnosis, tingkat keparahan kondisinya akan digambarkan sebagai berikut:
Anemia Aplastik Sangat Parah
1. Neutrofil kurang dari 0,2 x 109/l.
2. Trombosit kurang dari 20 x 109/l.
3. Aktivitas sumsum tulang kurang dari 30 persen.
Anemia Aplastik Parah tetapiTidak Parah
1. Neutroful kurang dari 0,5 x 109/l.
2. Trombosit kurang dari 20 x 109/l
3. Aktivitas sumsum tulang kurang dari 30 persen.
Sementara itu, perawatan terbaik untuk penderita anemia aplastik idiopatik adalah dengan melakukan transplantasi sumsum tulang dari saudara kandung laki-laki atau saudara kandung perempuan yang memiliki jaringan yang cocok.
Bagi mereka yang tidak memiliki saudara kandung, dapat melakukan pengobatan imunosupresif atau yang biasa disebut pengobatan ATG (Anti Timosit Globulin) dan cislosporin. Pengobatan ini merupakan pengobatan yang relatif aman. Namun, pengobatan imunosupresif hanya akan berhasil pada enam dari sepuluh anak. Perlu diingat, meskipun pengobatan ATG dinyatakan berhasil, akan tetapi sewaktu-waktu dapat kambuh kembali.
Bayi yang mengalami anemia akan mengalami gejala klinis berupa iritabel atau merengek, lesu, dada berdebar-debar, sakit kepala sampai dengan tidak lincah saat berlari.
Tidak memotong tali pusat selama satu sampai tiga menit ditujukan supaya aliran darah dari ibu melalui plasenta ke dalam tali pusat bayi lebih lama.
Permasalahan ADB menjadi salah satu dari 5 gangguan kesehatan terbesar pada anak selain permasalahan gigi, gizi hingga keterlambatan perkembangan anak.
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak langsung pada meningkatnya risiko bayi lahir prematur, stunting, hingga kematian ibu saat melahirkan.
PARA tidak mengetahui mengapa wanita tersebut tidak kunjung sembuh setelah diberi obat untuk anemia dan infeksi bakteri di perutnya, saat endoskopi cacing tambang ditemukan di usus kecilnya
Cegah anemia saat puasa dengan pola makan sehat! Konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, dan hindari aktivitas berat agar tubuh tetap bugar selama Ramadan.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved