Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pelaku Kekerasan terhadap Anak Disebut Cenderung Punya Gangguan Mental

Basuki Eka Purnama
05/4/2024 11:45
Pelaku Kekerasan terhadap Anak Disebut Cenderung Punya Gangguan Mental
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Indria Laksmi Gamayanti menyebut para pelaku kekerasan terhadap anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental.

"Secara psikologis, pelaku kekerasan cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dalam dirinya sendiri," kata Indria dalam keterangan resmi, Kamis (4/4).

Dia menuturkan pada banyak kasus, pelaku kekerasan pada anak merupakan orangtua, guru, pengasuh, bahkan sesama anak.

Baca juga : Kekerasan Anak Meningkat 30%, Dibutuhkan Kepekaan Publik

"Kekerasan pada anak bisa dilakukan siapa saja. Sayangnya, menurut penelitian banyak dilakukan oleh orang-orang dewasa terdekat yang justru seharusnya bisa menjadi pelindung dari anak tersebut," ujar dia.

Menurut Indria, faktor pemicu dari tendensi tindakan kekerasan pada pelaku bermacam-macam, mulai dari kesiapan mental kondisi ekonomi, hingga pengalaman kekerasan serupa di masa kecil.

Indria menyebut ada tiga macam bentuk kekerasan pada anak, yaitu kekerasan fisik, kekerasan emosi, dan kekerasan seksual.

Baca juga : Kenali Gejala Kecanduan Gawai Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Saat anak menjadi korban kekerasan fisik dan kekerasan seksual, kata dia, dipastikan diikuti dengan kekerasan emosi atau psikis.

Meski begitu, kekerasan yang paling banyak terjadi dan belum banyak disadari adalah kekerasan emosi dalam bentuk ujaran kemarahan, kebencian, penghinaan, dan bentuk kekerasan verbal lainnya.

"Yang sangat disayangkan, pelaku kekerasan justru berasal dari orang terdekat anak, khususnya orangtua dalam hal pola asuhnya," tutur dia.

Baca juga : Keterampilan yang Perlu Dibangun untuk Menguatkan Mental Anak

Orang dewasa yang melakukan kekerasan pada anak, ujar Indria, umumnya adalah orang-orang yang tidak matang secara emosi atau orang yang semasa kecilnya juga menerima tindakan serupa.

Ketika seseorang mengalami kekerasan di masa kecil, lanjut dia, ada potensi akan melakukan kekerasan yang lebih parah ketika beranjak dewasa.

"Bayangan masa lampau atau trauma masa kecil orang tua memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan kekerasan serupa atau lebih terhadap anaknya," kata dia.

Baca juga : Upaya Membebaskan Anak-anak dari Ketergantungan Ponsel

Karena itu, sebagai orang dewasa yang berada di lingkungan tempat anak tinggal, kata dia, semestinya mampu memberikan perlindungan terhadap tindak kekerasan.

Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, menurut dia, sangat penting tidak hanya pada anggota keluarga, namun juga orang-orang sekitar.

"Masa kecil anak merupakan masa pertumbuhan yang krusial untuk membentuk karakter, karenanya diperlukan pengawasan dan pengasuhan yang baik supaya bentuk kelalaian berujung kekerasan tidak terjadi," pungkas Indria. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya