Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Kasus flu Singapura terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Namun, upaya vaksinasi untuk penyakit ini belum dapat dilakukan meskipun sudah dari 5.000 kasus dilaporkan.
Menurut laporan resmi dari Kementerian Kesehatan, hingga Maret 2024, tercatat 5.461 kasus Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease , Banten menjadi salah satu daerah yang terdampak, dengan 738 kasus, sementara Depok mencatat 45 kasus yang dicurigai, dengan 10 pasien sedang dirawat di rumah sakit.
Pakar kesehatan anak Edi Hartoyo menjelaskan bahwa flu Singapura sering menyerang anak-anak, khususnya yang berusia di bawah 5 tahun.
Baca juga : Etana Kembangkan Vaksin Tuberkulosis
Meskipun gejalanya serupa dengan penyakit lain seperti cacar air, diagnosis flu Singapura bergantung pada gejala klinis dan deteksi virus. Namun, hingga saat ini, vaksin yang spesifik untuk mencegah penyakit ini belum tersedia.
"Penanganan flu Singapura masih bergantung pada terapi simtomatik dan penguatan sistem kekebalan tubuh pasien. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan, vaksin yang ditargetkan untuk virus ini belum berhasil dikembangkan," ungkap Edi Hartoyo dalam sesi konferensi melalui platform zoom kepada media pada hari Selasa (2/4).
Penyakit ini dapat menular melalui droplet dan kontak langsung dengan penderita, sehingga menjaga kebersihan diri dan lingkungan menjadi sangat penting.
Baca juga : Ingin Tahu Vaksin Apa Saja yang Anda Butuhkan? Ingat Saja HALO
"Penting untuk mencuci tangan secara teratur setelah berinteraksi dengan penderita atau benda yang mungkin terkontaminasi virus, serta menjaga kebersihan alat makanan dan mainan anak," tambah Edi.
Sementara itu, upaya pencegahan yang penting juga termasuk menjaga gaya hidup sehat dan asupan nutrisi yang baik.
Pada umumnya, flu Singapura tidak memerlukan terapi khusus karena gejalanya cenderung membaik dalam waktu 7–10 hari. Walaupun demikian, untuk mengurangi keluhan dan mempercepat proses penyembuhan, dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat berikut:
1. Parasetamol atau ibuprofen, digunakan untuk menurunkan demam serta mengurangi rasa sakit.
2. Krim atau salep kulit, berguna untuk mengurangi keluhan pada kulit seperti ruam, lepuh, dan rasa gatal.
3. Tablet hisap, dapat membantu meredakan nyeri tenggorokan.
Selain itu, disarankan bagi pasien untuk mengonsumsi minuman dingin seperti air es atau es krim untuk mengurangi peradangan, serta memastikan asupan air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Penting juga untuk menghindari faktor pemicu atau pantangan flu Singapura agar proses penyembuhan berjalan lebih cepat. (Z-10)
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Selain vaksin primer, yang wajib diberikan, orangtua juga bisa mempertimbangkan memberikan vaksinasi tambahan, misalnya vaksin influenza.
Di dua lokasi uji coba yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banjar, cakupan vaksin PCV1 untuk pencegahan pneumonia meningkat.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Ketika responden mengonsumsi sup, gejala flu mereka sedikit berkurang dan durasi penyakit berkurang 1,5 hingga 2 hari.
Jahe memiliki banyak manfaat kesehatan karena kandungan antioksidan, zat anti-inflamasi, dan senyawa bioaktifnya.
Penyebab terkena flu adalah virus influenza, yang terbagi menjadi tiga tipe: A, B, dan C. Hanya tipe A dan B yang dapat menyebabkan flu pada manusia.
Hujan deras dan udara lembab dapat meningkatkan risiko penyakit musiman, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), flu, dan batuk
Dengan memahami cara penularan dan gejala yang muncul, kita dapat lebih baik melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved