Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ORANG dewasa yang ingin tahu tentang vaksin apa saja perlu didapatkan demi terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, maka bisa mengingat singkatan HALO. Hal itu dikatakan Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Sukamto Koesnoe.
HALO merupakan akronim dari Health (kesehatan), Age (usia), Lifestyle (gaya hidup), dan Occupation (pekerjaan)
"H itu health, yaitu sedang hamil atau enggak. Kalau sedang hamil rekomendasi vaksinnya influenza, WHO juga menganjurkan, lalu covid-19 di musim covid-19," kata Sukamto di Jakarta, Senin (18/12).
Baca juga : Imunisasi Dengue Bisa Cegah Anak Alami Gejala Berat DBD
Khusus untuk covid-19, pada orang berusia lanjut dengan komorbid atau penyerta disarankan mendapat penguat lanjutan setiap enam bulan, lalu pada usia dewasa muda di atas 18 tahun dengan komorbid serta penyandang obesitas mendapat penguatan lanjutan tiap satu tahun.
Perempuan hamil disarankan mendapat penguat lanjutan pada waktu hamil, serta tenaga kesehatan dan petugas-petugas yang kerap berhubungan dengan pasien mendapat penguat lanjutan tiap satu tahun.
Selanjutnya, seseorang berusia di atas 19 tahun dan di bawah 45 tahun kini bisa mendapatkan vaksin dengue sebagai pencegahan terkena demam berdarah.
Baca juga : Ini Lima Tips Tekan Risiko Diabetes
Khusus untuk dewasa, vaksin-vaksin lain yang direkomendasikan antara lain vaksin pneumokokal PCV-13, yang semula diberikan mulai usia 50 tahun, kini bisa sejak usia 19 tahun demi mencegah mengalami pneumonia, lalu tetanus, difteri, dan pertusis (sejak usia 19 tahun hingga di atas 60 tahun), Human Pappiloma Virus (HPV) dan Zoster.
Kemudian vaksin yang juga direkomendasikan adalah Measles, Mumps dan Rubella (MMR), Hepatitis A dan B, Yellow Fever, Japanese Encephalitis (JE), Rabies, dan Polio.
Soal L, yakni lifestyle atau gaya hidup, Sukamto menilai lingkungan pekerjaan, gaya hidup bisa memungkinkan seseorang tertular penyakit tertentu.
Baca juga : Vaksinasi Internasional Penting Demi Cegah Penyakit Sebelum Bepergian
Dia mencontohkan orang yang naik gunung berhari-hari kemungkinan terkena luka tinggi, bisa terinfeksi kalau luka tidak dibersihkan dengan baik. Lalu apabila dia tidak punya antibodi terhadap tetanus, maka kemungkinan dapat terkena tetanus.
Demikian juga dengan orang yang sering bepergian ke luar negeri semisal Eropa atau Amerika Serikat, yang kini memasuki musim influenza dan covid-19, disarankan mendapatkan vaksin influenza dan covid-19.
"Sebelum rekomendasi keluar dari Pemerintah tentang vaksin booster itu sebelumnya direkomendasikan orang yang bepergian silahkan divaksin covid-19," tutur Sukamto.
Baca juga : Jakbar Pastikan Kelompok Berisiko Diberi Vaksin Cacar Monyet
Berikutnya O yaitu occupation atau pekerjaan. Dewasa yang bekerja sebagai dokter atau wartawan, mungkin banyak bertemu orang dapat berisiko terkena influenza, lalu bekerja di luar ruangan sehingga dapat terkena demam berdarah sehingga direkomendasikan vaksin dengue dan influenza.
"Kalau kemudian ada komorbid kembali ke H, ada asma maka disarankan vaksin influenza dan pneumonia," kata Sukamto.
Ketua Umum Pengurus Besar PABDI, Sally A. Nasution, menambahkan saat ini sudah ada panduan vaksin bagi orang-orang dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Baca juga : Program Imunisasi Nasional Rotavirus Dimulai. Ini Manfaatnya bagi Anak
Mereka yang terkena gagal jantung kronik misalnya disarankan mendapatkan vaksin influenza karena bila mereka terkena influenza maka biasanya berlangsung berat.
Hingga saat ini vaksin dikatakan telah mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa, membantu orang dari segala usia untuk hidup lebih sehat dan lebih lama. Vaksin juga memainkan peran penting untuk pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan vaksinasi dapat mencegah kurang lebih 2,5 juta kematian di dunia akibat penyakit menular setiap tahunnya, termasuk pada negara berkembang seperti Indonesia.
Baca juga : Imunisasi Kunci Memutus Rantai Penularang Penyakit Berbahaya
Imunisasi memiliki peran penting dalam memberikan proteksi terhadap penyakit tersebut dengan meningkatkan kekebalan spesifik sehingga dapat mengurangi angka kesakitan, mengurangi beratnya penyakit, perawatan di rumah sakit, komplikasi akibat penyakit, dan menurunkan angka kematian.
Imunisasi penting tidak hanya bagi anak, namun, juga orang dewasa, bahkan mereka yang telah lanjut usia.
Sebagian besar penyakit, kejadian rawat inap, angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi terjadi pada orang dewasa khususnya lansia. (Ant/Z-1)
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved