Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Flu Singapura tak Berarti Alami Flu Seusai Pergi ke Singapura

Budi Ernanto
28/3/2024 19:40
Flu Singapura tak Berarti Alami Flu Seusai Pergi ke Singapura
Tugu Merlion di Singapura.(AFP/ROSLAN RAHMAN)

DOKTER Spesialis Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Nina Dwi Putri SpA MSc menjelaskan penyakit Flu Singapura tak berarti mengidap flu setelah pergi ke Singapura.

"Orang suka bilang Flu Singapura. Tapi sebenarnya namanya hand foot and mouth disease," kata Nina dalam diskusi daring bertajuk Mengupas mitos dan fakta terkait Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) bersama Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (28/3) seperti dilansir dari Antara.

Dia mengatakan, dulu kasus flu ini banyak terjadi di Singapura. Kenapa disebut Flu Singapura? Karena dulu kasus ini banyak dari Singapura. (Namun) Nggak ada hubungannya dengan jalan-jalan ke Singapura," katanya.

Baca juga : Demam Pasien DBD Turun di Hari Ketiga tidak Berarti Sembuh

Selain itu, gejala yang ditimbulkan juga bukan flu seperti infeksi saluran pernapasan. Nina menjelaskan, seseorang yang mengalami HFMD akan memiliki gejala timbul ruam di kulit khususnya area tangan, kaki dan mulut seperti namanya, yaitu HFMD.

Untuk membedakan ruam HFMD dengan cacar dapat dilihat dari lokasi ruam tersebut. Ruam cacar biasanya dominan berada di tubuh, sedangkan ruam HFMD umumnya dominan di telapak kaki dan tangan.

Selain itu, ruam HFMD juga tak akan menimbulkan rasa gatal seperti ruam cacar. Jika dibedakan dengan ruam Demam Berdarah Dengue (DBD), ruam HFMD biasanya timbul seperti jerawat. Sementara ruam DBD hanya kemerahan dan
tidak timbul.

Baca juga : Warga Usia Dewasa Produktif Ternyata Riskan Terkena DBD

Kemudian, biasanya anak yang mengalami penyakit ini juga akan demam. Namun biasanya suhunya tak akan terlalu tinggi dan durasinya tidak terlalu lama.

Secara umum, HFMD harusnya ringan sehingga anak-anak yang mengidap penyakit tersebut biasanya bisa dirawat di rumah. "Tapi ada juga laporan kasus yang bisa jadi berat. Jarang yang berat tapi kita harus aware sebagai orang tua," katanya.

Kalau demamnya bertahan di atas 39 derajat selama lebih dari 48 jam berdasarkan panduan WHO, maka itu perlu diperiksa ke dokter.

Selanjutnya, jika anak mengalami penurunan kesadaran, kondisi tersebut juga perlu diwaspadai. "Sebab, salah satu komplikasi HFMD adalah dapat menimbulkan infeksi di kepala misalnya seperti meningitis," katanya.

Orang tua juga perlu menjaga anak agar tetap terhidrasi. "Sebab seseorang yang mengalami HFMD juga umumnya akan kehilangan nafsu makan dan minum karena sariawan yang sangat banyak," katanya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya