Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem pada masa pancaroba atau peralihan musim. Periode tersebut berlangsung pada Maret hingga April 2024.
“Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat, petir, angin kencang, angin puting beliung dan fenomena hujan es,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan resmi, Senin (26/2).
Dwikorita menyampaikan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan. Hal itu mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai mengalami peralihan musim di Maret hingga April.
Baca juga : Pancaroba
Salah satu ciri masa peralihan adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam. Itu biasanya didahului adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
"Itu terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan," terang Dwikorita.
Karakteristik hujan pada periode tersebut cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi tidak stabil, potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.
"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," imbuh Dwikorita.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
BMKG membuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang resmi beroperasi sejak 11 November 2008.
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved