Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
ANGGOTA Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Heru Muryawan mengingatkan bahwa penyakit tekanan darah tinggi tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Dia menjelaskan terdapat sejumlah faktor risiko hipertensi pada anak, mulai dari faktor keturunan hingga obesitas.
"Kalau faktor risiko pada anak itu keturunan misalnya kalau ada keluarganya sakit hipertensi, biasanya itu pada anak-anaknya atau keturunannya bisa, bisa iya bisa tidak. Tapi bisa terjadi hipertensi," kata Heru, dikutip Kamis (8/2).
Baca juga : Orangtua Berperan Menumbuhkan Minat Baca Anak
Heru mengatakan anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami kondisi serupa.
Selain itu, penyakit jantung bawaan, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi garam, lemak, serta gula berlebihan juga dapat memicu hipertensi pada anak.
Heru juga mengingatkan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi. Begitu juga dengan anak berat lahir rendah yang kemudian diberi makanan berlebihan, hal ini dapat meningkatkan risiko hipertensi pada usia dini.
Baca juga : Ini Tips Mengatasi Anak Diare di Rumah
"Jadi waspada apabila ada risiko yaitu ada obesitas, ada riwayat keluarga, ada berat lahir rendah ini harus waspada," pesan Heru.
Adapun terkait faktor penyebab, kata dia, sebanyak 97,5% hipertensi pada anak disebabkan karena penyakit ginjal. Sementara penyebab lainnya antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit syaraf, penyakit hormon, serta penyakit psikologis.
Lebih lanjut, Heru menekankan pentingnya pemantauan kesehatan anak sejak dini. Anak-anak dengan faktor risiko dianjurkan untuk melakukan pengecekan tekanan darah setiap tahun sejak usia tiga tahun.
Baca juga : Cairan Berbahaya tidak Boleh Disimpan di Botol Mineral
"Pokoknya screening di usia tiga tahun. Itu diukur kalau aman ya sudah tenang. Tapi kalau di usia tiga tahun dengan faktor risiko, itu dianjurkan setiap tahun sekali screening," kata dia.
Tidak hanya sebagai masalah kesehatan anak, hipertensi pada masa anak-anak juga dapat berdampak pada kesehatan dewasa.
Heru memperingatkan bahwa jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga dewasa.
Baca juga : Dengan Vaksinasi Covid-19 Anak, Cegah Anak Jadi Sumber Penularan
Dalam menanggulangi faktor risiko, Heru menyarankan untuk melakukan modifikasi gaya hidup, seperti menurunkan berat badan untuk anak yang mengalami obesitas, mengadopsi diet rendah lemak dan garam, serta memberikan ASI eksklusif pada bayi.
"Lalu juga asupan makanan yang mengandung kalium dan kalsium. Tapi tidak usah dipikirkan karena kalau makanan itu sudah sesuai dengan makanan yang kita makan, ada lemak, ada protein, ada sayur, ada protein hewani, ada karbohidrat itu sudah cukup. Yang terakhir olahraga teratur," pungkas Heru. (Ant/Z-1)
Baca juga : Cegah Stunting, Atasi Anemia pada Anak
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang aktif secara fisik cenderung memiliki perkembangan fisik yang kuat.
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
PHBS ini sebenarnya utamanya untuk anak-anak usia sekolah, karena biasanya mereka sudah dikasih untuk makan bekal sendiri, jadi sudah dilepas sama orangtua.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
ASUPAN protein hewani merupakan hal yang tidak boleh disepelekan dalam mendukung pertumbuhan anak. Kandungan asam amino lengkap di protein hewani tak bisa digantikan.
Berdasarkan data terbaru IDAI tahun 2024, sekitar 50 ribu bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap tahunnya, dengan 12 ribu kasus di antaranya tergolong kritis.
Intervensi dini memang menjadi fondasi utama dalam penanganan anak dengan autism spectrum disorder (ASD).
MENJELANG masa arus mudik Lebaran, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan para orangtua mengenai pentingnya antisipasi risiko kesehatan anak.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan rekomendasi kepada masyarakat yang membawa anak pergi mudik menggunakan transportasi umum.
Komponen CKG yang bervariasi cukup lengkap untuk membantu pencegahan dini penyakit tidak menular terutama pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved