Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA perlu menambah tenaga dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat. Indonesia saat ini baru memiliki 46.200 dokter spesialis untuk melayani 277 juta rakyat Indonesia. Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia, (WHO) atau World Health Organization, rasio dokter di suatu negara adalah 1 per 1.000 penduduk, sedangkan
Dengan jumlah tersebut, artinya Indonesia masih memiliki kekurangan sekitar 31.481 dokter spesialis. Di Universitas Hasanuddin sendiri, baru melantik 100 hingga 300 dokter umum, dan 350 hingga 400 dokter spesialis setiap tahunnya. Kendati demikian, menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Haerani Rasyid, jumlah tenaga dokter spesialis memang masih jauh dari cukup.
"Dengan adanya beasiswa, atau bantuan biaya pendidikan program dokter spesialis, maka ini akan membantu peserta didik yang yang ada, dan kami tentu akan menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia), dan menyiapkan fasilitas yang bisa mendukung program spesialis tersebut sesuai kebutuhan," jelas Haerani.
Baca juga : RUU Kesehatan Cari Terobosan untuk Penuhi Kebutuhan Dokter
Hal itu dilakukannya, lantaran FK Unhas sendiri, baru saja bekerja sama dengan Primaya Hospital tentang bantuan biaya program pendidikan dokter spesialis, Kamis (1/2), untuk memberi manfaat dalam pengembangan dokter spesialis di Indonesia, yang jumlahnya masih sangat kurang.
"Kerja sama ini, juga dapat membantu pemerataan dan persebaran dokter di Indonesia, khususnya pada kota-kota yang saat ini masih kekurangan dokter dan tenaga medis lainnya serta untuk pengembangan medis dan riset," ungkap Leona A Karnali, CEO Primaya Hospital Group.
Dia menegaskan, jika kerja sama dengan Unhas, selain biaya pendidikan dokter spesialis, tapi juga untuk penelitian. "Ini merupakan salah satu solusi, karena kebuthhan dokter spesialis di indonesia sangat dibutuhkan. Kami berharap bisa cepat pemenuhan dokter spesialis," tegas Leona.
Baca juga : 60 Persen Dokter Spesialis Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Karenanya, pihaknya mengu sangat antusias dengan program kerja sama dengan Universitas Hasanuddin itu. Saat ini di Primaya Hospital Group terdapat lebih dari 1.000 dokter spesialis, 230 dokter umum dan lebih dari 2.500 tenaga lainnya.
"Ke depannya para dokter-dokter yang mengikuti program ini akan kami tugaskan di seluruh 16 jaringan rumah sakit Primaya Hospital Group yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia antara lain di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi," pungkas Leona. (Z-8)
Baca juga : RUU Kesehatan Mudahkan Dokter Ambil Pendidikan Spesialis, Benarkah Demikian?
Isu kesehatan remaja ini isu krusial, bukan isu kaleng-kaleng. Penanganan kesehatan negeri ini jangan gagal fokus.
ISU perundungan (bullying) kembali menyeruak di dunia medis.
Menurut Budi, pendidikan spesialis sebenarnya tidak terjadi di ruang kuliah. Di seluruh dunia bahkan pendidikan dokter spesialis justru dilakukan di rumah sakit
Presiden Joko Widodo mendorong penambahan jumlah dokter spesialis di dalam negeri untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
RANCANGAN Undang-Undang Kesehatan menjadi cara pemerintah untuk bisa memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya dokter.
Dari 15 jenis spesialis, hanya DKI Jakarta yang melebihi target rasio.
Kezia memiliki mimpi besar menjadi seorang tenaga kesehatan handal berskala global untuk berkontribusi bagi masyarakat dan dunia kesehatan di tanah air.
Tenaga kesehatan disiagakan baik di posko yang ada di jalur arteri, jalur tol maupun jalur wisata
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan menyiagakan 424 tenaga kesehatan (nakes) dan pendukung lainnya pada Lebaran 2024.
PENGURUS PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar menilai perlu adanya regulasi yang benar-benar kuat agar kekerasan
Pemprov DKI Jakarta juga telah memahami bahwa prioritas utama vaksin adalah kepada tenaga kesehatan.
Ini merupakan rekrutmen tenaga penanggulangan covid-19 ketiga yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved