Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOKTER spesialis kesehatan jiwa RS UI Danti Filiadini mengatakan upaya menurunkan depresi post partum atau depresi pascamelahirkan bisa dimulai sejak awal kehamilan agar tidak menjadi gangguan atau masalah kejiwaan lainnya.
"Ketika hamil, ibunya penting sekali konsultasi proses kelahiran, persiapan menyusui, sehingga ibu-ibu hamil bisa terbayang nanti kira-kira proses yang akan dia jalani seperti apa," ucap Danti, dikutip Jumat (5/1)
Danti mengatakan persiapan yang matang bagi ibu yang akan melahirkan bisa menjadi cara agar menurunkan depresi meskipun banyak faktor lainnya yang bisa memengaruhi ibu melahirkan.
Baca juga: Ini Penyebab Depresi Pascamelahirkan
Dengan konsultasi, calon ibu baru akan lebih siap dan sudah mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi selama proses melahirkan dan perawatan anaknya.
Selain itu merencanakan proses melahirkan dan perawatan setelah melahirkan bersama dengan suami dan keluarga juga perlu dilakukan agar ketika sudah melahirkan lebih siap menjalani dan ada dukungan dari orang terdekat.
Setelah melahirkan, ibu baru juga perlu memperhatikan kesehatan diri sendiri dengan cara beristirahat setiap ada kesempatan dan makan makanan bergizi seimbang.
Baca juga: Ini Beda Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan
"Menyempatkan diri berolahraga, meningkatkan aktivitas fisik atau bisa ikut aerobik atau olahraga di YouTube, menceritakan perasaan yang dialami dan menyaring komentar orang sekitar," kata Danti.
Danti juga mengingatkan seorang ibu juga perlu menghargai diri sendiri atas apa yang sudah dilakukan selama proses kehamilan hingga persalinan sehingga akan merasa dirinya berharga.
Menurut dokter yang juga berpraktik di RS Eka Hospital Bekasi itu, faktor-faktor yang memengaruhi tingkat depresi ibu yang melahirkan bisa dimulai dari masa kehamilannya yang tergolong berat atau melalui proses persalinan yang darurat.
Selain itu depresi pascamelahirkan juga bisa bertambah apabila sebelum kehamilan atau melahirkan memang memiliki riwayat kondisi depresi atau kecemasan.
"Seseorang menjadi lebih mudah mengalami depresi post partum dari aspek psikologisnya apakah memang sebelum hamil atau melahirkannya itu memang punya riwayat kondisi depresi atau kecemasan, ada pramenstruasi syndrome juga sikap negatif terhadap bayinya atau ada ketidakcocokan dengan jenis kelamin bayi," katanya.
Aspek sosial juga berpengaruh pada risiko ibu melahirkan mengalami depresi karena kurangnya dukungan orang terdekat, keluarga yang jauh dan ada riwayat kekerasan dalam rumah tangga serta masalah finansial.
Riwayat merokok selama hamil, kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya aktivitas, juga dikatakan Danti, menjadi aspek penting dari segi gaya hidup dalam terjadinya depresi post partum.
Selain itu, perubahan hormon setelah melahirkan juga menjadi salah satu faktor terjadinya depresi post partum karena hormon estrogen dan progesterone yang turun drastis erat kaitannya dengan neurotrasnmiter atau zat kimia di otak yang berhubungan dengan depresi atau kecemasan.
"Beberapa penelitian juga menyebutkan estrogen memiliki fungsi antidepresan jadi ketika estrogennya turun secara drastis itu juga bisa mengakibatkan kondisi mood seseorang ikut turun juga, kalau progesteron lebih banyak dikaitkan dengan zat kimia atau neurotransmitter otak yang memengaruhi kondisi kecemasan," jelas Danti.
Untuk itu perlu ada dukungan penuh dari orang terdekat dan keluarga dalam menghadapi ibu yang mengalami depresi pasca persalinan dengan membantu merawat bayi, memastikan asupan gizi ibu, mendengar keluh kesah dan membantu ibu menghindari komentar negatif dari lingkungan sekitar. (Ant/Z-1)
Pengelolaan stres menjadi bagian penting dalam upaya menjaga kesehatan mental. Relaksasi menggunakan aromaterapi bisa menjadi salah satu cara meredakan stres.
Olahraga dengan dosis tepat dapat mengatasi stres dengan menekan kerja hormon kortisol dan adrenalin. Pada saat yang sama, olahraga dapat merangsang produksi hormon endorphin.
MENTERI Sosial, Tri Rismaharini mengatakan penting untuk melakukan kampanye bebas pasung dan menghapus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas mental/psikososial.
HARI Kesehatan Jiwa Sedunia (HKSJ) diperingati hari ini, setiap 10 Oktober. Salah satu kasus yang menjadi sorotan ahli adalah meningkatnya kasus gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Program layanan kesehatan jiwa harus konsisten ditingkatkan lewat transformasi sistem dan kebijakan yang mudah diakses dan dipahami masyarakat.
Perubahan lain yang patut diwaspadai adalah suasana hati anak atau remaja yang menjadi mudah marah atau sedih.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
“Tepung olahan dapat berkontribusi pada berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk penambahan berat badan, sindrom metabolik, diabetes dan lainnya,"
Angka kejadian depresi postpartum adalah 1-2 dari 1.000 kelahiran. Sebanyak 25% pada kelahiran bayi pertama (primipara) dan 20% pada perempuan telah melahirkan lebih dari satu kali.
Hipnoterapi adalah kondisi untuk membuat pasoen rileks dengan menembus filter dari alam sadar atau alam bawah sadar.
Ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved