Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mencegah Depresi Pascamelahirkan Bisa Dimulai Sejak Awal Kehamilan

Basuki Eka Purnama
05/1/2024 07:15
Mencegah Depresi Pascamelahirkan Bisa Dimulai Sejak Awal Kehamilan
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis kesehatan jiwa RS UI Danti Filiadini mengatakan upaya menurunkan depresi post partum atau depresi pascamelahirkan bisa dimulai sejak awal kehamilan agar tidak menjadi gangguan atau masalah kejiwaan lainnya.

"Ketika hamil, ibunya penting sekali konsultasi proses kelahiran, persiapan menyusui, sehingga ibu-ibu hamil bisa terbayang nanti kira-kira proses yang akan dia jalani seperti apa," ucap Danti, dikutip Jumat (5/1)  

Danti mengatakan persiapan yang matang bagi ibu yang akan melahirkan bisa menjadi cara agar menurunkan depresi meskipun banyak faktor lainnya yang bisa memengaruhi ibu melahirkan.

Baca juga: Ini Penyebab Depresi Pascamelahirkan

Dengan konsultasi, calon ibu baru akan lebih siap dan sudah mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi selama proses melahirkan dan perawatan anaknya. 

Selain itu merencanakan proses melahirkan dan perawatan setelah melahirkan bersama dengan suami dan keluarga juga perlu dilakukan agar ketika sudah melahirkan lebih siap menjalani dan ada dukungan dari orang terdekat.

Setelah melahirkan, ibu baru juga perlu memperhatikan kesehatan diri sendiri dengan cara beristirahat setiap ada kesempatan dan makan makanan bergizi seimbang.

Baca juga: Ini Beda Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

"Menyempatkan diri berolahraga, meningkatkan aktivitas fisik atau bisa ikut aerobik atau olahraga di YouTube, menceritakan perasaan yang dialami dan menyaring komentar orang sekitar," kata Danti.

Danti juga mengingatkan seorang ibu juga perlu menghargai diri sendiri atas apa yang sudah dilakukan selama proses kehamilan hingga persalinan sehingga akan merasa dirinya berharga.

Menurut dokter yang juga berpraktik di RS Eka Hospital Bekasi itu, faktor-faktor yang memengaruhi tingkat depresi ibu yang melahirkan bisa dimulai dari masa kehamilannya yang tergolong berat atau melalui proses persalinan yang darurat.

Selain itu depresi pascamelahirkan juga bisa bertambah apabila sebelum kehamilan atau melahirkan memang memiliki riwayat kondisi depresi atau kecemasan.

"Seseorang menjadi lebih mudah mengalami depresi post partum dari aspek psikologisnya apakah memang sebelum hamil atau melahirkannya itu memang punya riwayat kondisi depresi atau kecemasan, ada pramenstruasi syndrome juga sikap negatif terhadap bayinya atau ada ketidakcocokan dengan jenis kelamin bayi," katanya.

Aspek sosial juga berpengaruh pada risiko ibu melahirkan mengalami depresi karena kurangnya dukungan orang terdekat, keluarga yang jauh dan ada riwayat kekerasan dalam rumah tangga serta masalah finansial.

Riwayat merokok selama hamil, kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya aktivitas, juga dikatakan Danti, menjadi aspek penting dari segi gaya hidup dalam terjadinya depresi post partum.

Selain itu, perubahan hormon setelah melahirkan juga menjadi salah satu faktor terjadinya depresi post partum karena hormon estrogen dan progesterone yang turun drastis erat kaitannya dengan neurotrasnmiter atau zat kimia di otak yang berhubungan dengan depresi atau kecemasan.

"Beberapa penelitian juga menyebutkan estrogen memiliki fungsi antidepresan jadi ketika estrogennya turun secara drastis itu juga bisa mengakibatkan kondisi mood seseorang ikut turun juga, kalau progesteron lebih banyak dikaitkan dengan zat kimia atau neurotransmitter otak yang memengaruhi kondisi kecemasan," jelas Danti.

Untuk itu perlu ada dukungan penuh dari orang terdekat dan keluarga dalam menghadapi ibu yang mengalami depresi pasca persalinan dengan membantu merawat bayi, memastikan asupan gizi ibu, mendengar keluh kesah dan membantu ibu menghindari komentar negatif dari lingkungan sekitar. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya