Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Percepat Penurunan Stunting, Pemkot Pematang Siantar Jalin Kerja Sama dengan Tanoto Foundation

Media Indonesia
05/12/2023 18:07

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Pematang Siantar, Sumatra Utara menjalin kerja sama dengan organisasi filantropi independen Tanoto Foundation dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kedua pihak bertepatan dengan kegiatan Audit Kasus Stunting Semester II Kota Pematang Siantar Tahun Anggaran 2023 yang dilaksanakan pada Senin, (4/12). 

Wali Kota Pematang Siantar dr Hj Susanti Dewayani SpA menyampaikan bahwa pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama. Hal itu untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. 

Menurutnya, stunting bukan sekadar masalah perawakan tubuh yang pendek. Lebih dari itu, stunting merupakan hasil dari tidak kuatnya asupan gizi yang terjadi secara berkepanjangan dan atau penyakit infeksi yang kronis dan berulang. Sehingga dampak jangka panjangnya dapat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia. 

Baca juga: Jateng Optimistis Turunkan Angka Stunting sesuai Target

Mengingat stunting sangat berdampak pada kualitas SDM Indonesia, maka perlu ditangani secara serius oleh semua pihak baik pemerintah, mitra hingga masyarakat. Dibutuhkan penguatan deteksi dini dan intervensi yang tepat, baik intervensi spesifik maupun sensitif, secara kolaboratif dan konvergen.

“Diharapkan stunting dapat dicegah. Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua program dan sektor serta mitra dan stakeholders, sangat berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting,” ujar dr Susanti dalam sambutannya, Senin (4/12). 

Lebih lanjut, dr Susanti mengatakan bahwa semua dukungan aksi kolektif multi-pihak dapat memfasilitasi kolaborasi dan mendorong inklusivitas semua aktor terkait dalam perencanaan, pengembangan, penerapan, dan pemantauan tujuan penurunan stunting. Filantropi sebagai salah satu sektor nonpemerintah dalam pembangunan juga mempunyai andil yang besar. 

Baca juga: Stunting Tertinggi di NTB, Lombok Tengah Sasar Calon Pengantin

“Fleksibilitas yang dimiliki sektor filantropi dapat menjadi modal utama untuk membantu penurunan angka stunting hingga ke berbagai daerah. Sejumlah program upaya percepatan penurunan stunting juga dijalankan oleh anggota-anggota klaster filantropi Indonesia lainnya. Dari klaster pendidikan, ada Tanoto Foundation melalui program SIGAP maka melalui kesempatan ini akan dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota Pematang Siantar dan Tanoto Foundation dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pematang Siantar,” jelasn Susanti. 

Susanti mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation dalam upaya percepatan penurunan stunting baik di level nasional maupun di daerah. Apalagi kini Tanoto Foundation bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Pematang Siantar untuk mengejar target penurunan stunting. 

Dia menambahkan bahwa perjuangan mencegah dan menurunkan stunting tidak akan sulit selama koordinasi, komunikasi dan kerja sama yang baik dari semua pihak dapat berjalan. Susanti berharap upaya dalam pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pematang Siantar dapat terwujud, sehingga prevalensi stunting di kota tersebut dapat diturunkan.

Baca juga: Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Belum Cukup Atasi Anak Stunting

“Saya yakin bila semua intervensi dilaksanakan secara optimal, target stunting 14% tahun 2024 secara nasional dan 8,96% di tahun 2024 untuk Kota Pematang Siantar akan dapat kita capai bersama,” kata dia.

Direktur Program Pengembangan Lingkungan Pembelajaran Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati menyampaikan bahwa yayasannya ikut ambil bagian dalam upaya percepatan penurunan stunting dan upaya meningkatkan kemampuan siswa di bidang literasi dan numerasi. Hal itu merupakan upaya membangun SDM Indonesia yang unggul dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045.

“Kondisi stunting dapat membuat anak berkesempatan lebih kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, bahkan berisiko mengalami sejumlah penyakit. Hal ini akan menjadikan anak stunting tidak produktif di masa depan yang dalam jangka panjang akan menjadi beban bagi keluarga dan negara,” jelas Margaretha. 

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting secara nasional mencapai 21,6%. Angka tersebut masih tinggi dari target nasional penurunan stunting di 14% hingga 2024 nanti. 

Sementara itu, terkait kemampuan siswa, berdasarkan Asesmen Nasional 1 dari 2 anak Indonesia tidak mampu memahami bacaan dengan baik. Sedangkan 2 dari 3 anak Indonesia tidak mampu menyelesaikan soal matematika yang sederhana. Penyebabnya adalah hampir setengah guru-guru Indonesia berdasarkan Rapor Pendidikan, belum mampu menerapkan pembelajaran aktif dan inovasi di dalam pembelajaran maupun afeksi di dalamnya. 

“Sejak 2018 kita sudah bekerja sama dengan kabupaten/kota untuk memudahkan penerapan pembelajaran aktif dan kepemimpinan sekolah yang berorientasi pada upaya peningkatan kemampuan siswa,” imbuh Margaretha. 

Margaretha mengapresiasi kerja sama Tanoto Foundation dan Pemerintah Kota Pematang Siantar. Apalagi, Pemerintah Kota Pematang Siantar memiliki kekhawatiran pada dunia pendidikan dan upaya percepatan penurunan stunting melalui berbagai kebijakannya. Sehingga Tanoto Foundation merasa bersyukur bisa dipertemukan dengan pimpinan Pemerintah Kota Pematang Siantar. 

“Terus terang hal ini memotivasi kami untuk menyambut ajakan  kerja sama dari Pemerintah Kota Pematang Siantar. Kami bangga karena Pematang Siantar mejadi kota atau kabupaten pertama yang menandatangi kesepakatan bersama untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Sumatra Utara,” ungkapnya. 

Salah satu komitmen dari kerja sama kedua pihak adalah untuk belajar dan memetakan praktik-praktik baik yang telah dilakukan di Pematang Siantar. Sehingga praktik baik upaya percepatan penurunan stunting dapat dibawa dan bagikan dengan berbagai daerah yang terlibat program penurunan stunting yang saat ini bekerja sama dengan Tanoto Foundation di 40 kabupaten/kota. 

Sampai jangka waktu akhir 2024  program yang akan dilakukan bersama Pemerintah Kota Pematang Siantar melalui kemitraan ini adalah mendorong berjalannya aksi konvergensi di desa, berpartisipasi dalam rembuk stunting desa dan kecamatan, penguatan kapasitas TPK (Tim Pendamping Keluarga) dan memfasilitasi forum TPK dan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting). 

“Melalui kolaborasi ini terjadi pertukaran pengetahuan dan praktik baik sehingga tercapai tujuan kita bersama untuk menekan prevalensi stunting di Kota Pematang Siantar, sehingga bisa mencapai target pemerintah sesuai arahan Presiden Jokowi yaitu 14% di 2024. Melalui program SIGAP kami siap untuk mendukung Pemerintah Kota Pematang Siantar mewujudkan visi Indonesia Emas,” tutup Margaretha. (RO/S-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie
Berita Lainnya