Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KANKER paru termasuk dalam kategori penyakit kanker yang ganas. Indonesia menghadapi tantangan serius dengan tingginya jumlah kasus kanker paru yang semakin muda.
Saat ini, kanker paru yang menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi di negara ini. Di tingkat global, kanker paru tetap menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada pria.
Sita Laksmi Andarini, seorang ahli onkologi dan Ketua Kelompok Kerja Onkologi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebut pasien kanker paru di Indonesia cenderung didiagnosis 10 tahun lebih muda daripada di luar negeri, dengan rata-rata usia 58 tahun.
Baca juga : Perokok Diingatkan Periksa Diri untuk Deteksi Dini Kanker Paru
"Salah satu faktor penyebab utama adalah usia awal merokok yang lebih muda dibandingkan dengan di luar negeri," kata Sita dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara daring, Senin (4/12).
Menurutnya, anak-anak sekolah di bawah umur yang terpapar rokok meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan kanker paru di masa depan.
Sita juga mencatat bahwa prevalensi perokok di Indonesia tinggi, terutama pada laki-laki yang merokok di dalam rumah, sehingga asap rokok dapat mencemari lingkungan rumah, memperbesar risiko paparan pada anak-anak dan wanita.
Baca juga : YKI Dukung Pemerintah Naikan Cukai Rokok untuk Cegah Kanker
Dampak paparan asap rokok menjadi lebih jelas dengan terjadinya beberapa kasus kanker paru pada anak-anak yang belum pernah merokok. Mereka terpapar secara pasif melalui orang-orang di sekitarnya yang merupakan perokok aktif.
“Ada yang usia 9 tahun, di RS Persahabatan tercatat pernah ada pasien kanker paru berusia 11 tahun. Dia tidak merokok aktif tapi pasif terus menerus. Sedangkan yang tertua ada yang 95 tahun," ungkap Dr. Sita.
Hal yang disayangkan adalah bahwa seringkali pasien datang untuk pemeriksaan medis ketika kanker paru mereka sudah mencapai stadium lanjut, karena gejala yang sering kali tidak serius pada stadium awal.
Baca juga : Ini Tiga Kelompok yang Perlu Skrining Kanker Paru
Gejala seperti batuk, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada perlu menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining di rumah sakit, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti laki-laki berusia di atas 40 tahun, riwayat merokok, riwayat keluarga dengan kanker, dan riwayat pekerjaan di lingkungan yang dapat memicu kanker, seperti pekerja tambang atau konstruksi.
Meskipun rokok secara umum diidentifikasi sebagai faktor risiko utama penyebab kanker paru, penting untuk menyadari bahwa penggunaan rokok elektrik, seperti vape, dan paparan asap lainnya juga dapat memicu perkembangan penyakit ini. Kebiasaan seperti memasak dengan kayu bakar dan terpapar bahan kimia berbahaya juga dapat meningkatkan risiko kanker paru.
Pemahaman menyeluruh tentang faktor risiko ini menjadi kunci untuk mengurangi insiden kanker paru di Indonesia. Penyuluhan, pendidikan, dan upaya pencegahan yang lebih intensif perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari paparan asap rokok dan faktor risiko lainnya terhadap kesehatan paru-paru. (Z-4)
Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan dan kerap terdeteksi pada stadium lanjut. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebar ke organ vital.
Deteksi dini kanker paru dengan LDCT terbukti mengurangi angka kematian hingga 24%.
Pemeriksaan kanker yang termasuk dalam layanan CKG antara lain, kanker paru, usus, leher rahim, dan payudara pada orang dewasa.
Sebuah studi dari IARC menyatakan proporsi kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok semakin meningkat, dengan polusi udara sebagai salah satu faktor utama.
Diperlukan strategi yang memungkinkan deteksi dini, diagnosis yang akurat, dan pengobatan yang merata hingga ke daerah terpencil.
Meski seseorang tidak merokok atau terpapar zat berbahaya seperti polusi, komposisi genetik tertentu dapat membuatnya lebih rentan terhadap penyakit ini.
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved