Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HIMPUNAN Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) menyelenggarakan International Conference on Educational Research and Evaluation (ICERE) ke-3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Kegiatan itu mengajak akademisi, praktisi pendidikan, peneliti, mahasiswa, serta pegiat pendidikan lainnya berkumpul dalam suatu forum untuk berdiskusi dan berkontribusi dalam upaya menghadapi tantangan di dunia pendidikan.
Terutama, setelah lewatnya masa pandemi COVID yang juga beriringan dengan pengenalan serta pengimplementasian Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) bagi seluruh penyelenggara pendidikan di Indonesia.
Baca juga : Reza Rahadian Jadi Pengajar dalam Program Praktisi Mengajar di UNJ
Salah satu mata acara dalam ajang itu ialah diskusi yang menghadirkan Direktur Asesmen Pendidikan Australian Council for Educational Research (ACER) Indonesia Jarrod Hingston dan Ketua Umum HEPI Bahrul Hayat.
Jarrod menjelaskan, ACER membasiskan pengukuran pendidikannya kepada hasil riset dan bukti, untuk mampu mengindentifikasi dengan tepat apa saja capaian murid sejak awal hingga sepanjang jalan pembelajarannya.
Menurut Jarrod tingkat capaian dalam asesmen diagnostik ACER bukan dibagi ke dalam kelas ataupun umur murid, namun ke dalam suatu tingkat pencapaian keahlian yang lebih luas dan memungkinkan guru melakukan deteksi dini mengenai posisi capaian muridnya terhadap standar yang diwajibkan oleh kurikulum nasional untuk mengetahui apa saja area pembelajaran yang telah dan yang belum dikuasai oleh tiap-tiap muridnya.
Baca juga : PGPAUD FIP UPI dan Tanoto Foundation Gelar Seminar Sosialisasi MBKM
“Kami percaya amatlah penting bagi murid untuk mampu melihat progress dirinya sendiri, dalam banyak kesempatan, fokus lebih diberikan kepada defisit dan bukan kepada kesuksesan capaian pembelajaran,” ungkap Jarrod.
Menurutnya, hal itu tidak hanya berlaku di sekolah, tapi juga di lingkungan kerja dan kehidupan pada umumnya, di mana setiap orang akan ingin mengetahui bahwa dirinya mengalami kemajuan serta peningkatan.
Memberikan pemahaman kepada murid mengenai hal yang mereka perlu dalami dalam pembelajarannya adalah suatu upaya humanistik sederhana yang bisa guru dan sekolah berikan kepada murid.
Baca juga : Kemendikbudristek Gandeng 227 Perguruan Tinggi untuk Dukung Program Praktisi Mengajar
Hal itu sekaligus menjadi contoh nyata dari realisasi ide pemberdayaan murid sebagai agen untuk dirinya sendiri. Murid diharapkan untuk lebih terlibat serta mampu memberikan masukannya dalam proses pengambilan keputusan mengenai perjalanan belajarnya.
Direktur ACER Indonesia Mariam Kartikatresni menyatakan harapannya agar asesmen diagnostik yang diperkenalkan oleh ACER akan mampu berkontribusi dalam upaya kesuksesan pencapaian belajar setiap anak.
“Asesmen diagnostik kami dapat membantu guru mengidentifikasi posisi pencapaian anak agar memiliki informasi yang cukup untuk menjalankan 'differentiated learning' dalam pembelajaran,” jelas Mariam.
Baca juga : Program Merdeka Belajar Ubah Mindset Mahasiswa dan Dunia Usaha
Bahrul Hayat mengatakan kemajuan belajar akan menjadi masa depan asesmen pendidikan, serta bagaimana pendekatan ini akan memudahkan untuk mengimplementasikan anjuran melakukan pengajaran di tingkat yang sesuai (teach at the right level).
Bahrul mejelaskan asesmen yang terpusat pada murid, asesmen multi-sumber, serta asesmen multi-format sebagai beberapa pendekatan informatif yang dapat dimanfaatkan oleh guru serta pembuat kebijakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai pembelajaran di sekolah.
“Akan sangat baik jika kita berupaya untuk mengimplementasikan asesmen yang lebih berkualitas alih-alih lebih banyak secara ragam, yang akan memudahkan diri untuk menggunakan dan memahami data,” tutup Bahrul.
Baca juga : Beasiswa IISMA Berikan Pengalaman Belajar di Luar Negeri
Ketua panitia ICERE ke-3 sekaligus ketua HEPI UKD Jabodetabek dan koordinator Program Studi S3 PEP Program Pascasarjana UNJ, Awaluddin Tjala mengatakan kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi guna menjawab tantangan pendidikan 5.0 pascapandemi.
Ia erharap melalui kegiatan itu para cendikiawan, pendidik, praktisi pendidikan, peneliti, mahasiswa dan pihak yang memiliki konsentrasi terhadap isu pendidikan, dapat berkumpul dan ebrdiskusi serta dapat melakukan telaah terhadap kebijakan kurikulum merdeka belajar dan MBKM.
Awaluddin menambahkan, dalam kegiatan tersebut, artikel peserta terpilih dalam ICERE III akan diterbitkan di Jurnal Pengukuran dan Psikologi Pendidikan Indonesia (JP3I) terindeks Scopus.
Dirinya mengungkapkan bahwa hasil yang diharapkan dari konferensi ilmiah ICERE ke-3 tahun 2023 mencangkup deseminasi hasil penelitian dari berbagai negara dibidang pengukuran, evaluasi, penelitian pendidikan, dan lingkungan belajar serta publikasi ilmiah pada jurnal nasional dan prosiding internasional. (Z-5)
Mahasiswa yang terlibat program MBKM tidak hanya memperoleh keterampilan praktis tetapi juga memperluas jaringan profesional.
Wamen KPPPA Veronica Tan menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui Kurikulum Merdeka.
Pemerintah jangan gonta-ganti kurikulum pendidikan. Hal itu menyusul adanya isu akan digantinya Kurikulum Merdeka usai pergantian rezim pemerintahan.
Anggota Komisi X DPR Sofyan Tan mengingatkan pemerintah untuk mengubah kurikulum pendidikan. Hal itu menyusul adanya isu akan digantinya Merdeka Belajar.
Pemerintahan baru nanti diharapkan gerak cepat untuk berkoordinasi melakukan evaluasi dan penetapan kurikulum yang tepat dan tetap ke depannya.
Gateways Study Visit merupakan studi banding untuk melihat praktik baik dari transformasi pendidikan khususnya dalam penggunaan teknologi.
Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek digital yang berfokus pada pembangunan teknologi yang mendukung digitalisasi pengelolaan dan pelayanan
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Terdapat tiga materi penting yang dibawakan oleh para narasumber dalam workshop ini. Selain juga dilakukan praktik secara langsung mengenai teknik mixing yang efektif.
Universitas harus memastikan bahwa pembelajaran daring memenuhi standar ketat untuk kredit akademik.
Kolaborasi ini memberikan mahasiswa Universitas Bali Dwipa peluang untuk mendapatkan pengalaman langsung di Sekolah Cendekia Harapan di Bali.
emendikbud Ristek adalah terkait dengan kesenjangan atau ketidaksetaan, akses dan kualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved