Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan 227 perguruan tinggi yang tergabung di dalam Perguruan Tinggi Pelaksana (PTP) Program Praktisi Mengajar Angkatan 3. Langkah tersebut dilakukan sebagai komitmen Kemendikbudristek dalam mengawal pelaksaan Program Praktisi Mengajar di perguruan tinggi.
Melihat dinamika yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pelaku Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) terhadap sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas semakin kompleks. Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan kemudian dituntut untuk bisa terus beradaptasi dalam menghadapi tantangan DUDI saat ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan pengalaman menghadapi covid-19 mengajarkan untuk terus berkolaborasi dan bergotong royong dalam menghadapi permasalahan global.
Baca juga: Program Kimia Farma Mengajar 2023 Sambangi 52 Sekolah
“Dengan semangat gotong royong ini, Kemendikbudristek mengajak para pemangku kepentingan untuk terlibat dalam sistem pendidikan nasional dan berbagi pengetahuan serta pengalamannya,” ujar Kiki, Jumat (20/10).
Ia mengatakan semangat gotong royong sangat penting dalam membangun sistem pendidikan. Itu harus diimplementasikan dalam pelaksanaan Program Praktisi Mengajar yang mengajak praktisi dari berbagai bidang keahlian untuk bahu-membahu bersama dosen dalam menghadirkan pembelajaran inovatif dan juga relevan dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Reza Rahadian Jadi Pengajar dalam Program Praktisi Mengajar di UNJ
“Kami melihat bahwa praktisi yang hadir di kelas bukan hanya dapat berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, namun juga bisa memberikan inspirasi, cita-cita dan perspektif baru di kalangan akademisi, khususnya kepada mahasiswa,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhammad Fajar Subkhan mengatakan hal serupa. Menurutnya, cita-cita transformasi pendidikan tinggi di Indonesia haruslah melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Kami meyakini, bahwa langkah besar transformasi pendidikan tinggi di Indonesia memerlukan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, terutama dari para praktisi yang memiliki segudang pengalaman di dunia kerja,” tutur Fajar.
Ia memaparkan relevansi pembelajaran di Kampus Merdeka, terutama Program Praktisi Mengajar, dengan dunia industri juga terlihat dalam pengembangan kurikulum yang lebih dinamis. Melalui program ini, Kemendikbudristek juga berusaha untuk mengintegrasikan pembaruan kurikulum secara lebih cepat, menjaga agar program-program pendidikan tetap relevan dengan perkembangan terbaru di industri.
Dengan dampak yang sudah berhasil dicatatkan, pelaksanaan Program Praktisi Mengajar di tiap angkatan selalu mengalami peningkatan kepesertaan, baik dari praktisi maupun dari perguruan tinggi. Pada pelaksanaan angkatan ketiga ini contohnya, sebanyak 19.329 praktisi yang terverifikasi mendaftar.
Sementara itu, 391 perguruan tinggi akademik maupun vokasi juga mengajukan Rencana Kelas Kolaborasi (RKK) untuk bergabung di Program Praktisi Mengajar.
“Animo yang tinggi ini, kami yakini menjadi bukti bahwa melalui Program Praktisi Mengajar, sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan DUDI semakin kuat sehingga kita bisa sama-sama menyamakan visi menatap pendidikan tinggi Indonesia yang lebih baik serta terkini dengan perkembangan di dunia kerja,” kata Kepala Program Praktisi Mengajar Gamaliel Alexander Waney.
Program Praktisi Mengajar Angkatan 3 saat ini telah menyelenggarakan 6.924 kelas kolaborasi, 4.776 mata kuliah yang melibatkan 3.938 dosen pengampu serta 5.351 praktisi profesional di 227 perguruan tinggi.
Acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif yang mengundang perwakilan dari dosen pengampu, praktisi, dan juga mahasiswa untuk berbagi pengalaman baik serta manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan Program Praktisi Mengajar. (Z-11)
Program MSIB merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang,
Secara teknis ini detailnya kita sedang pengembangan, tapi sudah pasti ini akan dilaksanakan melalui komputer.
Tujuan: 1. Pendekatan yang dilakukan agar siswa dan mahasiswa dapat memilih pelajaran yang diminati. 2. Tindak lanjut untuk perbaikan Kurikulum 2013.
PEMKOT Depok menerapkan merdeka belajar untuk penyempurnaan kualitas pendidikan bagi peserta didik jenjang SMP sederajat.
Kepala Sekolah SD 01 Tanjung Barat Pagi Durun Khumaeroh menjelaskan, hari-hari pertama MPLS diisi dengan pengenalan peserta didik baru dengan semua warga sekolah
Sejumlah kalangan tidak mempersoalkan rencana peniadaan ujian nasional mulai 2021 sejauh standardisasi baru yang akan ditetapkan dapat dijelaskan secara konkret dalam bentuk program.
Selain memberikan akses pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi memiliki peranan untuk membawa angin perubahan di dalam masyarakat yang tentunya melalui karya
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
Kawasan Metropolitan Rebana adalah wilayah tujuh kota/kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon.
UPI meraih peringkat 5 tertinggi dari 21 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dalam kategori Liga PTN Badan Hukum.
Banyak kampus terbaik berdiri di Jawa Barat. Kami berharap mereka memberi kontribusi dalam pembangunan di daerah tempatnya berada
INDONESIA memiliki potensi produk invensi dan inovasi yang sangat besar. Namun sayangnya, banyak diantaranya hanya berujung pada purwa rupa dan jurnal ilmiah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved