Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut penyakit Tuberkulosis (Tb) dapat menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting.
"Tb dan juga penyakit-penyakit yang menular masih mewarnai (kehidupan anak-anak kita), hingga membuat tergerusnya status nutrisi dan penyebab stunting," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo seperti dilansir dari Antara, Selasa (10/10).
Hasto menyoroti pemicu Tb yang menyebabkan anak-anak terkena stunting adalah rumah yang tidak layak huni.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BKKBN, jumlah anak usia dini di Indonesia yang tinggal di rumah tidak layak huni ada sebanyak 57,91 persen. Ciri rumah tidak layak huni, yakni atap terbuat dari asbes, jendela rumah tidak lebih dari 10 persen luas bangunan rumah dan lantai yang tidak dikeramik.
Baca juga: Natuna Kampanyekan Bumil Sehat Cegah Stunting
Atap yang terbuat dari asbes lebih rentan rontok dari seng, sehingga serpihan kecil bisa terhirup masuk ke saluran nafas anggota keluarga.
Penyebab lain anak terkena stunting adalah tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan yang mengandung protein hewani, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hasto menyoroti pada masa kini, seharusnya orang tua dapat mempelajari varian makanan bagi anak-anak
Baca juga: Jumlah Kasus Tb di Kabupaten Bandung Meningkat
"Hari ini variasi makanan anak-anak Indonesia di kota masih lebih bagus daripada di daerah. Hari ini juga ASI eksklusif masih berat untuk mencapai 70 persen, oleh karena itu kita meminta dukungan dari rekan-rekan semua supaya ASI eksklusif bisa mencapai 70 persen," ujar dia.
Hasto menyatakan saat ini pemerintah sedang berupaya menangani permasalahan stunting dengan memberikan intervensi baik secara spesifik maupun sensitif. Dengan demikian, angka prevalensi stunting berdasarkan data SSGI 2022 masih 21,6 persen.
Ia berharap setiap pihak tetap menjaga sinergi dan kolaborasi, sehingga angka prevalensi bisa turun secara signifikan sekitar 3,8 persen pada tahun ini.
"Mudah mudahan hasil SSGI 2023 akhir tahun ini mencapai 18 persen atau 17,8 persen. Untuk balita 21,6 persen, tetapi untuk baduta (bayi usia bawah dua tahun) yaitu 17,9 persen sehingga ada harapan. Semua yang masih di atas 10 persen masih punya tugas untuk kita supaya bisa menurunkan stunting dengan sebaik baiknya," kata Hasto. (Z-6)
Psikosomatis bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata.
Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Kesehatan generasi muda adalah dasar utama untuk kemajuan Jakarta.
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Monk fruit adalah pemanis alami bebas kalori yang cocok untuk penderita diabetes dan diet rendah gula. Simak manfaatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan solusi manis sehat.
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved