Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DIKTER Spesialis Pulmonologi atau Paru-Paru Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dr Dewi Puspitorini menjelaskan bahaya polutan atau polusi yang masuk ke dalam tubuh.
Ia mencontohkan asap rokok yang mengandung 4 ribu macam zat yang tidak boleh masuk ke dalam tubuh. Asap masuk melalui pernapasan kemudian menuju pita suara, kerongongan, trakea, masuk ke bronkus bagian kanan hingga menyebar ke sebelah kiri yakni paru-paru.
Partikel debu/polusi yang lebih kecil dengan diameter 0,003-5 ?m (mikrometer) akan mengendap di daerah trakeobronkial dan alveolar. Kemudian terjadi sedimentasi atau kecepatan udara sudah cukup melambat sehingga partikel-partikel tersebut menetap.
Baca juga : Pencemaran Udara Bahayakan Kesehatan terutama Bagian Pernapasan
"Kalau sudah masuk ke dalam terjadi pelambatan. Ketika udara sampai ke alveolar, kecepatannya semakin melambat. Partikulat yang sampai sejauh ini ke paru biasanya berukuran 0,5 ?m atau lebih kecil," kata Dewi dalam wabinar ILUNI UI, Sabtu (23/9).
Penyakit pernapasan akibat polusi udara antara lain ISPA, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), kanker paru, gangguan mata, penyakit jantung hingga stroke.
Baca juga : Pemkot Tangerang Kolaborasi dengan Clean Air Asia untuk Ciptakan Udara Bersih
"Untuk PPOK umumnya terjadi karena polutan dan asap rokok, asap rokok dia mengandung 4 ribu macam zat seperti nikotin termasuk untuk pemebersih lantai bahannya ada di asap rokok. Kanker paru sering terjadi pada orang yang sering terpapar polutan," ujar dia.
Kanker paru penyebab menjadi penyebab kematian utama di dunia. Penelitian berbasis rumah sakit dari 100 rumah sakit di Jakarta kasus terbanyak pada laki-laki. Penyebab kematian utama pada laki-laki dan perempuan sering dihubungkan dengan merokok.
Dewi memaparkan tips menghindari polusi luar ruangan antara lain membatasi beraktifitas di luar pada waktu sibuk. Membatasi menghabiskan waktu di area padat seperti area trafic light (banyak kendaraan bermotor berhenti).
"Jika melakukan aktivitas di luar rumah, usahakan di area yang sedikit polusi, namun tetap menggunakan masker atau nasal spray bila terjadi sesuatu. Kemudian membatasi penggunaan mobil di hari yang tingkat polusinya tinggi," ungkapnya.
Di sekitar rumah diharapkan jangan membakar sampah yang dapat mengakibatkan kesehatan terganggu dan terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti konsumsi makanan bergizi, istirahat dengan cukup, cuci tangan, dan tidak merokok.
"Apabila berkendara dengan mobil, sebaiknya tutup semua jendela dan nyalakan AC dengan mode recirculate. Jangan menyalakan sumber api dalam ruangan hingga letakkan tanaman atau peralatan air purifier (pembersih udara) untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan," pungkasnya. (Z-5)
Kabut asap akibat karhutla mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.
Even pacu jalur merupakan lomba pacu sampan di Kabupaten Kuansing yang dilaksanakan sejak Mei 2025.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Sebuah penerbangan Swiss International Air Lines dari Bucharest ke Zurich terpaksa melakukan pendaratan darurat di Graz, Austria, pada Senin akibat masalah mesin dan asap di dalam pesawat.
Tahukah kalian bagaimana komunikasi dilakukan manusia sebelum ada ponsel? Berikut penjelasannya.
Sebuah satelit NASA menangkap gambar fenomena atmosfer langka di atas Gletser Pine Island di Antartika, yang tampak seperti gletser yang "berasap."
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved