Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TERDAPAT berbagai jenis pencemaran udara yang bisa membahayakan kesehatan terutama bagian pernapasan. Risiko pencemaran udara karena ada bahan-bahan polusi yang dikandung oleh udara. Ini bisa terjadi karena dua hal, yaitu proses alami yang tidak bisa dihindari dan sifat manusia yang akhirnya membuat rona lingkungan berubah. Ini ditambah lagi dengan pembangunan aspek bisnis yang menyebabkan peningkatan mobilitas manusia sangat tinggi.
Itu disampaikan akademisi dari Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan Dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Bambang Wispriyono dalam webinar ILUNI, Sabtu (23/9). "Tidak ada adaptasi dan mitigasi yang semakin berbahaya. Pemerintah berperan aktif memainkan peran kunci dalam mengendalikan proses-proses berpotensi hazard di lingkungan," kata Bambang.
Sumber emisi bisa berasal dari alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung berapi, hingga badai debu. Sumber emisi juga bisa berasal dari antropogenik seperti transportasi, industri, produk energi, pertanian/peternakan, bahan bakar fosil atau biomas, dan kebocoran gas.
Baca juga: Penelitian Menemukan Perubahan pada Organ Terkait Long Covid
Ukuran debu yang harus diwaspadai ialah particulate matter (PM) di bawah 10 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil 2,5 µm (mikrometer) atau yang sering disebut PM 2.5. Ukuran ini bisa masuk ke saluran pernapasan. Bentuk polusi udara bisa berupa gas yang terdiri dari So2, NO2, ozon, dan lainnya; kemudian gas seperti PB, Cd, Hg; PAH & solvent seperti benzena, toluen, xylene, formaldehid, dan sebagainya. "PAH dan solvent merupakan bahan-bahan karena aktivitas industri dan bahan bakar transportasi yang digunakan menjadi residu keluar ke udara seperti benzen atau toluen," tuturnya.
Sekitar 4 juta orang meninggal pada 2019 akibat paparan polusi udara luar ruangan partikular halus dengan tingkat kematian tertinggi yang terjadi di Asia Timur dan Eropa Tengah. Presentasi kematian dari setiap penyakit akibat udara luar ruangan antara lain stroke 13%, penyakit jantung iskemik 12%, penyakit paru obstruktif kronis 12%, trakea bronkus dan kanker paru-paru 11%, diabetes tipe 2 11%, infeksi saluran pernapasan sebagian bawah 9%, dan gangguan neonatus 5%. "Kemudian orang yang berisiko juga dalam artian karena kondisinya seperti ibu hamil, anak-anak balita, atau sedang dalam masa pertumbuhan kemudian orang-orang tua saat metabolismenya sudah mulai mengalami penurunan juga orang-orang dewasa yang punya riwayat penyakit," ujar dia.
Baca juga: 74% Wilayah Indonesia Masih Alami Musim Kemarau Hingga Pertengahan September
Dengan kondisi tersebut perlunya pembenahan pengaturan dan penurunan polusi udara polusi udara. Pengendalian emisi dan pengurangan risiko bisa melalui regulasi atau kebijakan, teknologi, sosialisasi, alat.
"Kemudian bisa juga dengan upaya preventif promotif dan kuratif dengan tatalaksana PHBS. Perilaku hidup bersih dan sehat bukan hanya mencuci tangan tetapi juga dengan memakai masker, bahan alam, suplemen, kemudian olahraga dengan kualitas udara yang baik," pungkasnya. (Z-2)
Mengatasi batuk tidak selalu memerlukan obat-obatan kimia. Beberapa bahan alami terbukti efektif untuk meredakan batuk.
ANGKA penderita infeksi saluran nafas akut (ISPA) di Kota Depok, Jawa Barat, meningkat signifikan. Peningkatannya mencapai angka 200%.
Angka pengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jakarta meningkat hingga 31% sejak Juni 2023.
Pria berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur telah dikonfirmasi sebagai kasus manusia pertama yang terinfeksi jenis flu burung H10N3.
Polusi partikel halus menyebabkan kematian lebih dari 250.000 orang di Uni Eropa pada 2021. Ini menurut laporan Badan Lingkungan Eropa (EEA) yang diterbitkan Jumat (24/11).
PARU-PARU adalah salah satu organ vital dalam tubuh karena paru-paru memiliki peran yang begitu besar untuk menunjang kehidupan.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved