Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA UKK tumbuh kembang pediatri sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Ahmad Suryawan mengatakan faktor terbesar anak terlambat bicara adalah stimulasi yang kurang dari pola pengasuhan.
"Kalau kita persentasekan, 95% lebih karena gangguan input stimulasi sehari-hari untuk anak yang terlambat bicara, sisanya 5% antara gangguan pendengarannya dan gangguan di otaknya," ucap dokter yang kerap disapa Wawan itu, dikutip Jumat (8/9).
Wawan mengatakan, berdasarkan pengalamannya, secara umum, ada tiga poin yang memengaruhi anak terlambat bicara, pertama ada kerusakan otak yang menyangkut daripada proses aktivitas kelistrikan bicara otak anak, kedua gangguan pendengaran, ketiga disfungsi input stimulasi sehari-hari.
Baca juga: Peneliti Kembangkan Alat Deteksi Autisme lewat Pemeriksaan Mata Anak
Namun, gangguan pendengaran dan gangguan otak hanya memegang peranan yang kecil sebesar 5%. Orangtua yang mengeluhkan keterbatasan kemampuan bicara anak pada usia 2 tahun, diartikan Wawan ada faktor stimulasi yang kurang selama lebih dari satu tahun ke belakang.
Wawan mengatakan faktor kurangnya stimulasi juga diakibatkan karena anak terlanjur kecanduan gawai yang menyebabkan waktu layar yang meningkat.
Baiknya, orangtua menerapkan metode time out untuk menurunkan waktu layar dan imbangi dengan aktivitas di rumah yang melibatkan interaksi.
Baca juga: Orangtua Dipastikan Berperan Mencegah Anak Jadi LGBT
"Imbangi kegiatan di rumah, itu sangat harus responsif, ajak interaktif dengan ada permainan fisik seperti berlari, melompat, atau nonfisik seperti menggunting, menempel, atau bermain air," katanya.
Selain itu, Ketua Divisi Tumbuh Kembang Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya itu mengatakan keterbatasan kemampuan bicara anak juga bisa disebabkan oleh banyaknya paparan bahasa lain selain bahasa baku atau bahasa ibu yang digunakan sehari-hari.
Ia mengatakan, baiknya jika anak belum fasih berbicara bahasa baku yang dipakai sehari-hari, jangan dulu dikenalkan bahasa kedua yang jarang diucapkan di sekitar lingkungannya agar anak tidak kesulitan menyerap bahasa.
"Sebaliknya, kalau di rumah itu bahasa keduanya dimasukkan setelah bahasa baku dimengerti, anak itu akan kaya bahasa," kata Wawan.
Ia menganjurkan para orangtua jangan menggunakan dua bahasa atau bilingual pada anak yang terindikasi terlambat bicara. Tetap gunakan bahasa baku terlebih dahulu untuk memperkaya kosa kata anak. Jika sudah fasih, bahasa kedua bisa mulai diterapkan secara perlahan agar anak tidak terbebani dengan banyak bahasa. (Ant/Z-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Kemampuan bicara anak bisa diasah dengan stimulasi menggunakan kata-kata sederhana setiap hari agar anak terbiasa mendengar dan belajar berbicara.
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak usia dini dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa.
Gangguan pendengaran pada anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya tidak disadari oleh orangtua.
TERLAMBATNYA anak bicara atau speech delay bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah kesalahan yang secara tidak sadar dilakukan oleh orangtua, keluarga, atau pengasuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved