Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETERLAMBATAN bicara pada anak menjadi fokus utama dalam seminar online yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Aplikasi Zoom, Selasa (15/10) siang. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orangtua, tentang pentingnya deteksi dini dan penanganan masalah perkembangan bicara pada anak.
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mempresentasikan secara virtual mengenai topik "Mengenali Keterlambatan Bicara atau Speech Delay pada Anak" ini secara mendalam. Seminar yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 14.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidang kesehatan anak.
Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso menekankan pentingnya pemahaman orangtua terhadap perkembangan bicara anak.
"Orangtua perlu waspada akan perkembangan bicara anak mereka dan mengetahui perkembangan bicara anak. Dengan pemahaman ini, jika ada kasus keterlambatan atau gangguan bicara speech delay, akan didiagnosis sedini mungkin," ujarnyasaat seminar yang diselenggarakan IDAI itu.
Fitri Hartanto dari Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial IDAI memberikan penjelasan mendalam tentang gejala dini keterlambatan bicara pada anak.
Ia menyampaikan bahwa beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain anak yang belum bisa mengucapkan kata-kata sederhana pada usia yang seharusnya, kesulitan memahami instruksi sederhana, atau kurangnya respons terhadap suara dan panggilan.
Seminar yang dimoderatori Muhammad Heru Muryawan itu juga membahas tentang faktor lingkungan dan teknologi dalam perkembangan bicara anak.
Piprim memperingatkan penggunaan gadget yang berlebihan pada anak usia dini dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa. Orangtua harus bijak dalam membatasi screen time dan mengutamakan interaksi langsung dengan anak.
Fitri menekankan pentingnya deteksi dan intervensi dini dalam kasus keterlambatan bicara.
"Semakin cepat kita mengenali dan menangani keterlambatan bicara, semakin baik hasilnya. Intervensi dini dapat mencegah masalah yang lebih kompleks di kemudian hari, seperti kesulitan belajar atau masalah sosialisasi," jelasnya
Kedua narasumber sepakat bahwa peran orangtua sangat penting dalam stimulasi perkembangan bicara anak.
Fitri menyarankan interaksi aktif antara orangtua dan anak, seperti membacakan buku, bernyanyi bersama, dan percakapan sehari-hari, sangat penting untuk mendukung perkembangan bahasa anak.
Fitri juga memberitahukan bahwa anak dalam kandungan pun sudah bisa mulai diajak komunikasi dan berbicara dengan orangtuanya.
Seminar ditutup dengan pesan penting dari kedua narasumber. Fitri menekankan, untuk jangan ragu berkonsultasi dengan dokter anak jika merasa ada yang tidak biasa dalam perkembangan bicara anak saat dalam masa pertumbuhan. Deteksi dan penanganan dini adalah kunci kesuksesan tumbuh kembang anak.
Piprim mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perkembangan bicara anak.
“Mari terus edukasi masyarakat tentang pentingnya memantau dan menstimulasi perkembangan bicara anak. Dengan pengetahuan dan tindakan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak Indonesia tumbuh optimal dan mencapai potensi terbaik,” tutupnya. (Z-1)
Kekurangan stimulasi yang menyebabkan speech delay terjadi karena pola asuh anak yang permisif, misalnya menuruti kemauan anak tanpa penggunaan bahasa.
Gangguan pendengaran pada anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya tidak disadari oleh orangtua.
TERLAMBATNYA anak bicara atau speech delay bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah kesalahan yang secara tidak sadar dilakukan oleh orangtua, keluarga, atau pengasuh.
Kemampuan bicara anak bisa diasah dengan stimulasi menggunakan kata-kata sederhana setiap hari agar anak terbiasa mendengar dan belajar berbicara.
"Kalau kita persentasekan, 95% lebih karena gangguan input stimulasi sehari-hari untuk anak yang terlambat bicara, sisanya 5% antara gangguan pendengarannya dan gangguan di otaknya."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved