Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOKTER spesialis kesehatan jiwa dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Adhi Wibowo Nurhidayat mengatakan berdiskusi dengan psikiater atau psikolog klinis untuk mendapat psikoterapi bisa menjadi cara mengatasi kecanduan berjudi.
"Bisa diberikan psikoterapi. Jadi, datang ke psikiater atau psikolog klinis. Diskusi tentang hal-hal yang bisa diupayakan agar tidak berjudi," ujar Adhi dalam webinar yang digelar RS Medistra bertema Gangguan Jiwa Sebagai Dampak Kecanduan Judi Online (Slots), Kamis (7/9).
Adhi, yang menempuh pendidikan spesialis kesehatan jiwa di Universitas Indonesia itu, menuturkan psikiater bisa membantu mengubah pola pikir penjudi sehingga bisa berpikir lebih jernih dan mengambil keputusan dengan tepat serta berhenti berjudi.
Baca juga : RSUD Tamansari Buka Konsultasi Psikolog bagi Caleg Gagal, Sudah 40 Orang Mendaftar
Selain itu, terapi lain yang bisa diupayakan yakni terapi pasangan dan keluarga mengingat pasangan dan keluarga menjadi pihak-pihak terdampak. Dia menuturkan pasangan pasien penjudi kadang-kadang terguncang.
Dalam suatu kasus, dia menemukan seorang istri yang mengalami ketakutan luar biasa karena rumahnya hampir setiap hari didatangi agen penagih utang.
Dalam sesi terapi pasangan, pasangan pasien bisa diajak berdiskusi terkait cara agar pasangannya tidak terpengaruh atau berjudi lagi.
Baca juga : Viral Korban KDRT Depok Putri Balqis Alami Trauma, Polisi Siapkan Psikiater
Namun, Adhi mengakui tantangan ini besar sekali salah satunya mengingat saat ini mudahnya orang berjudi bahkan bermodalkan gawai dan internet.
"Semuanya bermuara pada individu itu mau berubah atau tidak, memikirkan dampaknya pada keluarga," kata Adhi.
Pada kasus tertentu, penjudi bisa datang berkonsultasi dengan masalah berat seperti halusinasi, paranoid, depresi berat sehingga para psikiater akan memberikan obat sesuai dengan gejala klinisnya seperti antidepresan, antipsikotik, atau lainnya.
Baca juga : Ini Cara Tangani Caleg Gagal di Pemilu supaya tidak Kena Gangguan Jiwa
Dampak negatif judi
Adhi mengatakan judi berdampak negatif tidak hanya saat ini pada si penjudi tetapi juga pada generasi setelahnya termasuk anak dan cucu.
Dampak ini bisa secara finansial misalnya. Studi menunjukkan satu dari lima penjudi mengalami masalah finansial, jatuh miskin dan tidak punya uang sama sekali.
Kemudian penjudi juga mengalami masalah relasi, masalah psikologis yakni depresi, gangguan tidur, bunuh diri, lalu masalah fisik karena tidak peduli dengan kesehatannya, tidak tidur dan tidak makan teratur.
Baca juga : Psikolog: Tawuran Remaja Jadi Fenomena Rutin dengan Alasan yang Sama
"Masalah kriminal juga sering bersamaan dengan kebiasaan judi, karena uang habis mengambil milik orang lain, kemudian karier yang hancur," kata Adhi yang pernah menangani pasien penjudi yang kehilangan hingga Rp5 miliar itu.
Dia lalu menyarankan orang-orang memperkuat ketahanan mental, kemampuan menyaring hal-hal yang baik dan buruk, berteman dengan dengan orang-orang yang membawa aura kebaikan itu memengaruhi mental seseorang sebagai upaya mencegah melakukan judi.
"Kemudian, menjauhi hal-hal buruk. Misalnya tidak perlu mengunduh game berbau perjudian, trading-trading yang ada unsur perjudiannya, dibutuhkan kebijakan kita dan kemampuan belajar," kata dia.
Baca juga : Aromaterapi Rernyata Bisa Membantu Kelola Stres
Judi, sama halnya dengan narkoba memungkinkan orang-orang yang terkena mengalami kecanduan atau adiksi. Kecanduan merupakan penyakit pada organ otak dan sifatnya kronik atau menahun serta bisa kumat.
"Bagian otak bertanggung jawab pada fungsi tertentu, ada reward system, memori, movement untuk koordinasi dan pada adiksi itu sebagian terganggu," jelas Adhi.
Pada kasus penjudi, dia bisa bertobat tapi lantas bermain judi lagi. Selain itu, ada pengurangan kemampuan menghambat keinginan berjudi dan disfungsi dalam pembuatan keputusan.
Baca juga : Eks Bupati Tapteng Samtai Tanggapi Video Viralnya Disebut Main Judi di Malaysia
Pada sejumlah kasus, penjudi sampai tidak tidur berhari-hari karena ingin sekali menang, lalu gelisah luar biasa apabila berhenti berjudi. (Ant/Z-1)
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Penting untuk mencari tahu soal kesaksian atau testimoni para pelanggan yang lebih dulu memakai jasa, dan juga melakukan wawancara dengan pihak daycare tersebut.
Skrining akan adanya faktor risiko di atas dilakukan minimal setahun sekali. Skrining dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu.
Pendidikan seksual, sudah bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin.
Teknik distraksi diklaim bisa digunakan seseorang untuk mengontrol emosinya agar tidak menimbulkan bahaya bagi dirinya maupun orang lain.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi kognitif yang bisa mendadak jadi kekanakan.
Faktor yang memengaruhi kesehatan mental antara lain genetik, pengalaman traumatis, stres, tekanan hidup, isolasi sosial, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, dan sebagainya.
POLDA Metro Jaya akan melibatkan psikiater dan psikolog menangani trauma yang dialami korban sekaligus tersangka kasus KDRT di Depok, Jawa Barat, Putri Balqis.
TERSANGKA kasus produksi film porno, Francisca Candra Novitasari atau Siskaeee, telah selesai menjalani pemeriksaan kejiwaan di Biddokkes Polda Metro Jaya pada Kamis (1/2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved