Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KESEHATAN mental menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Spesialis kedokteran jiwa/psikiatri dr. Hesty Novitasari, SpKJ menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental seseorang yang mempengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak.
“Apabila semua kesatuan itu terganggu, maka kehidupan itu akan menjadi tidak seimbang,” ungkapnya dalam Seminar Edukasi Kesehatan Awam Tiap Bulan (Sehati) dengan topik Tips Mengatasi Stres untuk Kesehatan Mental Yang Lebih Baik yang dilaksanakan secara daring, Sabtu (14/9).
Hesty menyebut faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental antara lain genetik, pengalaman traumatis, stres, tekanan hidup, isolasi sosial, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, dan sebagainya.
Baca juga : Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Kemudian terdapat sejumlah gangguan kecemasan umum yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya kecemasan berlebihan yang mengganggu aspek kehidupan, hingga kewaspadaan berlebihan seperti mudah terkejut, mudah tersinggung, dan sulit tidur.
Untuk itu, dr. Hesty Novitasari memberikan sejumlah tips upaya untuk meningkatkan kesehatan mental.
Mengatur pola hidup sehat
Baca juga : Jangan Biarkan Stres Menghancurkan Hidup Anda
Hal itu bisa dilakukan dengan cara latihan fisik (exercise), menerapkan pola makan yang baik, dan istirahat yang cukup.
Menjaga hubungan sosial
Caranya bisa dengan selalu mengajak keluarga atau melibatkan teman dalam kehidupan sehari-hari. “Kalau memang tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung, kita bisa pertahankan komunikasi melalui telepon, video call, dan lain-lain,” kata dr. Hesty.
Baca juga : Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental Menjadi Bahaya Laten
Menghargai diri sendiri
Menghargai diri sendiri bisa dilakukan dengan self-reward atau apresiasi diri. Misalnya dengan membeli barang-barang yang kita butuhkan. Untuk mengelola stress, kata dr. Hesty, itu perlu dilakukan.
Tetapkan tujuan yang realistis
Baca juga : Yuk Nikmati Mindfulness, Menikmati Setiap Momen Hidup
Tujuan yang realistis dinilai akan meningkatkan motivasi diri dan akhirnya membuat kita melakukan perubahan yang lebih baik.
Berpikir positif
Dalam hal ini, pola pikir atau mindset harus diarahkan pada hal-hal yang berhubungan dengan afirmasi positif. “Seperti, ‘Aku harus bisa melakukan sesuatu.’ Kalau misalnya Anda bekerja di luar pulau atau luar negeri, setidaknya kita harus punya tujuan supaya bisa bahagia. Itu supaya ada rasa tentram untuk mindset kita,” kata dr. Hesty.
Membatasi gadget dan medsos
Di era sekarang banyak sekali masyarakat yang kecanduan gawai. Namun ketika mengalami kondisi cemas, dr. Hesty menyarankan agar jangan sering-sering mengecek handphone karena itu akan semakin menambah kecemasan pada diri kita.
Meminta bantuan, terutama tenaga profesional
Jangan segan untuk meminta bantuan ke tenaga profesional. Pasalnya kita tidak bisa hanya mengandalkan curhat ke orang-orang terdekat. Apalagi jika yang diajak curhat malah menyalahkan kondisi kita.
Membantu orang lain
Contohnya bisa dengan mengikuti kegiatan sukarela atau amal. “Itu akan membuat hidup kita menjadi lebih tenang dan lebih bermanfaat untuk orang lain,” kata dr. Hesty.
Tertawa
Tertawa akan melepaskan hormon endorphin yang membuat tubuh lebih nyaman, rileks, dan tenang.
Hesty mengingatkan bahwa peran dukungan sosial sangat penting dalam meningkatkan kesehatan mental. Memiliki support system yang kuat dapat memberikan dorongan, harapan, dan rasa pemberdayaan, bahkan dapat membantu mencegah atau mengurangi efek penyakit mental. (H-2)
WHO menyatakan bahwa stres merupakan respons alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami stres.
Menyesuaikan jenis olahraga dengan kepribadian dapat meningkatkan kebugaran dan menurunkan stres.
Faktor risiko cacar api yang paling sering mencetuskan terutama pada dewasa muda itu adalah stres, saat resikonya akan meningkat sekitar 47 persen.
Kondisi macet tidak boleh dipandang sebelah mata karena berbagai studi menunjukkan, kemacetan dan waktu tempuh perjalanan berpengaruh pada tingkat stress, kesehatan dan mental.
Stres menyebabkan penggunaan glikogen otot secara berlebihan. Jika kadar glikogen menurun, pembentukan asam laktat akan terganggu.
Sebanyak 285.380 peserta dinyatakan lolos dari 860.976 pendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved